TANTANGAN JAMAN PEMUDA

Tantangan Jaman Pemuda

SETIAP jamannya, pemuda memiliki peran penting, sebagai tonggak sejarah dalam perubahan sebuah bangsa. Termasuk di Indonesia, pemuda ibarat permata berharga yang mampu membuat gebrakan inovasi kehidupan.

Ini dibuktikan ketika pada 28 Oktober 1928, para pemuda berkumpul dari berbagai penjuru daerah pulau-pulau di Indonesia untuk mengadakan kongres pemuda. Mereka yang berkumpul merasa sehati, bersatu padu dalam cita rasa kebangsaan bernama Indonesia.

Para pemudi menginginkan kehidupan Indonesia yang lebih baik (photo by budi susilo)

Dari pertemuan tersebut, kemudian tercetuslah ungkapan komitmen bersama dalam menapak kehidupan berbangsa dan bernegara, di rumah yang bernama Republik Indonesia. Sumpah ini berbunyi:

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. 

Bagi pemuda jaman sekarang, yang hidup di tahun 2000 ke atas, memiliki tantangan yang semakin beragam. Ke depan, pemuda Indonesia akan dihadapkan oleh realitas pergaulan yang semakin luas, tanpa batas-batas negara.  

Juga termasuk persoalan narkotika, hedonisme, sex bebas, dan kejahatan aksi radikalisme dan teroris, merupakan virus ancaman yang akan menyerang dalam pola pikir seorang pemuda Indonesia.  

Belum lagi di penghujung tahun 2015 nanti, Indonesia akan dihadapkan pada pergaulan bebas negara-negara di kancah Asia Tenggara, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya.  

Jika pemuda Indonesia tidak siap dalam penguasaan bahasa dan berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan lainnya, maka secara otomatis, pemuda Indonesia hanya akan menjadi penonton di negerinya sendiri.

Kiranya untuk membentengi pemuda Indonesia agar kuat dan berdaya, maka pemerintah pun, harus turut serta memberdayakan dan menajamkan jati diri kaum muda melalui pendidikan yang murah meriah dan berkualitas paripurna.

Harapannya, jangan ada lagi komersialiasi pendidikan berbasis industri pendidikan formal. Gedung-gedung sekolah dan fasilitas penunjang pendidikan lainnya, terutama yang berada di daerah terpencil, harus layak di atas standar. 

Jangan ada lagi kejadian anak-anak Sekolah Dasar ketika pergi mencari ilmu di sekolah harus melintas di jembatan kali yang tua tak layak, yang dapat membahayakan para penyebrang jalan. Ini pernah terjadi, padahal daerahnya masuk kategori provinsi berpendapatan tinggi.

Amanat konstitusi yang menganggarkan pendidikan sebesar 20 persen harus dapat diwujudkan, bukan hanya sebatas indah di atas kertas. Sebab melalui pendidikan, dapat membantu para pemuda untuk berpola pikir maju dan gandrung akan adanya perubahan yang lebih baik. 

Banyak ungkapan mutiara yang beredar, bahwa pemuda itu harapan bangsa dan pemuda itu, yang menentukan jalannya kehidupan bangsa ke depan, serta pemuda itu mutiara yang membawa cahaya kejayaan suatu bangsa.

Sekarang, apakah para pemuda Indonesia mampu mengemban amanah citranya, sebagaimana yang diungkapan dalam kalimat mutiara tersebut ? Tentu saja, hanya pemuda-pemuda yang bisa menjawabnya. 

Mari pemuda, kita bersama-sama songsong dinamika kehidupan yang semakin kompleks ini dengan menjalani penuh rasa percaya diri yang tinggi dan ketangguhan mental, sebab hidup itu perjuangan, wajib ada pergerakan, bukan hanya sekedar ungkapan kata-kata dan impian dalam pikiran saja. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I