LUCUNYA LUTUNG MERAH KALIMANTAN TIMUR

Kelasi Si Cantik 
Penghuni Hutan Sungai Wain


Penghuni di kota minyak Balikpapan banyak ragam makhluk. Satu di antaranya yang unik menarik nan cantik ialah mamalia bernama Lutung Merah yang dalam bahasa keilmuan biologi satwa disebut  Presbytis rubicunda. Menemukan lutung merah di alam bebas sudah sangat sulit, statusnya berada dalam ancaman kepunahan. 

Secara geografis, penyebaran Lutung Merah ini berada dalam pangkuan bumi Kalimantan, Indonesia dan Sabah Malaysia. Itu sebabnya, binatang menyerupai monyet ini begitu populer di tengah kehidupan masyarakat Kalimantan, Indonesia. 

Di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur sendiri, pernah ada cerita orang yang melihat keberadaan Lutung Merah ini. Persisnya berada di pepohonan hutan perkotaan di belakang Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara. Namun tahun belakangan ini sudah tidak lagi terdengar kisah nasibnya. 

Saking populernya di masyarakat Kalimantan, warga suku dayak menyebut lutung merah dengan nama lain. Seperti halnya suku Dayak Ngaju, menyebut lutung merah dengan nama kalasi. Sama halnya di kalangan suku Dayak Kayan, istilahnya adalah khalasi. 

(Jongfajar Kelana)

Tidak hanya di Batu Ampar, ternyata Borneo Ecological and Biodiversity Conservation pernah melakukan survei lapangan di Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) Kota Balikpapan pada tahun 2005. Berdasarkan pantauan, telah ditemukan lutung merah di HLSW sebanyak 14 ekor di enam transek pengamatan.  

Disimpulkan dalam survei itu, mencari keberadaan wujud lutung merah sangat sukar. Butuh waktu lama untuk menanti, melihat lutung merah ini di HLSW. 

Sulitnya melihat lutung merah ini dipengaruhi oleh lokasi habitatnya yang mulai tidak seimbang, telah banyak kejadian bencana kebakaran hutan.  

Mengutip dari "Presbytis rubicunda; IUCN Red List of Threatened Species," buah karya Meijaard dan Nijman (2008), menulis, lutung merah bisa ditemukan di pulau Kalimantan dan kepulauan yang berada di dekat pulau seperti Kepulauan Karimata.

Nah, Kepulauan Karimata itu, merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau kecil yang terletak di pesisir barat Kalimantan, Indonesia, yang memiliki luasan 77 ribu hektar. 

Pulau yang paling besar adalah Pulau Karimata. Sekitar tahun 1995, daerah ini telah ditetapkan sebagai kawasan lindungan oleh pemerintah Republik Indonesia.

Ciri yang dimiliki Karimata, terdapat ekosistem yang menakjubkan seperti mangrove dan hutan tropis. Biasanya, lutung merah ini sangat senang mendiami daerah hutan tropis yang sangat kental dimiliki hutan-hutan yang berada di pulau Kalimantan. 

Belum lama ini, Stan Lotha, Peneliti Primata lulusan dari Universitas Bohemea Selatan, Republik Ceko, mengatakan, keberadaan populasi lutung merah yang ada di Kota Balikpapan sudah dinyatakan terancam. Lutung merah mengalami penurunan jumlah dikarenakan habitat tempatnya mengalami perubahan, rusak. 

Banyak hutan yang dimasuki manusia, hutan beralihfungsi menjadi berbagai macam, di antaranya menjadi pemukiman penduduk. Keberadaan lutung merah yang tersisa di hutan-hutan dekat perkotaan dipastikan semakin lama akan punah. 

Kalau pun diselamatkan ke hutan lindung, pastinya lutung merah tersebut susah beradaptasi. Saat mengalami kesulitan adaptasi, lutung merah mengalami tekanan atau stress. Jelas ini akan membuat sengsara lutung merah.    

Empat Subspesies Berbeda
Primata lutung merah memiliki bulu yang cerah, warna merah. Wajar bila kemudian satwa ini disebut lutung merah. Bagi orang yang memandangi lutung ini tentu bakal berdecak kagum, nampak bagus, cantik. 

Perlu diketahui, mengutip dari berita Antara (2017) "Ekspedisi Melingai Temukan Hewan Langka Lutung Merah" ditulis, lutung merah atau Presbytis rubicunda ini dibedakan menjadi 4 subspesies dengan warna rambutnya khas.

Pertama, Presbytis rubicunda rubicunda, yang berwarna kemerahan dan semakin kehitaman ke arah bawah bibir. Mereka banyak dijumpai di sebagian besar Kalimantan. 

Kedua, Presbytis rubicunda rubida. Warnanya hampir sama dengan Presbytis rubicunda rubicunda, hanya sedikit berbeda dari bentuk kepalanya dan tersebar di wilayah Kalimantan Selatan.

Ketiga, Presbytis rubicunda ignita, juga dibedakan dari ukuran kepalanya. Subspesies ini tersebar di bagian barat laut Kalimantan. 

Dan terakhir, yang keempat adalah Presbytis rubicunda chrysea, yang terbatas hanya di Pulau Karimata dan Kalimantan Barat dengan warna coklat emas kepucatan. 

Tubuhnya yang berbulu merah bukan pengaruh dari makanannya. Lutung merah ini paling suka mengkonsumsi makanan seperti biji-bijian tumbuhan, dedaunan muda dan tanaman liana yang biasa bertumbuh simpang siur di antara batang-batang pohon. 

Mengutip dari Wikipedia, tanaman liana gerak-geriknya bukan tumbuh ke atas menjulang tinggi seperti pohon kelapa, akan tetapi cara hidupnya melalui merambat, memanjat, atau menggantung di batang pohon. 

Akar liana berada di tanah atau paling tidak memerlukan tanah sebagai sumber haranya. Liana biasanya bukan parasit namun ia dapat melemahkan tumbuhan lain yang menjadi penyangganya dan berkompetisi terhadap cahaya. Jenis tumbuhan inilah yang disukai lutung merah. 

Menyadur dari T.M Setia (2009) "Peran Liana dalam Kehidupan Orang Hutan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Hutan," tertulis peranan positif tumbuhan liana antara lain mencegah pohon tumbang akibat angin.

Karena liana pertumbuhannya menjalar di antara pohon-pohon penopangnya dalam hutan. Manfaat lain sebagai sumber pakan dan alat pendukung bagi hewan yang melintas di pepohonan.

Masuk Satwa Arboreal
Gaya hidup lutung merah ini sangat hobi bergelantungan di pepohonan. Kehidupan utama lutung merah memang berada di huta tropis yang memiliki rimbunan pohon. Ibaratnya, pohon itu bagai paru-paru bagi lutung merah. Tanpa pohon, nasib kehidupan lutung merah bakal tidak tertolong. 

Karakteristik lutung merah memang harus berada di pepohonan. Itulah kenapa dari sisi bentuk fisik, lutung merah ini memiliki lengan yang panjang. Bukan berarti tangannya panjang, lutung merah sangat hobi mencuri barang. Jelas tidak !

Bentuk fisik tangan lutung yang panjang itu memang tercipta oleh Tuhan untuk memudahkan dalam kehidupan sehari-harinya yang berada di hutan, di pepohonan yang rindang dan tinggi. 

Menurut Hery Saputro, inisator Borneo Wildlife Education and Conservation Kalimantan Timur, tangan panjang yang dimiliki lutung merah karena sehari-harinya sangat bergantung di pepohonan. Lutung saban harinya beraktivitas di atas pohon. 

Senang bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lain. Lutung melompat, memanjat dari pohon ke pohon yang lainnya. Bentuk tangannya yang panjang akan memudahkan menangkap ranting pohon, supaya mudah berjalan. 

Termasuk bentuk ekornya yang panjang, hampir seukuran dengan tubuhnya memiliki manfaat untuk memudahkan disaat beraktivitas di pepohonan. Ekor yang panjang membuat lutung merah tidak mudah jatuh ketika menghinggap dari satu pohon ke pohon lainnya. 

Ekor panjang yang dimiliki lutung fungsinya sebagai penyeimbang tubuh kala berada di ketinggian pohon, atau berada di tapak batang-batang pohon yang ramping. 

Biasanya satwa yang paling sering berada di pepohonan ialah primata. Didefinisikan sebagai binatang Arboreal atau lebih banyak hidup di atas pohon.[1]

Perekebunan Ancam Populasinya
Ironisnya, ruang terbuka hijau sudah banyak bergeser, termasuk di Kalimantan Timur. Hutan yang menjadi surga bagi satwa seperti lutung merah kini nasibnya diujung tanduk. 

Daerah ingin mengejar pertumbuhan ekonomi daerah, memerlukan kawasan hijau untuk dijadikan pundi-pundi mengumpulkan rupiah. 

Satu di antaranya contoh yang konkrit ialah pembukaan perkebunan sawit. Mengubah lahan terbuka hijau menjadi sawit mengancam keberadaan satwa. Ini dikatakan, Maslim Asingkly peneliti The Wildlife Conservation Society Indonesia wilayah Kalimantan Timur.

Dia jelaskan, yang paling mencolok beberapa kejadian yang menyedihkan ialah tergusurnya Orangutan dari habitat aslinya karena sudah banyak disulap menjadi perkebunan sawit. 

Termasuk lutung merah yang bergantung pada habitat hutan pastinya bisa terancam. "Harus dikontrol ketat, dibatasi pembukaan lahan sawit," tuturnya. 

Belakangan ini Gubernur Kaltim Awang Faoruk mengaku,  perkebunan sawit termasuk dalam pembangunan Kaltim. Masa depan kebun sawit akan menggantikan sumber daya alam yang tidak tergantikan. 

"Perkebunan ini agar bisa jadi sumber ekonomi berkelanjutan. Kita bukan menambah luas areal pembukaan lahan, tapi akan meningkatkan kualitas sawit yang mencapai angka 25 ton per hektare," kata Awang. 

Meski nantinya terpaksa membuka lahan, lahan marjinal yang kandungan unsur haranya telah berkurang yang digunakan. 

"Sawit bisa berjalan dan lingkungan terjaga. kita juga larang pembakaran. Zero burning, jika ada yang langgar akan diberikan sanksi tegas," ujar Awang.

Berbeda halnya, Greenpeace Indonesia sebutkan, pernyataan Gubernur mengenai perkebunan masa depan Kaltim dianggap berpartisipasi dalam mengurangi emisi karbon bukanlah pernyataan yang benar. Ini disampaikan oleh Kiki Taufik, Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia.

"Tidak ada itu namanya sustainable palm oil, sawit justru merusak unsur hara tanah dan melakukan pembukaan lahan. Harusnya Pemda konsisten untuk tidak memberikan izin pembukaan lahan industri," tuturnya. 

Berdasarkan data yang berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) yang telah diolah Greenpeace Indonesia menunjukkan angka yang fantastis.

Data yang dibuka untuk publik mengenai luas hutan alam di Indonesia pada tahun 1990 menunjukkan angka 112,9 juta hektar. 

Seiring berjalannya waktu angka kehilangan hutan alam semakin meningkat di angka seluas 3,7 juta hektar hutan Indonesia. 

Memasuki awal tahun 2000, deforestasi yang terjadi dari tahun 1996-2000 yaitu seluas 8,9 juta hektar. Sementara itu data terbaru, kehilangan hutan alam Indonesia dalam kurun waktu 1990 hingga 2016 mencapai 23,1 juta hektar. 

"Deforestasi bukannya berhenti, malah trennya meningkat. Wilayah hutan di Indonesia pun ditaksir bisa berkurang hingga 25 persen pada tahun 2030," ungkap Kiki.[2] ( )

LUTUNG MERAH
Kingdom:   Animalia
Filum:        Chordata
Kelas:        Mammalia
Ordo:        Primates
Famili:       Cercopithecidae
Genus:       Presbytis
Spesies:     P. rubicunda

Nama Binomial:
Presbytis rubicunda

Makanan Favorit:
Biji-bijian tumbuhan
Dedaunan muda
Tanaman liana

Ciri Fisik Mencolok:
Bulu tubuh coklat kemerahan 
Bantalan pipi berkerut
Jambul sedikit berdiri 
Aura wajah kebiruan
Ada jambul pendek
Ekor panjang

Ancaman Kepunahan:
Perdagangan satwa
Penebangan pohon
Kebakaran hutan
Perburuan liar

Lokasi Habitat:
Kalimantan Timur
Sabah Malaysia
Sumatera

[1] Koran Tribunkaltim, “Lutung Merah Khas Kalimantan Timur: Kelasi Si Cantik Penghuni Sungai Wain,” terbit pada Minggu 8 Oktober 2017 di halaman depan bersambung ke halaman 7 rubrik Tribun Line.
[2] Tribunkaltim.co “Kaltim Kehilangan Hutan 98 Ribu Hektar, Greenpeace Ungkapkan Belum Ada Komitmen Gubernur.” http://kaltim.tribunnews.com/2017/09/27/kaltim-kehilangan-hutan-98-ribu-hektar-greenpeace-ungkapkan-belum-ada-komitmen-gubernur?page=all

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN