BANJIR PARKIR
Banjir Parkir
BANJIR air di Indonesia merupakan hal yang lumrah. Di
Jakarta sendiri, kala masuk musim penghujan sering langganan banjir air. Itu
pun tak pernah beruntung, air banjirnya selalu kotor dan membuat gatal-gatal
kulit tubuh.
Akibatnya, beberapa pemukiman penduduk, terutama yang
berada di pinggiran kali, kena dampak bencana alam ini, hingga akhirnya harus
begadang semalam suntuk, berhari-hari harus mengungsi.
Selain banjir air, kini belakangan ada banjir lainnya,
yakni banjir parkir kendaraan bermotor di sudut-sudut keramaian kota, bahkan
juga sudah merebak di gang-gang perkampungan penduduk yang dekat dengan pusat
perkotaan.
Di Jakarta sendiri, fenomena ini paling mencolok.
Mungkin jumlah kendaraan bermotor yang beredar sudah membeludak, maka tidak
mengherankan, secara mendadak telah banyak bermunculan lahan parkir darurat
yang belakangan sudah mulai merata di berbagai daerah.
Sungguh luar biasa pengguna kendaraan bermotor di
Jakarta ini. Jumlahnya tak lagi bisa dihitung dengan jari kaki dan tangan.
Kadang pun, mereka yang bawa kendaraan sempat bingung saat mau parkir
kendaraanya, saking padatnya pengendara sempat frustasi memilih parkir
sembarangan.
Ambil contoh untuk di kawasan Taman Ayodia, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan, jika sedang masuk jam ramai, jalur sepeda kayuh disulap
menjadi lahan parkir sepeda motor yang rupanya didukung penuh oleh petugas
berseragam resmi parkir DKI Jakarta.
Padahal jelas-jelas, lajur sepeda kayuh yang ditandai
dengan warna hijau tak boleh diserobot oleh mobilitas kendaraan lain, apalagi
berani-beraninya menjadikan sebagai area parkiran.
Antisipasinya, pihak berwajib sadar untuk menegakan
aturan supaya ada ketertiban. Aparat secara tegas menindak kepada mereka yang telah
terbukti melanggar perparkiran dengan secara sembarangan, untuk dikenai hukuman
yang sesuai perundang-undangan, melalui cabut pentil dan hukuman denda.
Persoalan Jakarta dan sekitarnya sekarang bukan saja
banjir air, tetapi ada tambahan baru pekerjaan rumah pemerintah berupa banjir
parkir, yang faktanya masih banyak yang tumbuh liar tak terkendali.
Jalan raya di daerah kawasan Mampang padat oleh kendaraan roda empat, Kamis (5/12/2013). Jalanan yang ada di Kota Jakarta semakin lama disesaki oleh kendaraan bermotor. (photo by budi susilo) |
Padahal pemerintah seharusnya mampu mengatasi banjir
parkir dengan memberikan area lahan parkir tambahan, serta dengan diimbangi
dengan penyediaan alat transportasi umum yang memadai agar orang-orang dapat beralih
dari kendaraan pribadi ke angkutan massal.
Setidaknya, jika pemerintah mampu mengelola
perparkiran secara baik, maka akan menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah,
bukan jatuh ke kantong-kantong pribadi oknum tertentu.
Sebaliknya, jika pemerintah impoten dalam mengatasi
banjir parkir, maka seterusnya situasi perkotaan akan terus semrawut, sumpek,
tak lagi indah, dan tak berkesan asik di hati para penghuninya.
Para pelancong dari luar daerah pun enggan datang berwisata,
menghabiskan uang untuk berbelanja. Ruginya, roda ekonomi daerah pun tak
berputar lancar, rezeki seret. Rakyat di daerah pun dirundung kegalauan. ( )
Komentar
Posting Komentar