JARGAS KOTA BALIKPAPAN 2

Warga Khawatir Jargasnya Meledak


Penggarapan jaringan gas atau City Gas di Kota Balikpapan yang tersambung ke rumah‑rumah warga masih dikhawatirkan keberadaannya. Banyak yang menganggap, jargas ini sangat beresiko.

Satu di antaranya, kekhawatiran ini muncul dari Indah, warga Sumber Rejo RT 39, yang mengungkapkan, sebagian para ibu-ibu rumah tangga belum mengetahui cara penggunaannya. "Meteran sudah jadi tapi belum bisa dipakai. Saya masih bingung bagaimana cara memakainya," ujarnya pada Minggu 9 Oktober 2016 di halaman depan rumahnya.

Dia sempat bertemu dengan pihak kontraktor pemasang jargas. Sosialisasinya, jargas sangat aman dan dianggap efisen dan ramah lingkungan. Namun Indah masih cemas, sebab jargas dianggap pola hidup yang baru.

"Saya setuju-setuju saja ada jargas. Dipasang gratis. Nanti tidak perlu lagi beli-beli tabung. Banyak tetangga saya banyak juga yang mau pakai jargas, rumahnya minta mau dipasang," ungkapnya.

Karena itu dirinya sangat berharap, supaya pemerintah segera mengaktifkan jargas agar bisa dinikmati oleh warga masyarakat. "Maunya sebelum dinyalakan saya diajarkan dulu cara memakainya. Saya benar-benar tidak tahu. Kalau nanti meledak bagaimana. Saya masih bingung," ujarnya.

Senada dengan warga Karang Rejo, Sulasmi, meminta kepada penggarap jargas agar diberi pelindung pada bagian meterannya. Dia berpikir, kabel pada meteran gas posisinya berada di luar rumah. Seandainya terjadi putus kabel secara sengaja atau tidak sengaja, mesti ada pelindungnya.

"Belum tahu kalau kabel nanti putus apa yang harus saya lakukan. Saya nilai bahaya kalau sampai kabel jargasnya putus. Bisa meledak kali ya," ungkapnya. 

Para buruh bangunan sedang membuat galian di tempat pemukiman penduduk padat Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur untuk ditempatkan tiga pipa jaringan gas pada Senin 15 Agustus 2016 siang. (Jongfajar Kelana)
  
Di tempat lain ketika Tribunkaltim.co menyambangi lokasi pemukiman warga yang ada di Jalan Bina Marga, Kelurahan Sumber Rejo, RT 33, bernama Ramson Haloho.

Pria asal Sumatera Utara itu sudah hampir puluhan tahun tinggal di Sumber Rejo Kota Balikpapan. Ramson merasa bangga ada program pemasangan instalasi untuk jargas di rumah.

"Rumah saya meterannya sudah terpasang. Hampir sekitar dua minggu yang lalu sudah jadi tapi katanya belum bisa dipakai," ujarnya yang kala itu ditemui di samping kediamannya.

Namun yang menjadi catatan penting darinya, mengenai edukasi penggunaan jaringan gas (jargas) yang belum dilakukan oleh pihak yang berwenang dalam hal ini Pertamina dan Pemerintah Kota Balikpapan. "Masih takut‑takut. Kalau meleduk nanti harus bagaimana," tutur Ramson.

Sebagai contoh, tambah dia, seandainya terjadi kecelakaan seperti kebakaran rumah, tercabut atau terserempet, dan terendam banjir, tindakan apa yang mesti diambil. "Pipanya bocor kami harus berbuat apa? Kemana melapornya kalau ada kerusakan? " tuturnya.

Menurutnya, jargas dianggap barang baru bagi warga Sumber Rejo, meski di luar negeri seperti Jepang dan Korea sudah diterapkan lama.

"Kami belum dapat sosialisasi cara penggunaan. Kami belum dikasih tahu bagaimana cara antisipasi ketika terjadi yang membahayakan seperti apa langkah penyelamatannya," katanya.

Dia menegaskan, tidak semua orang tahu mengenai fasilitas jargas. Diharapkan, layanan jargas mesti dibuat secara aman. Bukan berarti menjadi efisen pengeluaran uangnya, tetapi keamanannya tidak terjamin.

"Saya terima programnya. Bagus. Tapi belum tahu apa dampak‑dampak negatifnya. Belum bisa merasakan," tutur Ramson.[1]  

Lebaran dan Medan Berat Perlambat Proyek
Penggarapan jargas dianggap meleset dari target penyelesaian, yang diharuskan rampung pada akhir September namun sampai Oktober ini masih berjalan proyeknya. Molornya proyek ini disebabkan berbagai faktor, di antaranya , terlambatnya pengiriman, kondisi geografis, dan libur lebaran.

Itu diungkapkan Sumalyanto, Koordinator Operasional PT Sucofindo, sebagai pihak pengawas pengerjaan proyek saat bersua yang ditemui di ruang kerjanya, Jalan Ahmad Yani, Kota Balikpapan, belum lama ini.

Ia menjelaskan, seharusnya pengerjaan dilakukan pada Maret namun pertengahan April baru bisa dilakukan. Pihak kontraktor beralasan menunggu tibanya barang-barang perlengkapan jargas yang didatangkan dari luar Kalimantan Timur.

"Barang-barang seperti pipa datang terlambat. Pekerja baru bisa menggali kalau sudah ada barang-barangnya," ungkapnya.

Berdasarkan rencana, kontrak kerja dilakukan pada 29 Februari dan penyelesainnya mesti 29 September. "Kerjanya tidak sesuai target kontraktor kena penalti. Per hari kalau tidak salah kena denda Rp 50 juta. Sekarang kontraktor masih terus kerjakan," ujar Sumalyanto. 

Kemudian kondisi geografis, atau medan yang berat. Seperti halnya di daerah tanjakan Gunung Rambutan di Kelurahan Karang Rejo. Pekerja penggali tanah merasa kesulitan. Tanahnya yang berpasir dan curam banyak halangan batu-batu dan rawan longsor membuat pengerjaan membutuhkan waktu lama.

"Kerjanya sampai malam. Sulit kalau daerah yang di dataran  tinggi. Kadang harus membuat galian  mutar kalau sudah terhalang batu, sungai atau rumah," katanya.

Kemudian, musim lebaran Idul Fitri banyak tukang gali tanahnya melalukan ritual mudik pulang ke kampung halaman sampai dua bulan lebih. Pekerja tukang galinya semua didatangkan dari luar Kalimantan Timur, yang didatangkan dari pulau Jawa seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Kondisi itu membuat proyek sempat terhenti tidak berjalan. Menunggu pekerja balik lagi ke Kota Balikpapan juga lama. Bahkan ada yang tidak balik lagi, tetapi berganti orang yang baru. "Si kontraktor lama lagi cari orang-orang baru. Cari pekerja yang mau jadi gali tanah pasang pipa jargas," ujarnya.

Optimis Awal Tahun Jargas Berjalan
Pengerjaan proyek jaringan gas (jargas) di Kota Balikpapan sempat molor, yang harusnya selesai 29 September. Tetapi kondisi ini tidak membuat rencana jargas di kota minyak harus berhenti. Sebaliknya Pertamina merasa optimis, di awal tahun 2017, jargas bisa dinikmati masyarakat luas.

Demikian disampaikan Manager Compressed Natural Gas dan City Gas PT Pertamina (Persero), Ryrien Marisa kepada Tribun melalui pesan WhatsApp, Senin 10 Oktober 2016 siang.

"Sampai saat ini progress penggarapan jargasnya (di Kota Balikpapan) sudah lebih dari 85 persen dan insya Allah penyelesaian fisiknya akan bisa sesuai jadwal. Adapun target on stream jargas Balikpapan adalah awal 2017," tuturnya.

Dia menambahkan, pembangunan jargas di Kota Balikpapan bukan persoalan yang disepelekan. Program jargas di Kota Balikpapan mendapat perhatian dari pemerintah pusat, menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Jadi benar-benar pekerjaan yang mesti diutamakan.

Alasannya, pengadaan infrastruktur gas sudah sejalan dengan target pemerintah Republik Indonesia dalam rangka penyediaan energi bersih dan ramah lingkungan serta melakukan pembaruan energi nasional untuk gas bumi sebesar 22 persen pada tahun 2025. "Kami mengupayakan best effort untuk penyelesaian jargas Balikpapan," tegas Ryrien.  

Berdasarkan pengalaman, jargas yang sudah jalan nanti akan sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan sumber energi gas untuk keperluan rumah tangga. Bahan bakar gas dianggap terobosan penghematan pengeluaran masyarakat.

Sekarang yang sudah berhasil dilaksanakan ada di daerah seperti di antaranya Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Ada juga di Kota Jambi yang pengeluaran per bulannya hanya kena Rp 13 ribu, yang dianggap warganya ini hemat ketimbang memakai tabung eceran.

Secara nasional, jargas rumah tangga yang ditugaskan kepada Pertamina telah berhasil dioperasikan 18.976. Sedangkan  sambungan rumah tangga yang akan segera beroperasi ada 30.407 dan yang kini sedang tahap pembangunan dan rencana pembangunan sebanyak 39.849 sambungan rumah tangga.

Namun tegas Ryrien, harga gas di setiap daerah akan berbeda-beda sebagaimana yang ditentukan oleh pemerintah, bukan dari PT Pertamina semata. "Harga jargas tiap kota berbeda-beda. Harga ditetapkan oleh BPH (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi). Di Balikpapan belum ada keputusan kena harga berapa," ungkapnya.[2]

Jalanan Bekas Jargas Belum Dimuluskan
Belakangan ini di beberapa tempat keramaian pemukiman penduduk Kota Balikpapan diwarnai tumpukan tanah bekas galian penggarapan jaringan gas (Jargas) atau City Gas besutan perusahaan negara Pertamina.

Kondisi ini memang sengaja dibiarkan dengan alasan untuk efisiensi. Saat bersua dengan pihak kontraktor jargas Balikpapan, Abdul Rohim, yang menjabat sebagai Koordiantor Pengawas Teknis Balikpapan PT Nindya Karya, menjelaskan, jalan bekas galian jargas tidak dinormalkan lagi.

"Sementara ini sengaja kami biarkan dahulu. Sisa-sisa tanah bekas galian tidak kami biarkan menumpuk, jalan tidak kami muluskan lagi," ungkapnya di sela-sela mengawasi galian jargas di pertigaan Jalan Panjaitan, Karang Rejo Kota Balikpapan, pada Senin 10 Oktober 2016 sore.

Ia menjelaskan, penyempurnaan kembali jalan bekas galian jargas akan dilakukan setelah jargas dinyatakan berhasil dipakai. Selama ini, sambungan pipa dan meteran jargas sudah rampung namun belum bisa digunakan. "Kami masih tahap uji coba," kata Rohim.

Tahapan jargas sekarang, masih dilakukan pengujian. Daerah yang sedang masuk ke tahap pengujian ada di sektor 6, yakni kawasan Sumber Rejo. "Mau lihat-lihat dahulu, apakah ada yang bocor pipanya ?. Kalau tidak ada (yang bocor) baru kami perbaiki sempurna jalannya," ujarnya.

Dia tidak ingin ketika jalan sudah diaspal kemudian ada uji coba ternyata ada pipa yang bocor, maka jalan dibongkar kembali. "Dibongkar, diaspal, lalu dibongkar lagi. Kami tunggu apakah sudah bisa mengalir bagus apa belum ? Supaya kami tidak kerja dua kali," tutur Rohman.

Sebelumnya, pada Minggu  9 Oktober 2016 sore, berdasar pengamatan saya, bekas‑bekas galian jargas di Sumber Rejo RT 39 tersebut sudah banyak yang ditimbun kembali.

Tampak jalan bekas galian itu tidak beraspal atau jalan yang bersemen tidak dimuluskan lagi. Bekas‑bekas galian seperti tumpukan tanah lihat di titik bekas galian masih terlihat.

Menurut warga setempat, Indah, jika turun hujan dan jalanan terinjak laju kendaraan maka jalan ternoda tanah‑tanah bekas galian.

"Janjinya kalau nanti gas sudah hidup nanti bekas galiannya akan dimuluskan lagi. Katanya, sengaja dibiarkan dulu kalau nanti mau dibongkar‑bongkar lagi," ungkapnya.

Serupa juga di daerah lorong samping Puskesmas Sumber Rejo pinggir jalannya kotor oleh tumpukan tanah bekas galian jargas. Biasanya sehabis hujan turun deras, tanah tersebut melumer mengotori jalan. ( )

Berikut Progress Jargas per 06 Oktober 2016:
1. Sambungan Kompor = Complete
    Total 3.849 ttk dari 3.849 ttk
2. Install pipa SR + Tap. saddle = 46 rmh
    Total 2.382 rmh dari 3.849 rmh
3. Install gas meter =  50 rmh
    Total 3.617 rmh dari 3.849
4. Pipa 180 mm = complete
    Total 5040 meter dari 4950 meter
    (Over 90 meter dari BOQ)
5. Pipa 90 mm = 0 meter
    Total 15.422 meter dari
    16.292 meter
6. Pipa 63 mm= 0 meter
    Total aktual 33.258 meter dr BOQ     
     30.410 meter (over 2848 meter)
7. Tenaga kerja
- Gali & Instalasi Pipa Distribusi  = 12 org
- Gali & Instalasi Pipa Sam.Rmh = 53 org
- Oprtr.Elektrofusion J. Distribs = 3 org
- Oprtr.Elektrofusion Tp.Saddle = 7 org
- Oprtr.Elektrofusion MTA = 4 org
- Tim Perapihan = 16 org
- Install Gas Meter Rmh Tangga = 21 org
- Install Pondasi Gas Meter = 5 org
SUMBER DATA: City Gas PT Pertamina



[1] Koran Tribunkaltim, “Warga Khawatir Jargas Meledak; Pemerintah Perlu Edukasi Penggunaan Jaringan Gas,” terbit pada Selasa 11 Oktober 2016 terbit di halaman depan yang bersambung ke halaman 11 rubrik Tribun Line.
[2] Koran Tribunkaltim, “Awal Tahun Bisa Dinikmati,” terbit pada Selasa 11 Oktober 2016 di halaman depan yang bersambung ke halaman 11 rubrik Tribun Line.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN