PELABUHAN PESAWAN & KERETA API KALTARA
Pelabuhan Pesawan Masuk Kajian Amdal
Momen tahun baru,
perencanaan pembangunan Pelabuhan Pesawan akan memasuki tahapan kajian Analisis
Dampak Lingkungan (Amdal) dan sosialisasi pembebasan lahan ke masyarakat
setempat.
Hal itu
diungkapkan Kadishubkominfo Provinsi Kalimantan Utara, Ahmad Haerani, saat
ditemui Tribun di ruang kerjanya,
Jalan Gapensi Tanjung Selor. “Kita Amdal dulu. Jangan sampai salah-salah. Kita
juga nanti akan dibarengkan dengan sosialisasi,” ujarnya, pada Kamis 31
Desember 2015.
Pria yang
mantan Kadis Pekerjaan Umum Bulungan ini menjelaskan, pelabuhan Pesawan akan menggantikan
pelabuhan bongkar muat Kayan I Tanjung Selor. Sebagai tahap kemajuan, di
Januari 2016 akan dilakukan kajian AMDAL dan sosialisasi kepada masyarakat
luas.
“Nanti
pelabuhannya luas, lebih besar dari yang Kayan I. Pelabuhan akan membutuhkan
lahan seluas 20 hektar. Kemungkinan bisa buat pelabuhan barang dan juga
penumpang,” ujarnya.
Kegiatan
Amdal nantinya juga akan melibatkan pihak perguruan tinggi dari daerah sendiri,
yang ahli dalam pembangunan infrastruktur, lingkungan alam, dan ahli dalam
bidang transportasi. “Mungkin kami akan
gandeng dengan Universitas Borneo (Tarakan),” ungkap Haerani.
Terkait
pengerjaan Amdal, membutuhkan biaya lumayan besar, kurang lebih memakan uang
sebanyak Rp 900 juta. Apabila semua rencana berjalan lancar, pelabuhan akan
bisa beroperasi di tahun 2017.
Ia
menjelaskan, pelabuhan Pesawan akan mengikuti kebutuhan ekonomi bebasis maritim.
Jangka panjang, Tanjung Selor akan mengandalkan jalur air sebagai sarana
penunjang kekuatan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Lokasi lahan
sudah banyak yang setuju. Dianggap bagus, memilih Pesawan jadi yang tepat,”
tutur Haerani, yang saat itu mengenakan kemeja putih.
Secara
geografis, pada saat ini Pesawan masih masuk dalam kawasan sungai Kelurahan
Selimau, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan
Utara.
Menurutnya,
pelabuhan bongkar muat Kayan I dipindah karena sudah tidak sesuai kebutuhan.
Kapal-kapal besar tidak bisa bersandar dan pembangunan jembatan antar kecamatan
pun sudah mulai dibangun.
“Kalau sudah
ada beberapa jembatan kapal tidak bisa lewat. Kalau di Pesawan tidak akan ada
daratan yang dibangun jembatan, kapal bisa leluasa melintas,” ujarnya.[1]
Kereta Api Kaltara Masuk Master Plan
Rencana
penggarapan sarana transportasi kereta api di Provinsi Kalimantan Utara kini
sedang memasuki tahapan rencana induk atau master
plan, sebelum nantinya masuk ke proses pembebasan lahan.
Kadishubkominfo
Provinsi Kalimantan Utara, Ahmad Haerani, menjelaskan, Provinsi Kaltara
mendapat dukungan mater plan dari
Kementrian Perhubungan Darat dan perguruan tinggi.
“Beberapa
hari lalu kami sudah menggelar seminar mengenai pembangunan kereta api di
Kaltara. Master plan sedang diproses, lagi ada perbaikan-perbaikan saja dan
mengkaji lebih dalam,” katanya kepada Tribun
di ruang kerjanya, pada Kamis 31 Desember 2015 siang.
Menurutnya,
sebagai gambaran dini, saat dalam seminar mengemuka, bahwa sebagai tahap awal,
transportasi kereta api di Kaltara fokusnya sebagai pengembangan alat angkut
barang, belum bisa berbasis penumpang orang.
“Kita lihat
saja nanti. Kalau memang banyak penduduk di Kaltara mungkin saja akan
diakomodasi kereta api pengangkut penumpang orang,” ungkap Haerani.
Kegiatan
master plan dilakukan oleh para ilmuwan yang ada di Sekolah Tinggi Transportasi
Darat Bekasi. Serta mendapat dukungan penuh dari Dirjen Perkretapian Kementrian
Perhubungan Republik Indonesia.
Diharapkan,
pada pertengahan tahun 2016, master plan kereta api di Kaltara sudah rampung
agar tahap selanjutnya menuju proses sosialisasi pembebasan lahan.
“Yang di
Kaltim sedang dibangun. Pasti yang di Kaltim sudah selesai maka baru menyusul
di Kaltara. Nanti keretanya ke depan akan menghubungkan Kalimantan yang timur,
barat, selatan dan tengah,” urainya.[2]
Komentar
Posting Komentar