PONPES SYAIKH MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BALIKAPAN 2

Santri Diajarkan Kaligrafi sebagai Media Dakwah

Tidak selamanya, santri yang menutut ilmu di Pondok Pesantren (Ponpes) Syaikh Muhammad Arsyad Al‑Banjari Kota Balikpapan hanya diajarkan soal ilmu agama Islam. Ponpes yang berada di alamat Jalan Soekarno-Hatta Kilometer 19,5 ini ternyata juga membagikan ilmu seni ke para santrinya.

Siang itu, Muhammad Ahyat, Humas Ponpes Syaikh Muhamamd Arsyad Al‑Banjari menuturkan kepada Tribun usai melewati waktu Sholat Zuhur. Katanya, para santri yang berjumlah ratusan orang diajarkan ilmu seni kaligrafi dan kesenian musik hadroh.

"Seni itu indah. Sesuatu yang indah juga masuk dalam ajaran Islam. Tidak ada yang melarang dengan sesuatu yang indah," ujar suami dari Hj Halimah ini yang waktu itu mengenakan kopiah putih.

Sambil memperlihatkan kegiatan-kegiatan santri melalui buku laporan tahunan ponpes, Ahuat menjelaskan, santri dilatih, diberikan kekebasan untuk menyalurkan hobinya dalam mengembangkan seni yang disukainya dengan catatan semua hasil karya seninya wajib berlandaskan pada nilai-nilai Islam.

"Kami pihak ponpes sangat mendukung sekali jika ada santri yang berbakat. Kami fasilitasi. Kami masukan juga dalam kurikulum sekolah formal," ungkap Ahyat, yang sudah memiliki tiga anak ini.



Berkat keseriusan ponpes mengembangkan bakat-bakat seni anak didiknya, akhirnya membuahkan prestasi yang membanggakan dan bisa mengharumkan nama lembaga Ponpes Syaikh Muhamamd Arsyad Al‑Banjari.

"Kami pernah juara musik kasidah tingkat provinsi. Belum lama ini juga kami pernah menjuarai bidang seni kaligrafi tingkat Kota Balikpapan," kata pria lulusan Ponpes Tahfiz Quran Sunan Ampel ini.

Bagi Ponpes Syaikh Muhamamd Arsyad Al‑Banjari, pengembangan seni merupakan satu bagian dari bentuk cara berdakwah. Sebagai contoh, saat seorang santri membuat kaligrafi tulisan arab dengan membentuk orang sedang melakukan sujud sholat, maka akan memunculkan perhatian banyak orang.


"Mau tidak mau orang cari penasaran. Melihat gambarnya dan bisa tahu apa yang akan disampaikan melalui kaligrafi tersebut. Kami tegaskan yang penting tulisannya harus bernafaskan Islami, tidak boleh melanggar norma etika," kata pria kelahiran 1 Januari 1981 ini.

Setiap pelajaran di ruang kelas madrasah Ponpes Syaikh Muhamamd Arsyad Al‑Banjari, semua santri mendapat pelajaran membuat tulisan kaligrafi setiap hari secara wajib karena masuk dalam mata pelajaran sekolah. Sedangkan di luar jam belajar juga ada kelas khusus membuat kaligrafi seminggu dua kali dengan tanpa ikatan wajib, digelar bagi mereka yang menyukai saja.

Upaya memaksimalkan pemantapan seni kaligrafi, pihak ponpes memberikan juga fasilitas jaringan internet secara ketat. Media ini menjadi bagian dari metode pembelajaran seni kaligrafi, melihat seni dari dunia luar ponpes.

"Pelatih kaligrafi dari kami sebenarnya ada. Kami tambah wawasan dari luar ponpes supaya santri itu bisa punya cakrawala luas," ujar Ahyat, yang lahir di Banjarmasin ini.[1] ( )



[1] Koran Tribunkaltim, “Ponpes Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari Kilometer 19,5 Balikpapan Ajarkan Seni Islam; Santri Belajar Kaligrafi sebagai Media Dakwah,” terbit pada Kamis 30 Juni 2016 di halaman depan bersambung ke halaman 11.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN