RODA BAN

Roda Ban
Oleh Budi Susilo 

ENTAH lagi apes atau memang kurang teliti lewati jalan raya di Kota Manado, dua hari berturut-turut motor kempis ban. Hari pertama pada Minggu (2/6/2013), ban bagian depan kempis. Mau jalan-jalan menuju arah Pantai Bahu Mall, tiba-tiba terasa ban depan motor kempis.

Itu hari, merupakan tanggal merah. Jalanan sepi, banyak toko-toko dan perkantoran tutup. Untung saja, hampir menunggu 30 menit lebih, akhirnya ketemu tempat tambal ban. Ini pun harus mengantri dengan beberapa orang yang juga mengalami nasib serupa.

Aneh juga, di hari minggu, saat siang hari, banyak orang yang kena bencana kempis ban. Mungkin saja hanya bengkel-bengkel ban tertentu saja yang buka sehingga bengkel yang buka di liburan minggu terlihat ramai konsumen. Dasar sial, ban dalam milik ku rusak parah. Kata tukang penambal ban, banyak lubang di ban dalam, mau tidak mau harus ganti ban dalam baru. 
 
Pose si bandel di pinggir jalan saat kempis ban, Minggu (2/6/2013)_budisusilo

Jika dihitung-hitung, ada tiga lubang besar. Maklum saja, sebelum dibawa ke tukang tambal ban, motor sudah digiring keliling-keliling puluhan menit karena mencari bengkel tambal ban. Resikonya, tentu saja lubang ban bertambah, karena ada semacam benda tajam yang menempel di ban luar. Nasib, emang nasib.

Gondoknya lagi, di bengkelnya, si tukang tidak menjual ban dalam baru, tetapi si tukang telah memberi janji akan membelikannya di toko lain. Dia bilang mau beli ban dalam yang baru. Dalam batinku mengatakan, kenapa tidak jauh-jauh hari saja disiapkan, agar kalau ada orang yang segera butuh, tidak harus menunggu lama. 

Lagi-lagi kesebaran diuji. Menunggu hampir sejam, janji itu belum direalisasi. Alasan si tukang tambal ban, bosnya sedang belanja ban dalam di warung seberang. Karena kesabaran sudah tidak ada batasnya, aku pun terus merengek akan kehadiran ban dalam yang baru.

Utak-atik otak, si tukang berikan jalan keluar dengan cara memberikan ban bekas yang layak pakai, walau terlihat ada tambalan sana-sini. Syaratnya, hanya cukup membayar uang Rp 25 ribu, ban dalam bekas itu bisa diperoleh. Ongkos ini pun sudah termasuk biaya pemasangan ban.

Tentu saja, tawaran menarik itu, tanpa sungkan menerimanya dengan legowo. Rasionalnya, daripada menunggu lama hingga berjam-jam, lebih baik pakai ban dalam bekas, si milik tukang tersebut, ketimbang harus memakan waktu lama, mengingat awan mulai gelap menjemput malam.

Keesokan harinya, tepat di malam hari, Senin (3/6/2013), ban motor pun kembali kempis. Entah apa penyebabnya, perasaan saat melintas di jalan beraspal dan pusat perkotaan merasa aman saja tanpa kendala dan tak melihat satu pun ranjau duri. Tapi kenapa juga masih tidak aman bagi ban dalam motor ku ? Rupanya ketagihan bocor ban, rasa-rasa motor ku ini selalu ingin dimanjakan, dibawa ke 'rumah sakit' agar mendapat perawatan.

Kejadian kempis ban saat berada di tempat parkiran kantor koran harian tribunmanado. Ketika mau keluar dari perusahan pers ini, ban motor bagian belakang kempis habis, motor tidak nyaman untuk dijalankan. Untung saja, lokasi tambal ban tidak jauh dari lokasi bocor ban.

Hanya butuh meluncur 15 detik dari tempat kejadian perkara, akhirnya bisa sampai di bengkel. Lagi-lagi bersyukur, meski masih malam jam 20.00 Wita, bengkel masih buka, sungguh luar biasa tukang tambal ban satu ini, bertempur pantang mundur, demi mencari rezeki.

Ya itulah dia. Yang namanya kempis ban itu seninya dalam berpetualang. Otak jadi harus terus berputar, bagaimana caranya untuk cari jalan keluar. Pokoknya, kalau kempis ban itu harus mengeluarkan ban dalam sampai tenaga dalam, bila memang perjalanan mau lancar. Jika tidak kuat, bisa saja kena serangan penyakit panas dalam. Salam semua untuk pengguna jalan, hati-hati di jalan dan tetap cermat dan cekatan.

Begitu pun dalam kehidupan manusia bagai roda motor. Ia bulat menyerupai bentuk planet bumi, tempat dimana manusia, hewan dan tumbuhan bermukim. Roda itu pasti berputar, sama halnya kehidupan itu juga bergerak dan berubah-ubah.

Kadang susah, juga senang. Semua ini di alami manusia. Sekarang tinggal bagaimana cerdas- cerdasnya manusia menyikapi hal ini semua. Kehidupan susah tetap semangat dan bersyukur tapi bila roda sedang berputar pada sesuatu kesenangan juga harus bersyukur. Sebab orang yang mampu menerapkan rasa syukur bagaimana pun, hidup serasa harmonis damai tentram sentosa, meski dalam kondisi roda berputar susah dan senang.

Melihat roda ban, dapat mengambil pelajaran. Sesungguhnya ban yang terus berputar, mengarungi perjalanan, tidak selamanya melintas di jalan yang mulus dan nyaman. Adakalanya, roda ban itu melewati di jalan yang berkerikil, berlubang, banjir, bahkan di alam gersang.

Tapi apa pun itu kondisinya, roda ban siap menghadapi itu semua, mampu menaklukan semua. Begitu pun menjalani hidup di bumi ini, harus seperti roda ban, berani melintas untuk mencapai tujuan kebaikan yang diharapkan. Semoga hidup kita semua diberikan keberkatan Tuhan Yang Maha Esa, amin ya robal alamin. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN