BALIKPAPAN ISLAMIC CENTER

Serasa Berada di Nabawi Madinah

Menyongsong hari raya Idul Fitri nanti, warga muslim Kota Balikpapan akan mendapat kado lebaran berupa bangunan monumental yang spesial bernama Balikpapan Islamic Center di Jalan Belibis Raya, Kelurahan Gunung Bahagia, Kecamatan Balikpapan Selatan.

Pantauan Tribun, Minggu 5 Juni 2016, puluhan pekerja bangunan berompi orange tampak masih sibuk mengejar target penyelesaian pembangunan Balikpapan Islamic Center. Saat memasuki area Tribun melewati penjaga kemanan empat orang. Pintu gerbang memang belum terbuka bagi umum.

Mereka yang masuk ke area ini khusus orang-orang tertentu. Tribun pun mesti melewati prosedur ketat, diperiksa untuk mengetahui tujuan datang ke BIC.

Di sisi bagian menara masih ada yang dikerjakan, begitu pun bagian dalam area masjid tampak ada beberapa pekerja yang mengerjakan pemasangan proslen di area mimbar imam.

Mereka para pekerja terlihat serius, ada yang fokus berkonsentrasi mengkilapkan ubin marmer. "Ini saya lagi gosok-gosok dinding marmer supaya bisa mengkilap seperti kaca," kata Andi, pekerja asal Jakarta.

Masjid di area Balikpapan Islamic Center pada Senin 6 Juni 2016. (Photo by Budi Susilo)

Sony, panggilan akrab Sumarsono Kayatmo, Manager Konstruksi BIC, menjelaskan, pembangunan sudah mencapai titik puncak. Sudah berjalan sejak tahun 2014 dan target selesai tahun 2016.

"Sekarang sudah mencapai 95 persen. Jika tidak ada kendala akhir bulan ini sudah bisa dipakai," ujarnya kepada Tribun.

Ia menjelaskan, konsep pembangunannya sangat berbeda dengan  model-model masjid atau mushollah yang ada disekitaran bangunan BIC, yang beralamat di Jalan Belibis Raya, Kelurahan Gunung Bahagia.

Rancangan BIC mengambil inspirasi dari timur tengah, beragaya arsitektur arab. Ciri ini menonjolkan unsur-unsur lengkungan dan busur. Jika dilihat secara sekilas, masjid BIC hampir serupa dengan Masjid Nabawi yang ada di Arab Saudi.

Diharapkan, bagi mereka yang melakukan ritual ibadah dan berkegiatan dakwah Islam di BIC akan serasa di Masjid Nabawi. 

Ketika itu, Tribun berkesempatan masuk ke area pembangunan, melihat kondisi interior masjid. Di antara asesoris masjid, terdapat hiasan-hiasan indah berupa payung-payung putih seperti yang dimiliki oleh Masjid Nabawai.

Menurut Sony, pemasangan payung-payung itu bertujuan memberi keindahan dan kesan masjid yang benar-benar tempat ibadah umat Islam yang sesungguhnya, bukan tempat rekreasi taman bermain

Payung-payung putih sangat jarang sekali dipakai di masjid-masjid yang ada di Kalimantan Timur.

"Memberi keteduhan juga. Kalau sedang ada terik panas, pengunjung bisa terlindungi," tuturnya.

Sisi unik lainnya, komplek BIC ini juga dilengkapi sebuah menara yang memiliki ketinggian 68,2 meter. Menara ini bisa dilihat saat masuk ke pintu gerbang utama BIC. 

Jika dipandang dari bawah, menaranya serupa dengan tugu monas yang ada di Kota Jakarta.

Kata Sony, keberadaan menara di BIC itu bukan sebatas hanya untuk menyempurnakan keindahan tampilan komplek BIC, akan tetapi di sisi lain menara itu juga berfungsi sebagai eksibisi dan pusat informasi yang dilengkapi dengan antena komunikasi yang tingginya mencapai 16,2 meter.

"Bisa buat pengamatan untuk dunia astronomi mencari hitungan hilal. Juga bisa buat wisata untuk memandang Kota Balikpapan dari ketinggian puluhan meter," tuturnya.

Area BIC yang memiliki  luasan kurang lebih 8.755 meter persegi ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendidikan untuk usia dini, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama.

Adanya kelangkapan faslitas yang sempurna itu, tentu saja diprediksi akan menjadi magnet masyarakat untuk datang berkunjung, akan banyak orang berbondong-bondong menyambangi BIC.

"Kami rancang bisa memuat banyak orang. Area ini mampu menampung sekitar 10.000 orang," ungkapnya.[1]

Aktivitasnya Jangan Seperti Musala

Detik-detik mendekati waktu sholat ashar, Abdullah (78) yang berkain sarung dan berbaju koko, memasuki Mushollah Miftahul Jannah sendiri, untuk bersiap-siap mengumandangkan azan, pada Minggu 5 Juni 2016.

Lokasi tempat ibadah yang Abdullah sambangi itu tidak jauh dari Balikpapan Islamic Center (BIC). Bila dihitung jarak tempuhnya dari rumah Abdullah ke BIC hanya sektiar 300 meter dan rute jalannya juga dalam kondisi bagus, tidak berlubang-lubang seperti kondisi jalan di daerah pedalaman perbatasan.  

"Saya tahu kalau sedang ada pembangunan Islamic Center. Sayangnya belum jadi. Padahal sudah hampir dua tahun. Saya mau sesekali mencoba sholat disana, mau merasakan suasana baru," ujarnya saat ditemui Tribun. 

Memasuki usia setengah abad lebih, Abdullah lebih menjalankan aktivitas sehari-harinya dengan kegiatan ibadah. Abdullah tidak lagi kerja, sudah pensiun dari karir nakhoda laut. Anaknya yang berjumlah dua sudah bisa mandiri. "Kerjaan saya sekarang hanya pergi sholat ke mushollah," tuturnya.   

Menara setinggi 68,2 meter dan di bagian bawahnya bangunan Gerbang Rasul yang ada di Balikpapan Islamic Center pada Senin 6 Juni 2016 sore. (Photo by Budi Susilo)

Seandainya nanti bangunan BIC sudah rampung, dia ingin sekali datang untuk mengikuti kegiatan keagamaan. Abdullah sangat berharap, BIC harus ramai dengan kegiatan edukasi soal keagamaan.

"Buat ceramah-ceramah yang mengundang ulama-ulama besar. Yang punya ilmu tinggi. Jangan sepi kegiatan. Kalau sepi sama saja dengan mushollah yang hanya diisi dengan sholat dan mengaji saja," katanya.

Dia setuju, dan merasa sangat bersyukur, BIC dibangun di Jalan Belibis. Apalagi tempat tinggal rumahnya berdekatan dengan komplek BIC ada kebanggan tersendiri. Dibandingkan sebelum ada pembangunan BIC, daerahnya sepi, hanya diseliumuti perbukitan hutan belantara.

"Bisa membawa pengaruh bagi masyarakat sekitar terutama anak-anak mudanya supaya bisa semakin cinta pada masjid. Bisa rajin pergi ke masjid," ungkap Abdullah, yang lahir di Makassar 15 Januari 1938 ini.

Bila Abdullah nanti masih diberi umur panjang, dirinya akan pergi ke BIC dengan berjalan kaki. Baginya jalan kaki itu sehat, dan tiap langkah ke masjid itu mendapat hitungan amalan kebaikan, memperoleh pahala.

"Saya mau datang kalau ada kegiatan yang menarik. Kalau tidak ada yang menarik saya lebih  pilih sholat lima waktu di mushollah saja," kata pria yang pernah berlayar mengarungi lautan Filipina dan Singapura ini.

Tidak hanya dia yang setuju. Rupanya warga sekitar yang ada di Jalan Tiung, Kelurahan Bahagia merasa senang. Satu di antaranya Ketua RT 13, Haji Yusuf Marwoto, menuturkan, hadirnya BIC di Kelurahan Gunung Bahagia memberi dampak positif bagi keramaian daerah.

Yang penting, tegasnya, BIC harus menggelar kegiatan keagamaan yang berbeda dari masjid sekitarnya seperti di antaranya Masjid Al Husna. Di BIC mesti ada event sosial keagamaan yang sepesial supaya tidak mubazir.

Lagi pula bila acara-acara sosial keagamaan di BIC itu bagus dan menarik, pasti akan menarik orang-orang luar untuk berkunjung ke Kelurahan Gunung Bahagia. Tentu saja, roda ekonomi warga yang ada disekitaran BIC akan hidup.

"Orang-orang ramai datang. Pasti waktu datang akan mampir-mampir juga ke warung-warung makan yang ada di pinggiran jalan menuju BIC. Daerah kami jadi lebih berkembang," ungkapnya.

Sampai sekarang BIC masih dalam proses penyempurnaan pembangunan. Terget penyelesaian pembangunan direncanakan pada bulan ini. Prores pembangunan sudah mencapai 95 persen, sehingga saat lebaran Idul Fitri nanti, BIC sudah bisa digunakan.[2] ( )

Fasilitas Area Balikpapan Islamic Center (BIC)
Masjid
Menara
Gerbang Rosul
Jalan utama
Landscape
Jembatan
Jalan dan parkir
Ramp
Kolam
Kantor
Gedung Serba Guna
Gedung sarana prasarana

Struktur Menara BIC
Tinggi total 68,2
Tinggi antena 16,2 m
Tinggi struktur permanen 52 m

Komposisi BIC
Luas BIC ± 8.755 m2 (termasuk 2 lantai mezzanine).
Kapasitas ± 10.000 orang.
Luas area suci ± 8.132 m2.
Panjang koridor 545 m.
4 buah minaret dengan tinggi 42,7 m.



[1] Koran Tribunkaltim, “Jamaah Serasa di Nabawi: Masjid Balikpapan Islamic Center Tampung 10 Ribu Orang,” terbit pada Senin 6 Juni 2016, pada headline halaman pertama.
[2] Koran Tribunkaltim, “Jangan Cuma Seperti Musala,” terbit pada halaman depan pada Senin 6 Juni 2016.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN