HILLARY CLINTON DAN GORONTALO

Hillary Clinton dan Gorontalo
Oleh: Budi Susilo

Anekdot Politik
Beberapa waktu lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton datang ke Indonesia. Yang jadi pertanyaan ? kenapa perempuan ini datang ke Indonesia kala Muso dan Aidit para pentolan Partai Komunis Indonesia (PKI) telah tiada dari muka bumi Indonesia. Atau juga, kenapa ia tidak datang di saat Tan Malaka juga Muhammad Hatta para dedengkot sosialisme ini masih eksis di Indonesia ?

Apa ia takut, waktu orang-orang ‘Palu Arit’ masih bercokol di Indonesia, juga Tan Malaka dan Muhammad Hatta masih hidup, hingga ia baru sekarang datang ke Indonesia. Berarti ini menandakan Kapitalisme dan Liberalisme ala Amerika Serikat itu gentar terhadap gaya Komunisme dan Sosialisme Indonesia.
Untung saja, Hillary datang saat Indonesia sudah berwajah Pancasila, yang universial menerima semua golongan, ras, ideologi dan kepercayaan tertentu. Coba tidak Pancasila, apa jadinya dia. Walau ada segelintir orang berdemo panas-panasan sambil menenteng spanduk dan berteriak menolak Hillary injak tanah Indonesia, tetap saja lancar dan aman Hillary merasakan bumi Indonesia yang berbasiskan ideologi Pancasila. 

Tapi mungkin saja, Hillary Clinton datang ke Indonesia hanya mau lihat Gorontalo Mall, yang belakangan telah ditetapkan sebagai ikon kota Gorontalo oleh Wali Kotanya bernama Adhan Dambea. Sebab, mungkin saja bagi Hillary yang mewakili Amerika menganggap Mall itu juga jadi simbol dari kegairahan kaum-kaum Kapitalisme. Lahan hijau digusur, diubah sebagai sumber mesin pencetak uang yang bisa buat orang bikin selalu senang.

Kalau Hillary datang ke Indonesia mau membeli jagung Gorontalo itu pun tidak mungkin. Meski di negara Amerika Serikat sedang dilanda musim kemarau, sulit komoditi perkebunan, bukan berarti jagung Gorontalo akan dibeli oleh negaranya. 

Rasanya ia tidak sudi, kalau beli jagung Gorontalo itu atas hasil dari komoditi rancangan dari kendaraan politik golongan tertentu. Pertanyaannya, apa benar tahun 2012 ini Gorontalo masih swasembada dan pengekspor Jagung ? rasanya, kesan hasil bumi ‘biji-biji kuning’ ini tidak lagi meriah di Gorontalo.   

Sulit ditebak juga, mau apa Hillary datang ke Indonesia ?. Entahlah, itu urusan pemangku pemerintah di negeri ini. Yang terpenting, kepentingan nasional Indonesia jangan dikorbankan demi negara Paman Sam tersebut.
Jangan sampai ungkapan Sekertaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto benar-benar terjadi, yang saat itu ia berkata, di bidang ekonomi Undang-undang di Indonesia soal eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya alam merugikan rakyat Indonesia karena lebih mementingkan kepentingan asing.
Indonesia punya kedaulatan penuh, di plokamirkan 17 Agustus 1945 sebagai negara Republik yang berdaulat. Wajib kiranya untuk menangkal ‘kebusukan’ negara tertentu. Indonesia harus berani menolak bila di ‘dikte’ oleh negara lain yang mau mencoba merugikan kepentingan nasional.

Terlepas dari kepentingan politik global, salut juga, perlu di apresiasi, Hillary yang berasal dari negara yang dikenal berkiblat Kapitalis Liberalisme mampu berfusi politik demi memajukan bangsanya. Perempuan kelahiran Chicago 26 Oktober 1947 ini dulu ‘berkelahi’ dengan presidennya sekarang, Barack Obama.
Di tahun 2008, Hillary mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat, yang merupakan petarung berat dari Barack Obama, pria yang pernah tinggal di Indonesia. Adu strategi pemenangan, berkompetisi tawarkan program negara, hingga berlomba-lomba pencitraan diri agar dapat dukungan warga Amerika, hal suatu pemandangan yang mengental kala itu.

Lumrahnya akan mustahi tercipta Pemilu damai, tapi fakta yang terjadi tidak demikian, panggung politik berjalan sportif. Pertarungan politik kursi presiden Amerika Serikat selesai, kemenangan jatuh di Barack Obama, tapi Hillary ‘legowo’ menerimanya dengan lapang dada, lebih menghargai atas kepercayaan rakyat Amerika Serikat memilih Barack Obama ketimbang egonya yang mengharap jadi presiden Amerika Serikat.  

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton saat melakukan jumpa pers kunjungan Menlu AS di Indonesia, Senin (3/9/2012)_tribunnews dany permana

Ia tidak langsung ‘ngotot’, mau menjegal bagaimana caranya agar Barack Obama di diskualifikasi dalam perebutan kursi orang nomor satu di negara adidaya ini. Sikap negarawannya muncul, Hillary mau bersatu padu membangun Amerika Serikat lebih maju. Ditawari menduduki kursi menteri luar negeri oleh Barack Obama, bagi Hillary tidaklah kehilangan gengsi diri.

Sekarang Barack Obama presidennya, Hillary jadi ‘pembantu’ di bidang hubungan internasional. Ia bekerja maksimal, berkomitmen baik, karena niat memajukan bangsanya, Hillary merasa bangga, masih dipercaya sebab masuk bagian dalam pemerintahan presiden Barack Obama. 

Sedangkan di negara berideologi Pancasila apa bisa seperti itu. Lihat saja, antar politisi di Indonesia ada yang gontok-gontokan rebut kekuasaan. Misalnya ada pasangan politisi dalam perebutan jabatan kepala daerah diawalnya indah, harmonis, terlihat pasangan yang kompak, serta serius akan menjalankan visi-misi bersama membangun daerah.

Namun jalan cerita selanjutnya, ketika pasangan itu jadi, pun berakhir drama sedih, ‘menyeramkan’, penuh intrik permusuhan, karena lebih ditonjolkan konflik kepentingan, ketimbang mencurahkan sebagai seorang sifat negarawan.

Kota Gorontalo misalnya, Wali Kota Adhan Dambea dan Wakilnya Feriyanto Mayulu ‘bercerai’. Orang membacanya ini akibat gairah politik yang sempit. Pertarungan memperebutkan kekuasaan satu sama lain lebih mengental. Padahal di awal kala momen Pilkada, rakyat mempercayai, telah mengamanahkan pasangan tersebut untuk membawa Kota Gorontalo lebih maju dan baru.

Teori buku Il Principe racikan Niccolo Machiavelli, seolah dipraktekan oleh pemerintahan Ibu Kota dari provinsi Gorontalo ini. Kekuasaan itu hal utama, halal segala cara raih kekuasaan adalah jalan politiknya, kinerja bagi kesejahteraan rakyat dilupakan. Eksesnya, pemerintahan di Kotamadya ini lebih mencolok pertarungan elit politik, daripada kinerja program pemerintahan.

Suasana di kawasan bisnis Gorontalo Business Park_budisusilo

Jalanan di Kota Gorontalo masih macet, tidak ada ketertiban. Jalanan masih ada yang berlubang, berdebu nan tidak nyaman. Fasilitas publik seperti transportasi umum masih banyak yang belum memadai. Lahan terbuka hijau alpha. Seharusnya, Kota Gorontalo dirancang menghijau lestari tentu akan lebih baik, akan membuat senang warga yang menempatinya.

Secara alamiah, memang geografis Kota Gorontalo itu bila waktu sinar matahari bersinar terik, layaknya di daerah padang pasir negeri Timur Tengah, panas menyengat, berkeringat tak nikmat. Kalau Hillary datang dengan kondisi iklim seperti itu, tentu panas terik di Kota Gorontalo ia masih dapat memakluminya dan mampu betah. Pasalnya, di negaranya sana, selain bermusim semi, dingin, gugur, juga ada musim panas.

Baginya, Kota Gorontalo panas itu tak masalah, cuaca panas itu biasa. Tapi persoalan kesemrawutan tranportasi dan lalu-lintas di Kota Gorontalo apakah bisa menjaminnya ia tidak akan mengeluh ? jawaban pastinya, ia tak akan berbetah-betah lama.

Lampu lalu-lintas menyala merah Bentor tetap menerabas garis zebra corss_budisusilo

Semerawut oleh ulah Bentor, tata kota terburuk Kota Gorontalo, arus lalu-lintas terkesan tidak jelas. Bentor itu seperti raja jalanan kota, polisi tidak bergigi bila berhadapan dengan keliaran Bentor. Di Amerika Serikat jenis kendaraan ini tidak ada, Hillary pasti mau mencoba mersakannya, tapi dijamin, ia tidak akan mengulangi untuk kedua kalinya menaiki Bentor.

Sebabnya, secara keamanan, kenyamanan dan legalitas Bentor itu masih berstatus abu-abu. Bentor atau becak motor ala Gorontalo ini jenis kendaraan rock and roll, bahkan bisa jadi satu-satunya kendaraan ‘kebal hukum’ di dunia.

Pengemudi Bentor tanpa menggunakan helm dapat bebas berlalu-lalang. Bentor bernomor polisi plat hitam, padahal fungsinya sebagai kendaraan publik. Pengemudinya berada di belakang penumpang, apa tidak terhalang jarak pandang mengemudinya ?. Bukan seharusnya itu dilarang ? sebab masih dipertanyakan jenis kendaraan apakah ini ?. Ya, inilah pekerjaan rumah ke depan Kota Gorontalo yang mesti dituntaskan demi kebaikan bersama. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN