IDUL ADHA 1435 HIJRIAH
Qurban
Jamin Keselamatan
HADIRNYA
Islam dalam diri manusia sebagai penyelamat. Islam memberi petunjuk, dapat
menjadi pedoman hidup agar tak tersesat. Seperti pelaksanaan sholat lima waktu
diwajibkan bagi setiap muslim. Begitu pun perintah berpuasa dan haji.
“Sholat
tujuannya untuk menghindari perbuatan keji munkar. Puasa untuk membentengi diri
dari dosa,” ujar Habib Ahmad bin Novel bin Jindan saat berkutbah dalam sholat
Idul Adha pada Minggu 5 Oktober 2014, di Masjid At Tawwaab, Kelurahan Larangan
Indah, Kota Tangerang, Banten.
Ia menegaskan,
untuk umat muslim, baik itu pria dan wanita, yang berkesempatan pergi ke tanah
suci menunaikan ibadah haji, diharapkan bisa menjadi pribadi haji yang mabrur.
Bukan
lagi sekedar seremonial ibadah haji yang kosong tak bermakna, atau lebih membanggakan
diri karena gelar hajinya. “Haji yang benar itu, membuahkan takwa,” kata Habib.
Haji
mabrur itu, menargetkan kepergiannya ke tanah suci karena ingin meningkatkan
rasa iman dan takwa. Bila langkah dan niat hajinya benar dan khusuk, maka
mendapat nilai lebih. “Mereka yang mabrur, ganjarannya surga,” ujarnya.
Sementara,
bagi mereka yang belum berkesempatan tunaikan ibadah haji di Mekkah, maka dapat
berqurban, sembelih kambing, sapi, atau kerbau. “Mereka yang berqurban punya
tujuan yaitu membuktikan taat pada perintah Allah,” tutur Habib.
Perlu
diketahui, lebaran Idul Adha masuk ketegori hari raya agung yang diperuntukan
bagi kaum muslim yang mau taat pada perintah Allah, dan mau menjauhi segala
larangan dari Allah.[1]
“Hari
raya Qurban bukan ditentukan dari pakaian yang baru, bagus, tapi ukurannya dari
nilai ketakwaan. Mereka yang mau bertakwa, peroleh pengampunan dosa dari
Allah,” kata Habib, yang saat itu mengenakan busana jubah putih.
Ada
sebuah cerita yang pernah terjadi pada Ali bin Abi Thalib di hari raya qurban
Idul Adha. Kala itu, Ali didatangi seseorang yang berpakaian mahal, bagus, dan
beraroma harum. Lalu orang ini kaget melihat Ali sedang bersantai di depan
hidangan roti kering.
Karena
merasa heran, orang ini bertanya pada Ali, kenapa di hari raya ini kamu masih
betah di depan makan-makanan roti kering. Ini hari raya, kenapa tidak menikmati
makan-makanan yang sedap dan mahal.
Mendengar
hal ini, kemudian Ali menjawab, Hari ini memang hari raya. Hari raya tahun
lalu, hari raya tahun depan, juga hari raya ini, yang penting buat aku hari
yang tidak melanggar pada perintah Allah. Hari raya harus dirayakan setiap
hari, dengan bukti untuk selalu taat pada Allah.
Karena
itu, menurut Habib, hari raya Idul Adha adalah kesempatan umat muslim untuk
lebih meningkatkan rasa iman dan takwa. Mereka yang mau berqurban, maka darah
sembelih qurbannya akan menambah derajat bagi mereka yang mau berqurban.
Bahkan,
sebelum darah hewan qurban jatuh ke tanah bumi, orang yang berqurban akan
diangkat derajatnya oleh Allah. “Jangan mementingkan perkara dunia. Qurban akan
menjamin, memberi keselamatan kita di hari kiamat nanti,” tegas Habib.
Sebelumnya,[2]
Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, Azyumardi Azra, menulis, kalau
ibadah haji dan ibadah qurban untuk taqarrub
ila Allah sekaligus menjadi taqarrub
ila al nas, saling mendekat dan akrab di antara sesama manusia.
Ibadah
qurban, sesuai dengan kandungan makna qurban, juga bertujuan membuat seseorang
lebih qarib (dengan Tuhan dan
sekaligus dengan manusia lain, antara mereka yang memiliki kelebihan rezeki dan
harta dengan mereka masyarakat fakir, miskin, dan nestapa. ( )
sippp...nambah ilmu (y)
BalasHapusAlhamdulillah, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Berbahagia nan sehat sentosa ya :D
BalasHapus