INDONESIA MENGGENGGAM DUNIA INTERNASIONAL
Bermodal
Sinergisitas Kementrian dan Budaya Bangsa
MANUSIA
dalam penilaian Aristoteles sebagai zoon
politicon,
yang definisinya manusia yang berada dalam planet bumi, hidup
bermasyarakat dan berinteraksi dengan yang lainnya.
Kodrat
inilah yang kemudian dihubungkan juga kepada sebuah organisasi
negara, agar untuk melakukan hubungan persahabatan dan kerja sama
dengan negara lainnya demi mencapai kebaikan bersama.
Bagi
negara Indonesia, tak cukup hanya berdiri sendiri. Indonesia harus
membuka diri, melakukan interaksi dengan negara lainnya. Mengisolasi
diri sama saja menyiksa diri sendiri, kerja-sama patut dilakukan.
Nah,
karena itu, semua tergantung dari presidennya. Mau dibawa kemana masa
depan Indonesia nanti, apakah akan menjadi negara yang tertutup atau
negara yang terbuka, mau bergaul secara luas dengan negara yang
lainnya.
Dalam
kegiatan yang saya hadiri bertema Uji Publik
Calon Presiden 2014: Mencari Pemimpin Muda Berkualitas
di Hotel Sari Pan Pasific, Rabu 26 Maret 2014, bakal calon presiden
punya pandangan soal Indonesia di kancah internasional.
(sketsa by budi susilo) |
Satu
di antaranya, Dino Patti Djalal, Indonesia bersama negara-negara Asia
Tenggara lainnya di tahun 2015 akan membentuk satu komunitas. Masih
banyak orang yang belum mengetahui apa itu masyarakat ASEAN 2015.
“Tantangan bangsa kita mau tidak mau harus menghadapi,” katanya.
Menurutnya,
menyambut komunitas tersebut Indonesia mengambil langkah yang tepat
dengan diimbangi kesiapan yang matang dalam berkompetisi dan
kerja-sama antar negara-negara di Asia Tenggara.
“Harus
jelas mana sektor yang unggul dimiliki bangsa kita. Dan mana saja
sektor yang harus kita perbaiki, segera harus kita perbaiki,” tegas
suami dari Rosa Rai ini.
Pandangan
bakal capres lain, Gita Wirjawan, mengatakan, Indonesia sudah punya
semangat multilateral, terbukti dalam keterlibatannya di World
Trade Organization (WTO)
yang
sudah tergabung 183 negara.
Organisasi
itu menguatkan kerja-sama dalam pengentasan persoalan pertanian,
negara-negara miskin, dan faslitias kegiatan perdagangan para anggota
di WTO.
“Bangsa kita butuh modal transfer teknologi. Cara ini akan menguntungkan neraca perdagangan kita,” tegas mantan Menteri Perdagangan ini.
“Bangsa kita butuh modal transfer teknologi. Cara ini akan menguntungkan neraca perdagangan kita,” tegas mantan Menteri Perdagangan ini.
Sementara
bakal Capres, yang kini menjabat Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
RI, Irman Gusman berpendapat, kementrian luar negeri ke depan harus
juga bersinergi dengan kementrian perdagangan.
Agar kedua lembaga ini
dapat memaksimalkan kegiatan perdagangan berskala internasional.
Selama ini, kedua kementrian ini belum serius melakukan sinergisitas.
Senada
dari Anis Baswedan, bakal Capres yang datang dari kalangan akademisi,
mengimpikan adanya penyeragaman langkah kementrian luar negeri dan
perdagangan. Kedua lembaga ini bisa jadi bagian perjuangan Indonesia
di kancah internasinal.
“Buat dokumen dan rujukan untuk diplomasi
agar dapat terkonsolidasi,” kata pria yang menduduki jabatan rektor Universitas Paramadina di tahun 2007 dan sedang berada di usia 38 tahun ini.
Sedangkan
dengan bakal Capres, Ali Masykur Musa yang menilai Indonesia belum
mampu menonjolkan kekayaan seni budayanya sebagai budaya pop
internasional. Padahal Indonesia sangat kaya seni dan budayanya serta
punya pesona di bidang pariwisatanya.
“Diplomasi
tak cukup dengan politik dan ekonomi. Tetapi juga bisa lewat dengan
sektor budaya. Lihat negara Korea telah berhasil dengan K-Pop-nya.
Sekarang negara ini dikenal dimana-mana,” urai pria yang punya
prinsip Hidup Bukan untuk Diri Sendiri ini.
Nah,
itulah gambaran singkat mengenai calon-calon pemimpin Indonesia di
tahun 2014 sampai 2019. Semua ide-ide yang disampaikan bermuatan
positif, memiliki bobot yang baik bagi kemajuan Indonesia dan
perdamaian dunia.
Sebagai
rakyat Indonesia tentu bangga apabila ada mimpi-mimpi yang hebat
seperti itu. Agar Indonesia dapat mengarungi dan melewati tantangan
jaman yang sudah mengglobal dan semakin inovatif.
Lalu
soal pilihan siapa calon presiden yang layak bagi Indonesia ke depan,
kembali lagi diserahkan ke hati nurani masing-masing pribadi
masyarakat Indonesia sendiri, untuk memilih siapa tokoh yang pantas untuk memimpin
Indonesia. Selamat memilih, sukses untuk bangsa kita, Indonesia raya.
Salam sejahterah. ( )
Komentar
Posting Komentar