MUDIK ASIK

Mudik Asik
Oleh: Budi Susilo

Mudik asik, ramai-ramai meninggalkan sementara daerah rantauan untuk kunjungi kampung halaman. Rasa dag dig dug, sebentar lagi bedug mau bunyi meledug. Dendangkan takbir hari raya Idul Fitri yang berkumandang kencang.

Detik-detik menanti lebaran Idul Fitri juga tampak mengental di daerah Provinsi Gorontalo. Menyambut puncak penutup puasa Ramadan, masyarakat di Gorontalo menggelar Tumbilotohe, pasang lampu api seminggu sebelum lebaran.

Kalau di dunia, 10 hari terakhir puasa Ramadan itu momen dimana manusia akan dijauhkan dari siksa api neraka, tetapi jika di Gorontalo, 10 hari terakhir jelang lebaran, warga sangat dekat dengan terangnya api Tumbilotohe.

Kereta api satu di antara alat transportasi untuk mudik_trikamto

Di daerah lain, hebat, siDul Fitri ternyata mampu membuat Jakarta jadi kota idaman, tenang, lengang dan nyaman. Jika disurvei dengan calon-calon yang lain, kemungkinan besar siDul Fitri akan menjadi Capres 2014 potensial.

Harap jadi perhatian, siDul Fitri ini bukan keturunan jauh, apalagi saudara kandung dari siDul Karno. Ini memang lagi kebetulan saja, maaf ada kesamaan sedikit dalam hal nama tokohnya.

Kembali ke seremonial mudik. Tiap tahun, sudah jadi semacam budaya masyarakat Indonesia, baik yang muslim maupun non muslim. Pasalnya, lebaran Idul Fitri, peroleh jatah liburan panjang, bisa sampai empat, bahkan seminggu tak bekerja.

Tak ayal ada beberapa warga yang bela-bela manfaatkan liburan Idul Fitri dengan pulang kampung secara tak umum dan sangat beresiko bagi para mudikmania. Mereka ada yang memilih mudik dengan memakai sepeda motor dan kendaraan roda tiga, Bajaj.

Sementara, bagi mereka yang golongan mampu, berekonomi kelas menengah atas, pesawat udara jadi pilihan utama saat menuju ke kampung halaman. Berdasarkan beberapa pengakuan pihak maskapai, pengguna jasa penerbangan di momen lebaran naik secara signifkan.

Patut bangga, berarti rakyat Indonesia masih masuk golongan ekonomi mampu. Tapi sedihnya, kenapa pesawat terbang di Indonesia sebagian besar masih buatan dari luar negeri, padahal Indonesia memiliki segudang sarjana cerdik pandai dalam teknologi pesawat terbang.

Harapannya, negara ini harus memiliki kekuatan yang mumpuni dalam bidang industri pembuatan pesawat terbang. Jangan semuanya impor. Sangat bosan, soalnya pesawat telpon saja, kita juga impor.  

Momen mudik, dimanfaatkan rakyat Indonesia untuk mengikat erat tali silaturahmi. Pokoknya benar-benar mudik asik. Yang tidak pernah ketemu di kampung halaman, lewat lebaran bisa baku pandang dan saling sapa.

Maklum, banyak orang di daerah perantauan lebih banyak memikirkan bagaimana caranya mencari sesuap nasi. Saatnya, menikmati mudik asik, bertemu sapa sanak famili dan kawan lama yang tak pernah lagi berjumpa.

Menyinggung ke era dahulu, Panglima Cheng Ho tepat di penanggalan ini, pada 608 tahun yang lalu lebih memilih pergi dari kampung halamannya Cina. Cheng Ho pergi merantau ke Semarang Jawa Tengah. Kontradiksi dengan kini, orang-orang lebih memilih bermudik pulang kampung tuk tinggalkan tanah rantau sementara. 

Berkat musim lebaran Idul Fitri, di Jakarta mirip hari raya Nyepi, Jakarta Idul Fitri ini akan lebih lengang dari lalu-lalang orang-orang karena sebagian pulang kampung. Mudik Asik.

Bayangkan, data terakhir 5 Agustus 2013 dari Perhubungan Darat RI, yang meninggalkan Jakarta sudah mencapai 4,6 juta orang. Eksesnya, hari-hari belakangan ini, arus lalu-lintas Jakarta tak macet, inikah satu keberhasilan dari kinerja Gubernur DKI Jakarta Jokowi dan Ahok ? 

Namun di sisi lain, sungguh heran juga. Jelang lebaran toko-toko emas diserbu para pembeli ekonomi menengah keatas. Orang-orang banyak mengerubungi toko emas, membeli perhiasan logam mulia ini.

Katanya ada satu dua orang berpendapat, sengaja membeli emas demi memenuhi perlengkapan lebaran Idul Fitri. Kalau bahasa kasarnya, lebaran ke kampung halaman jadi ajang pamer perhiasan di kampung halaman agar terlihat orang yang sukses.

Paling, usai lebaran ini, mereka para pembeli ada juga yang menjual kembali ke toko. Soal harga emas nanti, baik itu sedang turun atau naik, urusan nomor urut yang kesian. Sebab terpentingnya, gengsi sudah terkejar, dapat pamer perhiasan emas di kampung halaman. Semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang demikian ! ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

CANDI GARUDA YOGYAKARTA