PERPUSTAKAAN MANADO

Perpustakaan Antara Diperlukan dan Dihiraukan

Perpustakaan tidak lagi sepopuler pusat perbelanjaan, apalagi gedung bioskop. Perpustakaan itu bukan tempat pilihan utama layakanya rumah-rumah kopi di Kota Manado. Jika ditanya mau kemana ? sebagian besar jawabannya kalau tidak ke mall, pasti ke warung kopi.

Perpustakaan hanyalah ladang untuk penunjang penggalian informasi dan ilmu dari tugas-tugas sekolah dan kuliah. Tidaklah heran, tempat ini banyak dikunjungi oleh kaula muda yang berlatar belakang pelajar dan mahasiswa. Jika ditanya mau apa ke perpustakaan ? pasti sebagian besar jawabannya mau mengerjakan tugas sekolah atau kuliah.

Perpustakaan daerah Provinsi Sulawesi Utara di Jalan Lumimuut Kota Manado, tampak terlihat sepi pengunjung, Senin 20 Mei 2013 siang. (photo by budi susilo)

Saat itu, heningnya suasana perpustakaan daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), membuat Oktavia Rita (22), lebih konsentarasi membuat tugas skripsi kampusnya.  "Satu hari saya sempatkan datang kesini," ujarnya, Senin (20/5/2013).

Perempuan yang kini mengenyam pendidikan di Universitas Sam Ratulangi Fakultas Ekonomi ini merasakan puas, meski kadang rasa kenyamanannya terusik di perpustakaan daerah.

"Lagi kerjakan skripsi. Hari ini cukup nyaman, kemarin dengar berisik orang renovasi gedung perpustakaan," tutur Via, panggilan akrab Oktavia Rita.

Perpustakaan itu gudangnya buku. Di tempat ini berbagai bahan literasi dapat dicari, meski masih ada saja kekurangan disana-sini. Kata Via, perpustakaan daerah banyak menyimpan buku-buku tetapi terbatas hanya terbitan lama.

"Buku-buku terbitan baru belum saya bisa temukan. Bukunya yang tahun 2013 tidak ada, padahal pelajaran ekonomi perlu juga ada yang baru," keluhnya yang juga mengharapkan adanya fasilitas wi-fi gratis.

Kondisi gedung perpustakaan daerah, sejauh ini masih memprihatinkan. Gedung yang sudah hampir berumur 20 tahun tersebut sedang masuk tahap perbaikan di bagian-bagian yang rusak.

Rehabilitasi perpustakaan arsip dan dokumentasi itu menghabiskan dana Rp 800.119.035. Dana di ambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2013.

Terlihat ada beberapa atap pelapon perpustakaan yang sudah berlubang. Ada beberapa papan tripleks terkelupas. Akibat hal ini, tentu saja kala hujan deras turun, air masuk ke dalam. "Kalau hujan bocor. Basahi buku-buku," kata Max Gagola, Kepala Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Sulut.

Baginya, perpustakaan itu simbol dari daerah maju. Gambaran sebuah daerah, tercermin dari eksistensi perpustakaan. "Pencerdasan bangsa potretnya dari perpustakaan," ujar Max.

Lagi pula, tuturnya, bila di korelasikan dengan muatan Kebangkitan Nasional, maka keberadaan perpustakaan itu termasuk elemen pendukungnya. "Disini adanya proses pencerdasan bangsa," katanya.

Menurut Max, banyak anak-anak muda seperti pelajar dan mahasiswa datang ke perpustakaan untuk mencari informasi dan pengetahuan mengenai berbagai hal. "Untuk perlancar tugas-tugas sekolah dan kuliah mereka," tuturnya.

Berdasarkan data yang terkumpul, perpustakaan memiliki koleksi buku yang tiap tahunnya meningkat dari 58.035 eksemplar di tahun 2011 menjadi 60.645 eksemplar di tahun 2012.

Dari jumlah buku tersebut, judul yang terkumpul pada tahun 2011 sebanyak 201.079 buah, kemudian meningat di tahun 2012 menjadi 214.334 buah. Semoga saja, dari hari ke hari semakin meningkat apa yang ada di perpustakaan, demi mencapai pencerdasan bangsa secara keseluruhan. ( )
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN