JAM DINDING
Jam Dinding
KEBERADAANNYA sudah berpuluh tahun menclok di dinding rumah. Tak kenal
batas waktu, selalu setia memberikan sajian informasi detik per detik waktu
kepada makhluk bernama manusia.
Jam dinding namanya. Saksi utama dalam sebuah
pergulatan kehidupan di pagi hari, hingga ke pagi kembali. Jam dinding tanpa
henti terus berdetak, menggerakan jarum yang menunjukkan ke angka-angka, dari
satu hingga dua belas.
Bentuknya yang bundar menyerupai kue pizza, membuat ketenaran jam dinding ini
di sepanjang lintas generasi. Seakan rasa selebritisnya menandingi bundarnya
topi yang sering dinyanyikan oleh anak-anak di sekolah taman kanak-kanak dan
lingkungan rumah, pada era tahun 1990-an.
(sketsa by budi susilo) |
Apalagi ditambah oleh band orang dewasa, Jamrud Band, yang juga menyebut kalimat
‘jam dinding pun berdetak’ di lirik
lagunya, tentu semakin mempopulerkan jam dinding di telinga masyarakat.
Lantas kondisi itu tak membuat jam dinding berubah
watak. Ia tetaplah jam dinding yang terus berjasa membawa kabar waktu.
Bundarnya, warnanya, suara detaknya, sama sekali tidak berubah.
Ia bertekad bulat telah ditakdirkan sebagai jam
dinding yang bisu, tak berteriak mengharap pamrih, walau waktu dan ragawinya selalu
mengabdi memberi informasi sebuah masa dimana tercatat dalam pengetahuan sejarah
manusia.
Posisinya yang selalu berada di atas tak pernah alpa
menyapa para manusia yang ada dibawahnya. Mungkin agak berbeda dengan beberapa
manusia, saat sedang berada di lapis atas, wataknya akan sangat berbeda ketika
dahulu masih berada di bawah.
Jam dinding itu saudara kembar dengan padi sawah.
Sama-sama punya watak yang bijak. Padi ketika semakin tinggi tetap merunduk ke
bawah, tak angkuh. Padi selalu ingin merasakan nikmatnya buah rendah hati,
selalu ingin membumi.
Setiap jamnya, jam dinding rajin menyapa. Bahkan jika
diperlukan, kapan pun jam dinding selalu bersedia untuk saling tatap dengan
manusia, demi tujuan memberikan manfaat bagi mereka yang sedang butuh kabar
waktu.
Bak presiden di jaman demokrasi terpimpin, atau kaisar
dalam pemerintahan monarki, jam dinding tetaplah jam dinding. Jabatan yang
diembannya benar-benar abadi, tak akan pernah terganti kecuali bumi ini
kedatangan sang malaikat peniup terompet sangkakala. ( )
Komentar
Posting Komentar