PANTAI INDRAYANTI YOGYAKARTA



Kepiting Kecil Pernak-pernik Pasir Putihnya 

AZAN Maghrib telah berkumandang lima menit lalu. Matahari sudah terbenam, alhasil pantai pun menjadi gelap gulita, hanya sedikit sinaran cahaya dari bintang-bintang kecil di langit malam. 

Angin bertiup agak kencang, ombak bergemuruh kencang. Inilah suasana yang saya dapat saat berada di pantai wisata bernama Indrayanti Yogyakarta, di kala sore jelang malam, Sabtu (30/11/2013).

Pantai wisata tersebut sudah sepi dari pengunjung, tak lagi ramai oleh orang-orang yang berenang di pantai bersih itu. Maklum, ketika malam datang, pantai ini sangat berbahaya jika untuk aktivitas berenang. 

Suasana senja di Pantai Indrayanti yang sepi (photo by budi susilo)

Sekali pun ada pengunjung pada malam itu, bisa dihitung dengan jari. Dan mereka hanya duduk-duduk bersantai di warung kuliner yang berdiri di pinggiran Pantai Indrayanti, untuk menikmati rembulan malam pantai.

Keberadaan Pantai Indrayanti, berada di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.  Sebuah lokasi yang masih satu kawasan dengan tempat wisata Kampung Baron Gunung Kidul. 

Daerah pesisir ini disulap menjadi lokasi wisata bertaraf internasional, sebab sangat layak bagi para pengunjung wisatawan domestik dan mancanegara.

Menyempatkan diri duduk di bawah kanopi, saya bertemu warga setempat. Ia adalah Supriyadi (36), yang juga sekaligus sebagai pekerja di restoran pantai Indrayanti. 

Pria beranak satu ini sedang mendapat jatah libur kerja. Waktu liburan inilah yang ia manfaatkan untuk bersantai ria di kanopi pantai Indrayanti dengan hisapan sebatang rokok filternya.

Dikesempatan ini saya pun berbersua dengan dirinya. Katanya, pantai ini dahulu hutan belantara, semak-belukar, liar ditumbuhi banyak rumput-rumput dan pepohonan. 

“Tiga tahun lalu keadaannya belum begini mas. Masih alam liar. Orang tidak bisa lewat masuk ke sini (pantai). Kalau mau ke pantai harus terobos semak belukar,” ungkap Supriyadi.

Sekarang lihat sendiri, perintah Supriyadi. Disini sudah sangat beda, tak lagi seperti dahulu yang sepi dan berkesan angker. Pantai sudah ditata menjadi lokasi wisata favorit bagi siapa saja. 

Mengenai nama pantai, ungkap Supriyadi, awalnya bukan Indrayanti tetapi orang setempat lebih mengenal pantai Pulang Syawal. 

“Orang-orang tua jaman dulu memberi nama pantai dengan sebutan Pulang Syawal. Tapi saya tidak tahu kenapa dikasih nama Pulang Syawal,” urainya. 

Dan seiring waktu berjalan, nama populer yang berkembang saat ini bukan lagi pantai Pulang Syawal. Orang-orang sekarang sering sebut pantai Indrayanti, yang konon berdasarkan sejarahnya, diambil dari nama sebuah restoran. 

“Pantai sudah dikelola swasta. Dibangun juga restoran dan cafe dengan nama Indrayanti yang jadi pemiliknya. Saya kerja disini di bagian dapur,” tutur Supriyadi.

Tak heran, karena sebagai lokasi wisata komersil maka bagi para pengunjung yang melanggar aturan, merusak alam pantai dikenai hukuman setimpal. Mereka yang terbukti membuang sampah sembarangan dikenai denda hukuman Rp 10 ribu untuk per sampahnya.

Kemudian juga, yang secara sengaja mengambil pasir pantai dikenai hukuman. Sebab pasir pantainya yang putih harus tetap dilestarikan agar pantai tidak rusak, dan tetap indah dan nyaman. 

“Pantai dimana-mana pasti dilarang untuk diambil pasirnya. Kalau ada yang mengambil pasir pantai berarti turut merusak lingkungan alam, mengganggu ekosistem makhluk hidup yang ada di pantai,” tegasnya.

Karena terjaganya kelestarian pasir pantai Indrayanti, saya masih bisa melihat padang pasir putih yang melimpah. Rasanya asik untuk dibuat alas tidur, lalu sambil menatap atap langit bumi.

Tak hanya itu, karena kelestarian pasir Indrayanti masih terjaga baik, tampak ada beberapa binatang yang hidup seperti keong-keong, dan kepiting kecil meramaikan pasir pantai, menjadi penambah pernak-pernik unik pantai.

Sebagai pengamanan pantai, ujar Supriyadi, pengelola pantai pun menyediakan petugas keamanan pantai. Di tiap jadwal penjagaan, ada 10 petugas jaga. Kesemua orang ini bertanggungjawab menjaga keseluruhan pantai. 

“Mengamati mereka yang sedang berenang di pantai. Jika ada hal-hal kejadian yang tak diinginkan seperti pengunjung tenggelam di pantai maka petugas akan cepat bertindak,” ungkap pria kelahiran Desa Sidoarjo ini.

Warga lainnya, Hamim, mengungkapkan hal senada. Banyak warga yang datang ke pantai untuk menikmati airnya yang bersih dan bergelombang. “Kalau akhir pekan pantai ramai sekali. Terutama pagi atau sore hari,” urai pria yang kini menggeluti sebagai supir travel wisata Yogyakarta ini.

Dikesempatannya, Rina Cahya (25), satu di antara pengunjung pantai Indrayanti mengungkapkan rasa kagum. Sejak pertama kali berkunjung ke Pantai Indrayanti kesannya sangat membanggakan. 

“Saya suka ombak pantainya. Pasir pantainya juga bersih. Enak sekali disini untuk wisata keluarga,” ungkap perempuan asal Bekasi Jawa Barat ini, yang datang ke Pantai Indrayanti bersama keluarga besarnya.

Karena itu bagi anda semua yang penasaran mau berkunjung ke Pantai Indrayanti, segara sambangi saja. Dijamin anda semua akan mendapatkan pengalaman berkesan, dengan suguhan alam asli dan karakter budaya jawa. ( )  

Pasir putih yang dimiliki Pantai Indrayanti (photo by budi susilo)

Ombak Pantai Indrayanti yang bergemuruh memberikan getaran jiwa (photo by budi susilo)

Dua wisatawan cantik asal Jawa Barat menikmati alam Pantai Indrayanti (photo by budi susilo)

Restoran dan cafe Pantai Indrayanti di saat malam hari (photo by budi susilo)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA