BUAHNYA KEHIDUPAN ADALAH TAKWA

Buahnya Kehidupan Adalah Takwa

BERTAKWA kepada Allah adalah hal yang paling penting bagi manusia. Manusia memiliki kedudukan tinggi di mata Allah karena takwanya. Takwa ibaratnya buah dari kehidupan manusia, tanpa buah maka hidup manusia tak akan indah dan nikmat.

Inilah pesan yang disampaikan Ustad Kholili Amir ketika menjadi khotib Jumat di Masjid Al Muttaqien yang beralamat Jalan Kalibata Timur, Kecamatan Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2014)

Pohon kehidupan yang berbuah takwa (sketsa by budi susilo)


Ukuran seorang manusia bukan dilihat dari jabatan pekerjaan yang ia emban. Penilaian manusia bukan dipandang dari sejauh mana ia punya harta melimpah. Sesungguhnya yang dapat meningkatkan derajat manusia itu adalah ketakwaan.

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan. (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur dan gadis-gadis remaja yang sebaya dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman) Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia, dan tidak (pula perkataan) dusta. Sebagai balasan dari Rabb-mu, dan pemberian yang cukup banyak. Rabb yang memelihara langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.” (Quran, Surat An-Naba’)

Bertakwa merupakan bagian dari tujuan hidup manusia. Manusia yang rajin beribadah, berkomitmen menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah, adalah praktik takwa. Takwa yang dijalankan secara maksimal akan peroleh nilai-nilai kebaikan.

Karena itu, tutur Kholili, manusia harus bisa menyadari akan dirinya terhadap arti pentingnya sebuah ketakwaan kepada Allah. “Apakah kita sudah mencapai derajat ketakwaan ? Hanya pribadi masing-masing yang bisa menjawabnya,” katanya.

Ia pun menjabarkan, orang yang benar-benar menjalankan ketakwaan hidupnya selalu terarah. Kata Kholili, orang yang bertakwa cirinya punya keteguhan dan menyimpan sifat bijaksana. Sikapnya berwibawa dan punya rasa syukur yang besar.

Setiap hari, tambah Kholili, ciri orang yang bertakwa itu selalu hidup bersih. Tidak mau tercoreng oleh hal-hal yang negatif, melanggar hukum. Walau miskin harta, orang bertakwa tetap bergaya hidup bersih. Walau kaya raya, kehidupannya tetap pada prinsip kesederhanaan dan murah hati, tak tinggi hati (sombong).

Selain itu urainya lagi, keseharian hidup orang yang bertakwa tidak diisi oleh hal-hal yang berbau fitnah (bohong). Kinerjanya selalu disiplin, dan punya semangat dan dedikasi yang tinggi pada pekerjaannya. 

Antara perbuatan dan perkataan tidak menyimpang, kata dan perbuatan berjalan seiringan. Jika ditegur akan intropeksi diri. Jika bersalah, maka orang yang bertakwa pastinya akan meminta maaf dan berkomitmen tak mengulangi kembali. ( )




Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN