PESAN DARI BENCANA

Pesan Dari Bencana

BENCANA alam datang ke Indonesia seakan tanpa ada rasa bosan. Seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan gunung meletus, bertubi-tubi menerpa negara Indonesia.

Satu di antaranya musibah banjir bandang yang melanda Kota Manado Sulawesi Utara. Begitu pun banjir juga datang ke pulau Jawa, dari Pati hingga Kota Jakarta merendam sampai berhari-hari.

Melalui kejadian bencana itu, tentu kita sebagai manusia biasa akan bertanya-tanya kepada Allah SWT. Apakah hal ini sebagai tanda bukti rasa cinta Allah SWT kepada hambanya ?

Bentang alam Makawedey, Aertembaga, Kota Bitung, Sulawesi Utara 30 Juli 2011 (photo by budisusilo)

Atau juga, apakah turunnya bencana tersebut merupakan teguran dari Allah SWT, agar manusia sadar atas segala perbuatan-perbuatannya yang dianggap menyimpang.

Dan apakah, melalui bencana alam Allah SWT memberi sebuah peringatan pada hambanya agar mau kembali lagi mengingat Allah SWT.

Demikianlah pancingan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Ustad Ilham ketika mengisi kutbah Jumat di Masjid At Taubah, Kelurahan Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Jumat (31/1/2014).

Ia pun juga menukil dari al Quran ayat Al-Ankabut 2 sampai 3: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”

Intisari dari ayat itu menggambarkan, bahwa Allah akan selalu menguji hambanya, sejauh mana rasa keimanan dan ketakwaan para hambanya.

Seperti halnya para sarjana di perguruan tinggi, saat ingin mendapatkan gelar kesarjanaan, maka tentunya para calon sarjana wajib mengikuti ujian terlebih dahulu. "Jangan berkata sarjana dahulu, sebelum diuji kesarjanaannya," tegasnya.

Sama halnya, jangan mengatakan sebagai dermawan, jika belum teruji kedermawanannya. "Buktikan dulu sifat empatinya baru bisa disebut dermawan," kata Ilham.

Ia menegaskan, apabila musibah itu diturunkan oleh Allah SWT sebagai ujian, maka itu adalah keberuntungan. "Allah masih sayang kepada kita," ujarnya.

Namun tambahnya, jika sebuah bencana diturunkan sebagai balasan atas perbuatan buruk manusia itu sendiri, maka bukanlah keberuntungan. "Manusia itu sangat merugi," kata Ilham.

Karena itu, harapnya, penduduk di sebuah negeri harus punya keimanan. Sebab jika penduduk tersebut beriman maka hidup akan berkah. "Tidak mendustakan ayat-ayat Allah SWT," ujar Ilham.

Selama ini, manusia di akhir jaman ini sangat memalukan. Dihadapan Allah SWT banyak manusia yang tam malu dan berani untuk berbuat penyimpangan.

Kelestarian bumi dinodai. Bumi banyak dikotori oleh perbuatan manusia yang serakah. Manusia telah banyak yang meninggalkan perintah Allah.

Seakan dunia saat ini telah bersimbah dosa, zina, dan kumpul kebo. Perbuatan ini tidak hanya dilakukan oleh Wanita Tuna Sosial, namun juga melanda remaja-remaja polos yang masih di bawah umur.

Penyakit korupsi telah merajalela diberbagai lini. Perjudian, mabuk-mabukan, virusnya sudah menyebar ke pelosok-pelosok daerah. Banyak manusia sudah tak bertanggung jawab.

Gunung digunduli, pertanian diubah menjadi padang golf, demi alasan untuk memperkaya diri, dan kepentingan segelintir orang. Limbah pabrik juga sudah banyak mencemari udara dan air.

Apakah bumi akan lama berputar ? Mendekati kiamat ? Lalu apa yang harus kita lakukan. Tentu saja imbau Ilham, caranya kita harus bertobat, mampu mawas diri, mempertebal keimanan dan ketakwaan. "Orang yang beriman akan dilindungi Allah, akan dibawa ke arah terang benderang," ujarnya. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA