SEANDAINYA MANADO KOTA DIPLOMATIK
Seandainya Manado Kota Diplomatik
SENJA
pada wajah Pantai Malalayang Kota Manado begitu indah. Jingganya memancarkan
eksotisme keindahan alam bahari Sulawesi Utara. Inilah ungkapan yang keluar
ketika kita berada di pesisir pantai Kota Manado yang panjang tersebut.
Daerah
yang dikenal julukan ribuan gereja ini sudah berbeda dari masa-masa sebelumnya,
berbagai perubahan infrastruktur mulai ditata dan ditambah, menyesuaikan
kebutuhan.
Manado
sudah dikenal di berbagai negara penjuru dunia. Segudang wisata alam tersedia.
Suasananya yang aman memberikan kesan Kota Manado layak untuk disinggahi dan
dinikmati alam tropisnya.
Sebut
saja antara lain ada panorama yang menawarkan ‘mutiara’ alam seperti Pantai
Bunaken, Pulau Siladen, Pantai Lihaga, Danau Tondano, Danau Linow, Gunung
Lokon, Gunung Klabat, dan Gunung Mahawu.
Tidak
ada salahnya, jika daerah asal pemain sepak bola Indonesia Firman Utina ini menjadi
daerah favorit bagi para wisatawan domestik dan mancanegara.
Secara
geografis, Kota Manado berhadapan langsung dengan wilayah negara-negara di
belahan Asia Pasifik dan bertetangga dekat dengan negara Filipina.
Wilayah
Kota Manado memang tidak begitu luas, namun potensi sumber daya alamnya masih
menggugah selera. Sumber daya manusianya pun, juga terbilang mampu bersaing dan
jumlahnya lumayan besar.
Tak
heran, Kota Manado yang dulu pernah ditempati oleh pahlawan nasional Imam
Bonjol dan Pengeran Diponegoro, kini masuk daerah termaju kedua setelah Kota
Makassar di pulau Sulawesi.
Melihat
keunggulan itu, tentu saja Kota Manado sebenarnya layak untuk dijadikan menjadi
kota diplomatik bagi negara-negara Asia Tenggara atau yang sering disebut Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN).
Mengingat
pada Desember tahun 2015 nanti, negara-negara ASEAN sudah masuk dalam bagian
satu komunitas dan satu identitas. Tujuannya agar negara-negara di Asia
Tenggara dapat bekerjasama, memajukan kawasan Asia Tenggara secara
bersama-sama.
Kerjasama
tersebut mencakup bidang politik keamanan, ekonomi perdagangan dan sosial
budaya. Dalam rangka ini, demi kesuksesan komunitas ASEAN 2015, Indonesia telah
dipercaya menjadi markas ASEAN dan Kota Jakarta terpilih menjadi kota
diplomatik.
Seandainya
Kota Manado didaulat sebagai kota diplomatik tentu saja layak. Mengingat kota
ini sangat mendukung dari berbagai sisi, keamanan, ekonomi perdagangan dan
sosial budaya.
Selama
ini kehidupan masyarakat di Kota Manado hidup rukun dan damai, meski dalam
suasana yang multikultural. Toleransi antar umat beragama dan ragam suku
terbina baik. Corak masyarakatnya bersahabat, mau menerima hal-hal budaya yang
baru.
Kemanan
dan kerukunan yang tercipta di Kota Manado akan memberikan contoh pelajaran
bagi daerah-daerah lain. Pasalnya Kota Manado tidak pernah ada cerita kerusuhan
sosial berbau etnis agama.
Tak
ayal, keunggulan rasa aman dan tentram tersebut membuat Kota Manado di beberapa
waktu lalu di pilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan bertaraf
internasional seperti antara lain World Ocean Conference, Sail Bunaken, dan
Asia Media Summit.
Kemudian
dari sisi ekonomi perdagangan, Kota Manado pun didukung dengan gografisnya yang
strategis, berhadapan langsung dengan Asia Pasifik dan negara-negara Asia
Tenggara.
Potensi
ini akan menguntungkan perdagangan. Target efisensi dapat terkejar, prospek
keuntungan mampu digapai. Belum lagi Kota Manado pun akan dilengkapi
infrastruktur jalan tol menuju pelabuhan internasional di Kota Bitung.
Selain
itu, di Kota Bitung ini tersedia pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, guna
mendukung perdagangan internasional, nantinya demi mensukseskan kerjasama bidang
ekonomi komunitas ASEAN.
Namun
sudah terlanjur, pengukuhan kota diplomatik telah berada dipangkuan Kota
Jakarta. Dan bukan berarti Kota Manado tidak mampu menunjukan tajinya dalam
komunitas ASEAN 2015.
Walaupun
Kota Manado bukanlah kota diplomatik, tetapi tetap sebagai wilayah strategis
dalam pola pasar ASEAN. Dalam hal ini, nantinya keberadaan Kota Manado dapat
menjadi arus pergerakan barang, penyediaan jasa, modal dan tenaga kerja yang
potensial.
Yang
terpenting pemerintah daerah bersama pihak terkait, memiliki kemauan politik
dalam memajukan pendidikan dan kesehatan warga masyarakat Kota Manado. Sebab pendidikan
dan kesehatan adalah satu hal penting dalam menelurkan sumber daya manusia yang
unggul dan berdaya saing tinggi.
Daya
dukung yang dimiliki Kota Manado tidak kalah dari kota-kota negara ASEAN yang
lain. Pasalnya, ibukota dari Sulawesi Utara ini pasti terdorong untuk mendukung
kemajuan ekonominya, dengan catatan memberikan keleluasaan kegiatan investasi
berbasis ramah lingkungan.
Konkritnya,
pemerintah daerah bersama masyarakatnya harus ramah terhadap para investor,
memberikan kemudahan dan kecepatan dalam kegiatan investasi, layaknya di
negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.
Beri
sanksi berat bagi aparatur yang melakukan pungutan liar terhadap para investor
dan beri hukuman berat juga bagi para investor bila dalam kegiatan usahanya
ternyata terbukti merusak kelestarian alam dan melanggar hak asasi manusia.
Kita
berharap banyak, Kota Manado nanti mampu berunjuk gigi, membawa bendera
Republik Indonesia sebagai negara jawara di kawasan Asia Tenggara, menggiring
kegemilangan kawasan ASEAN.
Keberadaan
komunitas ASEAN 2015 bukan untuk ditakuti, atau sebaliknya bersikap acuh tak
acuh, apalagi harus sampai dihindari, mengucilkan diri dari hubungan
internasional tersebut.
Menyikapi
realitas tersebut, mesti dihadapi. Percaya diri dan optimis pasar tunggal dan kerjasama
politik keamanan sosial budaya ASEAN diharapkan membawa kemanfaatan dan
keberuntungan.
Dan
tak lupa juga bertekad, semua potensi sumber daya yang dimiliki Kota Manado
harus mampu ‘menyerbu’ ke berbagai penjuru negara-negara di Asia Tenggara,
terutama dalam menebarkan bibit filosofi kehidupan sitou timou tumou tou[1]
di bumi ASEAN tercinta.
Caranya,
bersikap rajin untuk berkreativitas dan berinovasi, juga mampu mencurahkan daya
upaya, sekuat tenaga untuk bersaing secara sehat, serta menjadi yang terbaik di
belantika ASEAN.
Bukan
sebaliknya, Kota Manado diserbu oleh produk-produk impor dan jasa dari
negara-negara yang tergabung dalam organisasi internasional ASEAN.
Mari
bersama, kita sambut komunitas ASEAN 2015 dengan persiapan yang matang, agar
nantinya tak menjadi penonton di negeri sendiri. ( )
[1] Filsofi yang digagas oleh Pahlawan Nasional dari Sulawesi Utara
bernama Sam Ratulangi. Filosofi tersebut memiliki arti “manusia hidup untuk
menghidupi, mendidik dan menjadi berkat bagi semua manusia”.
Komentar
Posting Komentar