SULUT MERAJAI AGROINDUSTRI

Sulut Merajai Agroindustri
Oleh: Budi Susilo

POTENSI sumber daya alam yang dimiliki oleh provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menjadi modal terpenting bagi kemajuan pertumbuhan ekonomi daerah Sulut. Ciri khas sumber ekonomi yang ada di Sulut berbasis agraria, atau yang lebih dikenal agroindustri.

Ini berbanding lurus dengan kondisi tenaga kerja di Sulut, yang mayoritasnya terjun di dunia pertanian. Fakta ini terungkap dalam olahan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut lapangan pekerjaan utama penduduk Sulut di sektor pertanian sekitar 34,0 persen dari seluruh penduduk yang bekerja.

Pada periode Agustus 2011 hingga Februari 2012 proporsi penduduk yang bekerja di lapangan pekerjaan pertanian meningkat 1,6 persen. Tentu patut dibanggakan, ciri khas Indonesia sebagai negara agraris masih lestari, membumi di Bumi Nyiur Melambai.
Perjalanan menuju Desa Mengkang di Kota Kotamobagu Sulut_budisusilo
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara (Sulut), perjalanan tahun 2012 ini, secara garis besar hasil ekspor ekonomi Sulut masih di dominasi bidang pertanian. Kita perlu syukuri ini, sekarang tinggal bagaimana kita mempertahankan potensi ini, bahkan terus kita tingkatkan.

Terbukti, berdasarkan olahan data yang tercatat di Disperindag Sulut, per bulannya daerah Sulut satu di antaranya mampu menghasilkan pendapatan Rp 2 triliun dari sektor kelapa. Hitung- hitungan persentasenya, ekspor Sulut itu masih didominasi kelapa dan turunannya, hampir 60 persen, sisa selebihnya dari perikanan.

Belum lagi tambahnya, Sulut mampu juga ekspor komoditas pengolahan pabrikan kelapa sawit, padahal dilihat dari kondisi lapangannya, Sulut belum memiliki perkebunan sawit. Misalnya, di Bitung sudah ada industri pengolahan kelapa sawit yang hasil produksinya di ekspor.

Kegiatan ekspor agraria dari hari ke hari terus mengalami lonjakan. Meski demikian, pasokan kebutuhan lokal Sulut pengakuan dari Disperindag masih dapat mengimbangi, terjaga dengan baik. Jadi tidak  perlu dikuatirkan arus ekspor mengganggu ketersediaan dalam lokal. Sudah dapat dijamin bahan baku masih cukup banyak.

Selama ini, incaran tujuan negara ekspor Sulut, masih berada di negara Amerika Serikat, Cina, dan Jepang. Bahkan kini, dari pemerintah daerah sendiri, akan melakukan strategi yang sedang dimatangkan untuk melakukan penambahan negara tujuan ekspor yang baru.  Termasuk rencana ekspor ke beberapa negara di kawasan Eropa Timur.

Langkah itu bagus, perlu di dukung sepenuhnya, sebab rasanya ini perlu dilakukan, agar pangsa pasar yang dijejaki oleh Sulut tentu akan semakin luas dan besar. Tentu diharapkan, Sulut akan menjadi daerah yang mampu melakukan diversifikasi agroindustri di Indonesia. Bila ini berhasil, mampu membuat diversifikasi ekpor, tentu akan peroleh peluang untuk menambah peningkatan pendapatan daerah Sulut.

Selain itu juga, jika Sulut mampu berhasil mengembangkan dan memperluas peta pasar ekspor, maka imbas positif yang diperoleh tentu mengurangi tingkat pengangguran daerah. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

Sulut terus berbenah dalam upaya mensukseskan kegiatan agroindustri. Satu di antaranya membangun infrastruktur yang memadai. Tentu wajiblah ini, apalagi Sulut itu diuntungkan, diberikan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa peta lokasi daerahnya berada di posisi geostrategis, persis berada di bibir perairan pasifik. Mudah bertransaksi ekonomi, gampang bergaul dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Sebagai gebrakan, pemerintah, dan swasta bersama masyarakat lainnya, membuat pembangunan pelabuhan bertaraf internasional di Kota Bitung, sebagai satu bagian langkah konkirt tercapainya kesuksesan roda perekonomian Sulut. Selama ini, bila melakukan pengiriman perdagangan ekspor, Sulut harus mengirimkan terlebih dahulu ke pelabuhan yang ada di Jakarta Tanjung Priok, atau harus ke pelabuhan Belawan terlebih dahulu. Secara hitungan bisnis tentu ini akan mengeluarkan high cost (biaya tinggi). Tidak sangat menguntungkan.

Karena itu, dibangunnya pelabuhan laut bertaraf internasional di Kota Bitung, Sulut, mampu mengoptimalkan kegiatan perdagangan Sulut yang efektif dan efisen, bisa langsung mengirim tanpa lagi harus ke Jakarta terlebih dahulu. Yakinilah, lewat mimpi dan laksanakan bersama untuk menuju Sulut berjaya, berhasil menjadi pintu gerbang Asia Pasifik demi mencapai kemajuan dan selalu terdepan. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN