DOKTER CINTA

 Dokter Cinta

KEBANYAKAN anak-anak jika ditanya bila sudah besar mau jadi apa, sebagaian besar mereka umumnya menjawab tegas, “jika nanti sudah dewasa aku mau jadi dokter”. 

Masih ingat dengan lagu anak-anak yang pernah dipopulerkan oleh Susan berjudul Cita-citaku, dimana dokter sebagai profesi pilihan terpenting. Jarang sekali ada yang mau menyebut mau jadi wartawan, apalagi wirausahawan.

Seribu kalimat, banyak orang mengucap bahwa dokter itu profesi yang terhormat dan bermartabat, penuh tanggungjawab, dan sangat sakral karena tak sembarangan orang bisa menjabat. 

(repro by budi susilo)

Tidak semudah seperti mencari cacing di dalam tanah yang humus, mau jadi dokter itu banyak ujian rintangan materi, otak, dan fisik, yang masa pencapaiannya hingga puluhan tahun.

Terlepas dari hal itu, dokter cinta adalah esensi dari profesi ini. Apa pun itu jenis dokternya dan rintangannya, tetap saja tujuannya adalah untuk menjadi dokter cinta. 

Ingat, dokter cinta dimaksud bukan yang berkaitan erat dengan apa yang kini dilakoni oleh dokter Boyke, yang selalu berhubungan dengan dunia kesehatan pasangan pria dan wanita.

Lebih dari itu, dokter cinta lebih menjorok pada unsur universal. Kini ada bermacam dokter, di antaranya ada dokter kandungan, dokter sunat, dokter penyakit dalam, dokter kulit, dokter hewan, namun muaranya sama yakni sebagai dokter cinta.

Tanpa cinta, dokter tak akan mampu bekerja melayani dengan sepenuh hati. Tanpa cinta, dokter tak akan membuahkan hasil kerja yang baik, merugikan banyak orang. Tanpa cinta, dokter pun akan berubah sebagai sales obat-obatan. 

Orang menginginkan, dokter bekerja mengabdi bagi kebaikan umat. Dokter berperan sebagai media penunjang kesehatan seluruh umat. Dokter diharapkan jangan sekedar berlari mengejar materi setinggi-tingginya.

Jika presiden Republik Indonesia mengharap profesi guru jangan mengambil sikap golput dalam pemilu tahun 2014, maka tentu saja warga masyarakat menginginkan profesi dokter tak goyah, mau terus melayani pasien dengan cinta setulus hati.    

Kini jangan takut untuk dikriminalisasi. Asal dokter mau ikuti aturan perundang-udanngan yang berlaku, tanpa slenong boy, maka aman dari ancaman pidana.

Wajar jika kena hukuman apabila melanggar aturan yang telah ditentukan. Sebenarnya tidak hanya mereka yang dokter saja, semua profesi pun mengalami hal serupa, ketika melenceng maka hukum pidana berbicara.

Yang penting dunia kesehatan negeri ini, jangan ada lagi hal-hal yang digambarkan oleh Iwan Fals dalam lagunya yang berjudul Ambulance Zig Zag. Andaikan mau ikuti jalur hukum yang berlaku, pasti tak kena kriminalisasi profesi, akan selamat dari kurungan penjara dan denda. ( )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

CANDI GARUDA YOGYAKARTA