SRI, ANI, MAHARANI juga KARTINI

Sri, Ani, Maharani juga Kartini
Oleh: Budi Susilo

INDONESIA hebat ya, punya beberapa kader perempuan yang potensial. Ibarat kata, keberadaannya, mampu berikan kebaikan bagi kaumnya dan bangsanya. Jika dihitung jumlah perempuan dimaksud, pasti ada banyak, sulit untuk dihitung. Tapi bila disebutkan satu-persatu, belakangan ini ada nama-nama yang menghangat dipermukaan publik, digadang-gadangkan sebagai nakhoda Republik Indonesia di tahun 2014.

Terlepas dari bahasan calon presiden 2014, ijin untuk jeda sejenak, bahwa, hanya di Indonesia, ada seorang tokoh perempuan di spesialkan menjadi hari teristimewa dalam sebuah penanggalam masehi.

Tokoh yang dimaksud adalah RA Kartini, yang tiap 21 April diperingati hari kebangkitan emansipasi kaum wanita di tanah Indonesia tercinta.

Berangkat dari inilah, pastinya dapat memacu semangat para kaum perempuan Indonesia untuk tampil memimpin negeri ini, seperti yang telah jadi buah bibir, ada nama yang timbul yaitu Sri, Ani dan Maharani.

Penyebutan mereka di tulisan ini sebenarnya bukan tanpa kesengajaan, tetapi sengaja disebutkan karena pertimbangan telah populer di tengah masyarakat.

Memunculkan nama-nama itu, berkat dari pengetahaun secuil yang didapatkan dari berbagai media massa, baik itu cetak dan elektronik. Namun dibalik itu semua,  pasti ada perempuan- perempuan hebat lainnya yang belum bisa disebutkan satu persatu.

Sebenarnya berkaca pada sejarah, Indonesia bukan hanya Kartini saja, di luar ini ada sosok di antaranya Nyi Ageng Serang, Martha Cristina Tiahohu, Tjut Nyak Dhien, Tjut Meutia, Walanda Maramis.

Atau juga Sofie Kornelia Pandean si Singa Betina yang berani membacakan Sumpah Pemuda di Sulut pada tanggal 28 Oktober 1928.

Kembali ke nama-nama Sri, bernama lengkap Sri Mulyani, Ani dengan nama tambahan Yudhoyono dan Maharani yang didepan namanya adalah Puan, sebagian cermin perempuan produk Indonesia.

Tokoh-tokoh ini telah dikenal masyarakat, Sri Mulyani mantan Menteri Keuangan, Ani Yudhoyono istri sang presiden Indonesia ke 6, serta Puan Maharani politisi muda yang merupakan cucu dari mantan presiden Soekarno.

Pertanyannya, akankah mereka mampu perankan seperti Kartini, memperjuangkan masyarakat bangsa dan negaranya meraih kejayaan dan kebaikan bersama.

Sekedar pengetahuan singkat dari mereka, mungkin saja dari individu mereka tersimpan kekuatan lebih, dapat berpengaruh dan tentu jadi titik pembawa perubahan bagi negeri ini.

Dan karena itulah, amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dari nama-nama mereka adalah sebuah keniscayaan yang tidak perlu terbantahkan.

Perempuan-perempuan muda Indonesia yang berasal dari tanah kelahiran Kota Manado daerah provinsi Sulawesi Utara (photo by andrew pattymahu)

Lihatlah, Sri memiliki bekal ilmu ekonomi yang sudah mendalam. Harapannya, dapat bangkitkan, menumbuhkan pergerakan ekonomi Indonesia yang selama ini masih di bawah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Padahal sejarah dahulu, kedua negara ini banyak belajar dari Indonesia. Sekarang entah kenapa, ibarat sang guru, kini belajar pada sang murid, Indonesia sudah tertinggal, harus lebih banyak belajar lagi.

Pengalaman Sri dipanggung Direktur Pelaksana Bank Dunia, jadi tonggak harapan bangsa agar negara Indonesia lepas dari krisis moneter yang terus-terusan menggerus.

Jaringannya yang luas di skala internasional, Sri jadi garda terdepan dalam perjuangkan Indonesia di kancah global sebagai negara yang setara bersama negara-negara ekonomi maju. Jangan sebaliknya, hanya jadi kacung, kaki tangan negara-negara maju.

Sementara si Ani, yang lahir di Yogyakarta, 6 Juli 1952 merupakan perempuan yang telah makan asam garam organisasi, dipundaknya itulah, terdapat landasan kokoh, tersimpan niatan untuk berikan yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.

Berkaca pada kegiatannya di Persit Kartika Chandra Kirana sebuah Persatuan Istri Tentara, Dharma Pertiwi, dan Dharma Wanita menandakan komitmennya sebagai pribadi yang sosial, menjadi tumpuan rakyat Indonesia dalam meraih masyarakat yang adil dan beradab, serta keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.

Ia yang bernama asli Kristiani Herrawati pernah mengenyam pendidikanya di bidang kedokteran dan ilmu politik. Paduan ke dua modal ilmu yang ia miliki ini, bagian langkah menuju harapan Indonesia yang dipenuhi kebijakan-kebijakan yang sehat, membentuk masyarakat yang mantap secara jasmani dan rohani.

Selanjutnya, si Maharani politisi muda, sejak kecil di didik oleh Ibunya Megawati Soekarno Putri mengelilingi Indonesia, mengenal lebih dekat kepada rakyatnya.

Di dirinyalah, rakyat berharap seorang pemimpin yang dekat mendekap, tahu persis kebutuhan rakyat sesungguhnya. Pikiran segar, ada terobosan, itulah apa yang di mau rakyat Indonesia, yang meminjam bahasa Anak Baru Gede, negara ini gayanya harus gaul tidak jadul (jaman dulu).

Rasanya Maharani menyimpan hal ini, di umurnya yang baru kepala tiga, kelahiran 6 September 1973, satu tonggak gerakan perempuan muda yang mampu membawa perubahan nusantara, menjadi lebih baru, penuh warna dan bergairah. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN