BITUNG MENGGUGAT KONVERSI GAS

Bitung Menggugat Konversi Gas

Tribun Manado - Rabu, 16 November 2011 00:03 WITA
PERSOALAN pengelolaan sumber energi di negeri ini seolah tanpa ada habis-habisnya. Ironi republik ini, terus tanpa terputus. Padahal Indonesia sebagai negara kaya alam, menyimpan sumber minyak bumi melimpah ruah, namun warganya masih dipusingkan rebutan energi minyak.

Satu di antaranya persolan minyak tanah yang telah menjadi bahan program konversi ke gas alam yang diberlakukan secara nasional, termasuk di Kota Bitung Sulawesi Utara.

Bukti konkrit yang terasa dari konversi adalah pengurangan subsidi minyak tanah, dilapangan pun akhirnya terjadi "kelangkaan". Kontan mayoritas warga Bitung pun kaget, karena sulit beradaptasi dengan penggunaan gas yang sebelumnya sudah diterapkan di tanah Jawa.

Tetapi kembali berkaca ke warga Bitung yang sebagian besar masih terbiasa pakai minyak tanah. Rasa risau akibat berita rawannya ledakan tabung gas dan bukan berarti maksud menghina, warga Bitung kebanyakan masih gagap pakai gas.

Sebagai solusinya pun, perusahaan plat merah Pertamina harus meninjau kembali kebijakan pengurangan subsidi minyak tanah di Kota Bitung serta lebih memantapkan, mengakarkan dan membumikan warga dengan penggunaan energi gas Elpiji. Selama ini Pertamina tidak melakukan tugas ini dengan baik, masih banyak warga buta dengan gas Elpiji.

Akibat penarikan subsidi, kini Bitung pun dalam hari-hari terakhir ini mengalami kesulitan peroleh minyak tanah, terutama bagi mereka yang masih membutuhkan sebagai keperluan rumah tangga dan usaha kecil menengah.

Gambaran dilapangan, masih banyak warga yang belum mendapatkan jatah dari program konversi minyak tanah ke gas Elpiji. Ini pun dibuktikan di Bagian Perekonomian Pemerintah Kota Bitung yang masih belum secara merata pembagian kompor dan tabung gas 3 kilogram.

Terlebih pun dampak negatif lainnya, telah terjadi aksi-aksi spekulan pedagang minyak tanah yang nakal. Satu di antaranya ada pangkalan minyak tanah seperti di Girian Bawah menerima jatah minyak tanah sampai lebih, tetapi di pangkalan kelurahan lain ada yang lebih sedikit dan parahnya menjual diatas Harga Eceran Tertinggi.

Karena itu, secara tegas mewakili rakyat seluruh Bitung meminta pula aparat kepolisian dapat menertibkan para pedagang nakal yang berani menaikan harga secara sewenang-wenang. Berantas para pedagang yang berani menimbun minyak tanah subdisi untuk mencari keuntungan pribadinya.

Jika saja hal ini masih terus lama berlangsung dan dibiarkan begitu saja maka rakyat sendiri pun akan secara sadar menggugat, bahkan berupaya mengambil sikap selamatkan republik ini dari pengelola pemerintahan yang tidak becus mengurus kebutuhan rakyatnya. ()

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN