KEJUJURAN

Kejujuran
Oleh: Budi Susilo

PERSOALAN kejujuran pada individu-individu di negeri ini masih diragukan, bahkan nasibnya mengerikan. Misalkan, sorotan dari panggung politik, ada beberapa politisi terbelit beberapa kasus korupsi, menyalahgunakan kekuasaan, menumpuk kekayaan kepentingan rakyat kecil disingkirkan.

Belum lagi perilaku menilep uang dana Wisma altlet atau pun penggelapan pajak yang dilakukan oleh pejabat pajaknya sendiri, seperti Gayus dan terakhir si mafia Dhana Widyatmika. Orang bergontok-gontokan, ambisi pertahankan kekuasaaan.

Politisi lebih banyak mencari kemenangan demi kekuasaan, tak malu menjilati kekuasaan politik, jalan kiblatnya memilih politik pragmatis, sudah lupa ajaran politik idealis Muhammad Hatta dan Tan Malaka. Ironisnya lagi, kebijaksanaan hidup bermasyarakat dan bernegara kini ditiadakan, dianggapnya persetan apa itu idealisme kerakyatan mufakat.

FOTO: Spanduk tolak Kenaikan BBM di Manado dari sebuah partai politik. Jujur saja dulu Jagoannya jadi Presiden pernah naikan BBM pula_budisusilo

Satu lagi, persoalan di Sulawesi Utara, mengenai pertambangan. Sempat ada beberapa warga perwakilan Desa Kahuku Pulau Bangka Minahasa Utara menggugat informasi yang disampaikan oleh PT Mikgro Metal Perdana (MMP) mengenai persetujuan kegiatan pertambangan. Versi sebagian warga, perusahaan tambang telah berbohong, karenanya menurut warga lokasi masih belum banyak disetujui warga setempat. Tetapi di sisi versi perusahaan, menyatakan 95 persen warga menerima pertambangan PT MMP karena alasan mampu berikan kesejahteraan.

Tambah lagi soal data luas Pulau Bangka. Satu sama lain bersikukuh, kebenaran luas pulau yang dimiliki Pulau Bangka tersebut. Berdasar versi PT MMP, Pulau Bangka itu seluas seluas 4476 hektar, namun data dari versi warga, yang mengacu pada pemerintahan desa sebelum tahun 2011, luas Pulau Bangka itu 3319 hektar. Lalu siapakah yang benar, apakah perusahaannya yang jujur atau sebaliknya dari sebagaian warga setempatnya.

Melihat ini, meminjam logika dari Prof Widjajono Partowidagdo PHd, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, bahwa pengelolaan tambang di Indonesia itu banyak kontroversialnya. "Kita ini kaya tambang, tapi malah membawa malapetaka. Negara lain pertambangan jadi ladang keuntungan, tapi di negeri ini jadi malapetaka," tuturnya.

Jujur, hal sesuatu yang sederhana namun tak banyak orang mampu melakoninya. Membahas kejujuran sudah banyak orang lakukan, dari tingkat Rukun Tetangga sampai Istana Negara. Pengajaran etika jujur itu makanan sehari-hari, mungkin sejak manusia balig, sudah mengerti apa itu jujur. Pastinya, di lingkungan sosial terkecil dalam keluarga, tidak habis-habisnya mendoktrin mengenai arti kejujuran.

FOTO: Poster Ayo Hidup Jujur di Unika De La Salle Manado_budisusilo

Ambil contoh lagi, di sebuah perguruan tinggi di Sulawesi Utara, Universitas Katolik (Unika) De La Salle yang menjadi wadah pendidikan terus berupaya mensosialisasikan sikap jujur. Kampanye jujur tersebut, oleh pihak kampus dilakukan dengan cara menempel poster di pintu akademisi Fakultas Hukum Unika De La Salle. Poster tersebut berisikan "Menyontek, tak diajarkan di surga, tak diujikan di neraka, tak diluluskan di dunia, ayo hidup jujur !."

Sebenarnya, bersikap jujur itu tidak ada ruginya. Walau sepahit apa pun itu, jujur tetaplah di nomor pertama, karena hasil yang akan dicapainya pun berikan nilai-nilai kebaikan dan kebijakan. Sebagaimana kata Nabi Muhammad SAW, "Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta." ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN