GELIAT KOTA TUA JAKARTA 5
Mendadak Jadi Kampung Betawi
BEBERAPA
rumah tradisional ala Betawi menghiasi pinggiran kali besar Kota Tua Jakarta
Barat. Rumah-rumah ini mendadak berdiri bebas, persis di trotoar jalan lorong
kali besar dan di antaranya juga ada yang berdiri di depan bangunan-bangunan
tua.
Selama
ini, kawasan itu bersih dari bangunan-bangunan ilegal. Tapi kenyataannya, perubahan telah terjadi. Tanpa rasa
takut, mereka ada yang berani menempati dan membangun bangunan di pinggiran
kali besar itu.
![]() |
Semarak festival Kampung Betawi di Kota Tua Jakarta (photo by budi susilo) |
Petugas
Satpol PP DKI Jakarta pun hanya diam membisu, tampak tak berkutik, membiarkan
bangunan-bangunan ‘bedeng’[1]
bergaya rumah Betawi itu berdiri di tempat keramaian.
Biasanya
di tempat itu jika ada bangunan liar berdiri, apalagi pedagang kaki lima berjualan
liar, tentu saja tanpa kompromi, oleh pihak yang berwajib langsung digusur karena
mengganggu ketertiban dan keindahan tempat.
Selidik
punya selidik, ternyata rumah-rumah yang mirip joglo jawa itu hadir di
pinggiran kali besar untuk semarakan suasana kawasan Kota Tua dalam perayaan
festival Kampung Betawi, Sabtu (16/11/2013) sore.
Alhasil,
tampilan wajah itu membuat daerah kali besar Kota Tua ramai dikunjungi
wisatawan lokal dan mancanegara. Keberadaan rumah-rumah Betawi itu untuk
memberikan informasi mengenai keberadaan budaya Betawi yang hidup di tanah
Jakarta.
Selain
menyuguhkan rumah adat, di tempat itu pun juga dibangun panggung hiburan
rakyat, dibuka gratis untuk siapa saja. Pastinya, atmosfir kala itu memang
benar-benar menghipnotis. Pengunjung seakan kembali ke jaman Kampung Betawi tempoe doeloe.
Beragam
menu hiburan tersaji dengan unik dan bercita rasa seni tinggi, seperti gelaran
permainan alat musik tradisional dan modern, sajian kuliner nusantara, panggung
lenong Betawi, dan tarian etnik khas Betawi.
Satu
di antaranya tarian bertema Senja di
Pecinan. Tarian ini menggambarkan keadaan masyarakat Jakarta terbentuk dari
proses akulturasi kebudayaan yang multi etnis. Ada dari Cina, Arab, Eropa dan
budaya lokal asli, sehingga tercipta sebuah kebudayaan yang unik dan baru.
Di
kesempatanya dalam sambutan acara Kampung Betawi, Kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman mengatakan, komplek Kota Tua akan terus
berbenah, mempercantik dan menghidupkan gelaran seni budaya supaya Kota Tua
menjadi tempat favorit bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Dia
menganjurkan, agar di kawasan Kota Tua untuk terus menyelenggarakan kegiatan
seni budaya. Baik itu dari budaya Betawi sendiri maupun dari kebudayaan bangsa
lain.
![]() |
Para wanita yang merupakan penari Senja di Pecinan (photo by budi susilo) |
Atau
juga, tambah Arie, merangkul semua komunitas-komunitas hobi yang ada di Kota
Tua Jakarta, untuk bersama-sama menghidupkan nilai-nilai budaya lokal di
lingkungan wisata Kota Tua.
Kata
Arie, pembauran gelaran antara budaya Betawi dengan budaya lain di Kota Tua
mesti ada, agar tercipta harmonisasi, terhindar dari konflik yang berujung pada
kerusakan tatanan kehidupan masyarakat.
Tapi
sebagai tuan rumah, tambah Arie, tentu saja seni budaya Betawi mesti lebih
banyak ditonjolkan, agar banyak orang mencintai Jakarta. Karena itu tegasnya,
setiap minggunya Kota Tua Jakarta harus ada aktivitas seni budaya, supaya punya
ruh.
Ada
benarnya juga dengan konsep hal itu, sebab jika orang sudah mencintai Jakarta
dan selalu rajin menggelar kebudayaan rakyat, maka secara otomatis orang akan
tersadar mau ikut menjaga dan membenahi Jakarta ke arah yang lebih baik. ( )
[1] Bedeng biasanya istilah yang digunakan untuk ciri bangunan yang
sifatnya tidak permanen. Bahan bangunannya hanya terbuat dari kayu serta papan
triplek. Dan sifat bangunan ini biasanya hanya untuk sementara, sewaktu-waktu
bisa dipugar kembali.
Komentar
Posting Komentar