RAMBU AMBRUK DI PIERE TENDEAN

Rambu Ambruk di Piere Tendean
Oleh: Budi Susilo

KAGET bercampur bingung, inilah rasa yang dikandung ketika langkahkan kaki di trotoar Jalan Piere Tendean Kota Manado, Kamis 16 Februari 2012. Bukan melihat hantu, apalagi berpapasan langsung si pengemis gelandangan yang duduk bersantai di trotoar layaknya Kota Jakarta.

Ini soal cerita lain, kejadian langka yang tak mungkin disengaja serta barangkali merupakan satu-satunya di dunia. Kisah yang tidak terlupakan dalam kehidupan sebuah kota metropolitan sekelas Sulawesi Utara (Sulut). Benak pikiran timbul sebuah pertanyaan, apa yang telah terjadi ? Kenapa hal ini dapat terjadi ? Sikap spontanitas kala melihat sesuatu yang aneh tersebut.

FOTO: Jalan Piere Tendean Kota Manado saat dipadati laju kendaraan bermotor_rizkiadriansyah

Pertanyaan inilah yang terus mengglayut pada waktu siang hari kala itu dan saat posisi matahari persis di atas kepala. Dan secara terkaan geografi, kemungkinan ada di pertengahan daerah Jalan Piere Tendean, pasalnya lokasi dimaksud bertepatan di depan pusat perbelanjaan Manado Town Square, yang oleh shoping holic sering disebut Mantos.

Orang mengenal Jalan Piere Tendean adalah tempatnya aktivitas bisnis masyarakat Kawanua, tak pernah sepi dari segala kegiatan bisnis, kemacetan lalu-lintas sampai tongkrongan kaula muda bahkan terkadang aksi demonstrasi massa.

Atmosfir Jalan Piere Tendean berbeda kala itu, dibanding dengan kota-kota besar di provinsi Indonesia lainnya. Ini kenapa, semenjak di rehabilitasi kondisi torotarnya, sekitar awal tahun 2011, kemudian ada timbul hal aneh, sampai memicu rasa sedikit jengkel.

Lalu, apanya yang jadi keanehan hingga seolah hati jadi serasa pahit, untungnya petakan trotoar yang selebar sekitar dua meter terbilang indah dan rapi, sedap dipandang mata dibanding kondisi sebelumnya yang hanya semen polos tanpa berlantai pola.

Sekarang trotoarnya sudah didesain bagus, ada batu berkerikil dan berkeramik putih agak sedikit kemerah-merahan muda, jadi muntahan rasa aneh dan rasa jengkel yang timbul dapat teredam, terhibur sedikit oleh tampilan trotar gaya masa kini yang penuh warna, beraroma urban modern.

FOTO: Tanda rambu penyebrang jalan ambruk di trotoar Piere Tendean_budisusilo

Itulah gaya Manado terkini, hampir menyerupai kota-kota besar di tanah Jawa atau seperti tetangga terdekatnya Kota Makassar. Belakangan Manado makin ramai dan lengkap, semisal arah penunjuk jalan atau rambu-rambu lalu-lintas. Sebuah kota tidak ada ini bagai berada di hutan belantara, mengandalkan aliran air dan matahari sebagai penunjuk jalannya.

Rambu lalu-lintas di ciptakan untuk ketertiban, pengatur jalan dan pelengkap kinerja kepolisian. Namun apa jadi bila keberadaan rambu lalu-lintas sebatas simbol tanpa makna kuat tak mengikat. Inilah yang terjadi pada Kota Manado, di Jalan Piere Tendean sebuah rambu penyebrang pejalan kaki ambruk, tersungkur ke trotoar tak lagi berdiri tegak, tentu yang melihat ini akan rasa aneh dan jengkel bukan.

Penyebab kepastian ambruknya rambu tersebut belum terjawab, hanya asumsi kuat, itu mungkin rubuh tertabrak pengendara kendaraan. Kalau ini benar terjadi, lantas kenapa sang pengendara harus menabrak. Walau melakukan secara tak sengaja, tetap sebagai tindakan tidak terpuji melanggar aturan, merepotkan banyak orang.

FOTO: Pejalan kaki di Jalan Piere Tendean terganggu, akibat ambruknya rambu lalu-lintas oleh oknum tak bertanggungjawab_budisusilo

Entah kapan kejadian ambruknya rambu itu, sampai tengah siang hari masih tergeletak di trotoar. Kepolisian apalagi dari Dinas Perhubungan setempat tidak segera menyempatkan untuk mengamankannya. Minimal membawanya agar tak mengganggu pejalan kaki dan pengendara serta merusak keindahan tata kota.

Petugas yang digaji oleh rakyat ini mungkin sibuk karena banyak pekerjaan mengelola negara yang sampai sekarang hasilnya belum memuaskan rakyat, atau mungkin tunggu laporan dan perintah dari rakyat terlebih dahulu baru langsung bergerak tuk eksekusi seperti anak-anak yang belum masuk masa pubertas. Tentu, harapan kejadian hal itu tak lagi berluang. Oknum yang tidak bertanggungjawab semoga sadar, jangan lagi melakukan hal yang sama, yang rugi bangsa Indonesia, kita rugi bangsa kita ambruk. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN