SEANDAINYA MANADO KOTA DIPLOMATIK

Seandainya Manado Kota Diplomatik 

SENJA pada wajah Pantai Malalayang Kota Manado begitu indah. Jingganya memancarkan eksotisme keindahan alam bahari Sulawesi Utara. Inilah ungkapan yang keluar ketika kita berada di pesisir pantai Kota Manado yang panjang tersebut.

Daerah yang dikenal julukan ribuan gereja ini sudah berbeda dari masa-masa sebelumnya, berbagai perubahan infrastruktur mulai ditata dan ditambah, menyesuaikan kebutuhan. 

Manado sudah dikenal di berbagai negara penjuru dunia. Segudang wisata alam tersedia. Suasananya yang aman memberikan kesan Kota Manado layak untuk disinggahi dan dinikmati alam tropisnya.

Lukisan peta Indonesia pulau Sulawesi karya Syaiful Adnan tahun 2013 (photo by budi susilo)

Sebut saja antara lain ada panorama yang menawarkan ‘mutiara’ alam seperti Pantai Bunaken, Pulau Siladen, Pantai Lihaga, Danau Tondano, Danau Linow, Gunung Lokon, Gunung Klabat, dan Gunung Mahawu.

Tidak ada salahnya, jika daerah asal pemain sepak bola Indonesia Firman Utina ini menjadi daerah favorit bagi para wisatawan domestik dan mancanegara. 

Secara geografis, Kota Manado berhadapan langsung dengan wilayah negara-negara di belahan Asia Pasifik dan bertetangga dekat dengan negara Filipina.

Wilayah Kota Manado memang tidak begitu luas, namun potensi sumber daya alamnya masih menggugah selera. Sumber daya manusianya pun, juga terbilang mampu bersaing dan jumlahnya lumayan besar.

Tak heran, Kota Manado yang dulu pernah ditempati oleh pahlawan nasional Imam Bonjol dan Pengeran Diponegoro, kini masuk daerah termaju kedua setelah Kota Makassar di pulau Sulawesi. 

Melihat keunggulan itu, tentu saja Kota Manado sebenarnya layak untuk dijadikan menjadi kota diplomatik bagi negara-negara Asia Tenggara atau yang sering disebut Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

Mengingat pada Desember tahun 2015 nanti, negara-negara ASEAN sudah masuk dalam bagian satu komunitas dan satu identitas. Tujuannya agar negara-negara di Asia Tenggara dapat bekerjasama, memajukan kawasan Asia Tenggara secara bersama-sama.

Kerjasama tersebut mencakup bidang politik keamanan, ekonomi perdagangan dan sosial budaya. Dalam rangka ini, demi kesuksesan komunitas ASEAN 2015, Indonesia telah dipercaya menjadi markas ASEAN dan Kota Jakarta terpilih menjadi kota diplomatik.

Seandainya Kota Manado didaulat sebagai kota diplomatik tentu saja layak. Mengingat kota ini sangat mendukung dari berbagai sisi, keamanan, ekonomi perdagangan dan sosial budaya.

Selama ini kehidupan masyarakat di Kota Manado hidup rukun dan damai, meski dalam suasana yang multikultural. Toleransi antar umat beragama dan ragam suku terbina baik. Corak masyarakatnya bersahabat, mau menerima hal-hal budaya yang baru.

Kemanan dan kerukunan yang tercipta di Kota Manado akan memberikan contoh pelajaran bagi daerah-daerah lain. Pasalnya Kota Manado tidak pernah ada cerita kerusuhan sosial berbau etnis agama. 

Tak ayal, keunggulan rasa aman dan tentram tersebut membuat Kota Manado di beberapa waktu lalu di pilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan bertaraf internasional seperti antara lain World Ocean Conference, Sail Bunaken, dan Asia Media Summit.

Kemudian dari sisi ekonomi perdagangan, Kota Manado pun didukung dengan gografisnya yang strategis, berhadapan langsung dengan Asia Pasifik dan negara-negara Asia Tenggara. 

Potensi ini akan menguntungkan perdagangan. Target efisensi dapat terkejar, prospek keuntungan mampu digapai. Belum lagi Kota Manado pun akan dilengkapi infrastruktur jalan tol menuju pelabuhan internasional di Kota Bitung.

Selain itu, di Kota Bitung ini tersedia pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, guna mendukung perdagangan internasional, nantinya demi mensukseskan kerjasama bidang ekonomi komunitas ASEAN. 

Namun sudah terlanjur, pengukuhan kota diplomatik telah berada dipangkuan Kota Jakarta. Dan bukan berarti Kota Manado tidak mampu menunjukan tajinya dalam komunitas ASEAN 2015.

Walaupun Kota Manado bukanlah kota diplomatik, tetapi tetap sebagai wilayah strategis dalam pola pasar ASEAN. Dalam hal ini, nantinya keberadaan Kota Manado dapat menjadi arus pergerakan barang, penyediaan jasa, modal dan tenaga kerja yang potensial.

Yang terpenting pemerintah daerah bersama pihak terkait, memiliki kemauan politik dalam memajukan pendidikan dan kesehatan warga masyarakat Kota Manado. Sebab pendidikan dan kesehatan adalah satu hal penting dalam menelurkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi.  

Daya dukung yang dimiliki Kota Manado tidak kalah dari kota-kota negara ASEAN yang lain. Pasalnya, ibukota dari Sulawesi Utara ini pasti terdorong untuk mendukung kemajuan ekonominya, dengan catatan memberikan keleluasaan kegiatan investasi berbasis ramah lingkungan. 

Konkritnya, pemerintah daerah bersama masyarakatnya harus ramah terhadap para investor, memberikan kemudahan dan kecepatan dalam kegiatan investasi, layaknya di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.

Beri sanksi berat bagi aparatur yang melakukan pungutan liar terhadap para investor dan beri hukuman berat juga bagi para investor bila dalam kegiatan usahanya ternyata terbukti merusak kelestarian alam dan melanggar hak asasi manusia.  

Kita berharap banyak, Kota Manado nanti mampu berunjuk gigi, membawa bendera Republik Indonesia sebagai negara jawara di kawasan Asia Tenggara, menggiring kegemilangan kawasan ASEAN. 

Keberadaan komunitas ASEAN 2015 bukan untuk ditakuti, atau sebaliknya bersikap acuh tak acuh, apalagi harus sampai dihindari, mengucilkan diri dari hubungan internasional tersebut. 

Menyikapi realitas tersebut, mesti dihadapi. Percaya diri dan optimis pasar tunggal dan kerjasama politik keamanan sosial budaya ASEAN diharapkan membawa kemanfaatan dan keberuntungan. 

Dan tak lupa juga bertekad, semua potensi sumber daya yang dimiliki Kota Manado harus mampu ‘menyerbu’ ke berbagai penjuru negara-negara di Asia Tenggara, terutama dalam menebarkan bibit filosofi kehidupan sitou timou tumou tou[1] di bumi ASEAN tercinta.

Caranya, bersikap rajin untuk berkreativitas dan berinovasi, juga mampu mencurahkan daya upaya, sekuat tenaga untuk bersaing secara sehat, serta menjadi yang terbaik di belantika ASEAN.  

Bukan sebaliknya, Kota Manado diserbu oleh produk-produk impor dan jasa dari negara-negara yang tergabung dalam organisasi internasional ASEAN. 

Mari bersama, kita sambut komunitas ASEAN 2015 dengan persiapan yang matang, agar nantinya tak menjadi penonton di negeri sendiri. ( )   




[1] Filsofi yang digagas oleh Pahlawan Nasional dari Sulawesi Utara bernama Sam Ratulangi. Filosofi tersebut memiliki arti “manusia hidup untuk menghidupi, mendidik dan menjadi berkat bagi semua manusia”.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN