BUAYA

Buaya

LUBANG buaya, air mata buaya, buaya buntung sampai buaya darat, merupakan nama-nama istilah untuk definisi yang negatif serta mengerikan. 

Sungguh kasihan juga, hewan reptil buaya[1] selalu diasosiasikan pada hal-hal yang negatif. Berkesan horor, ganas, pembunuh, dan menjijikan.

Di dunia nyata, binatang buaya memang dikenal sebagai predator terganas. Hawa nafsu makannya beraliran karnivora, pemakan daging-daging segar[2].

Lubang buaya tempat jenazah para korban gerakan 30 September yang dibunuh, terkubur mati dalam satu lubang sumur. Entah siapa dalang pembunuhnya, menurut para pakar sejarah dari universitas ternama, masih simpang siur, penuh misteri.

Sementara air mata buaya, untuk makna orang yang hanya pandai bersandiwara dalam meneteskan air mata, alias air mata palsu di kala ada momen duka dan suka.

Padahal di dalam fakta, ketika buaya mengeluarkan air mata bukan karena sedih atau sedang terluka. Tetapi karena faktor alamiah, yakni ciri sedang mengeluarkan kelebihan garam dalam tubuh si buaya.

Begitu pun, hantu buaya buntung dalam garapan film atau seni teater, berperan sebagai antagonis. Dan buaya darat itu lelaki yang gila mempermainkan para perempuan. 

Padahal tidak selamanya buaya itu negatif, sebab ada juga penggunaan nama buaya untuk hal-hal yang positif. Seperti roti buaya dan kulit buaya. Kedua istilah ini sering terdengar di telinga masyarakat.

Roti buaya bagi warga Betawi Jakarta merupakan makanan khas betawi yang terbuat dari gandum mirip roti. Bagi adat Betawi, roti buaya fungsinya untuk saserahan atau simbol lamaran seorang pria kepada perempuan pujaan hatinya.

Katanya sih, warga Betawi mengambil simbol buaya karena buaya itu hewan setia pada pasangannya, sampai akhir hayat. Karena itu, roti buaya itu ibarat doa bagi pasangan pria dan wanita untuk selalu setia dan cinta sepanjang masa.

Sementara bagi pecinta fashion, kulit buaya itu citra yang positif. Bahan yang kuat, indah dan berkualitas serta menjadi incaran banyak orang para penggila fashion art.  

Tak heran, barang-barang yang menggunakan kulit buaya terbilang barang mahal dan ternama, tapi sayang aksi ini membuat ancaman bagi buaya-buaya[3] pada jurang kepunahan. 

Karena itu, don’t try at home. Jangan ditiru, sebab pada dasarnya, para binatang buaya itu punya hak hidup dan lestari, guna keseimbangan ekosistem planet bumi ini terjaga baik. ( )




[1] Buaya masuk spesies anggota suku Crocodylidae.
[2] Makanan utama buaya hewan bertulang-belakang: ikan, reptil, mamalia juga kadang memangsa moluska dan krustasea.
[3] Di seluruh dunia teradapat 23 jenis buaya, termasuk famili Crocodilian, Aligator, Gharial dan Caiman.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I