NEGARA BERSATU ASEAN AKAN MAPAN

Negara Bersatu ASEAN Akan Mapan
Oleh: Budi Susilo

PATUT diapresiasi, kumpulan negara-negara dari belahan Asia Tenggara secara sadar memiliki mimpi membentuk masyarakat yang satu visi, satu identitas dan satu komunitas.

Upaya mengejar mimpi tersebut, kemudian dibentuklah wadah organisasi geopolitik dan ekonomi bernama Association of South EastAsian Nations (ASEAN) pada 8 Agustus 1967.

Perkembangan sejarahnya, sebagai bentuk komitmen awal, maka organisasi ASEAN pun terus berkelanjutan untuk mencapai masyarakat komunitas ASEAN yang ideal. 

Ini dapat dilihat setiap tahunnya, organisasi yang dibentuk di Bangkok ini selalu menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).  Terakhir, di tahun 2013 ini digelar di Brunei Darussalam pada 22 April 2013.

Geografi negara-negara Asia Tenggara_kompas.com

Pertemuan skala internasional tersebut memfokuskan keseriusan negara-negara Asia Tenggara dalam menyambut komunitas ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dengan basis kerjasama dalam bidang ekonomi juga politik keamanan serta sosial budaya.

Tajuk yang diangkat dalam KTT tersebut adalah “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan” dengan pokok perundingan pembangunan Badan Persatuan ASEAN melalui tiga pilar persatuan keamanan, persatuan ekonomi dan persatuan sosial kebudayaan.

Dan dari hasil pertemuan itu, ada hal lain yang kini menjadi pekerjaan rumah bagi ASEAN, yakni keberadaan Badan Persatuan yang ditargetkan harus berwujud dan berfungsi sebelum 31 Desember 2015 nanti.

Asa Untuk Bersatu
Langkah yang baik bagi warga negara yang ada di Asia Tenggara, tentu saja mendukung penuh atas gerakan tersebut, mengingat gerakan persatuan satu visi yang sama akan membawa keuntungan bagi negara masing-masing.

Bagai filosofi sapu lidi, “semakin teguh bersatu, maka akan memiliki kekuatan besar.” Dan juga ada pepatah leluhur, “bersatu kita teguh, maka bercerai kita runtuh.” Tepat rasanya, persatuan ASEAN sudah sejalan dengan semangat jiwa raga masyarakat di Asia Tenggara. 

Selain itu, dalam kacamata masyarakat internasional, pembentukan komunitas masyarakat ASEAN tidaklah bertentangan. Sebaliknya, semangat persatuan adalah satu harapan yang harus diwujudkan, sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), bahwa setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai.

Wujud Konkrit Persatuan
Kini, mengenai pembentukan Badan Persatuan dari hasil pertemuan KTT di Brunei Darussalam bukanlah tanpa alasan. Ada tujuan yang ingin digapai yakni mewujudkan mimpi demi negara bersatu menuju ASEAN mapan.

Berkaca pada pada John Gerrad Ruggie dalam karyanya The New Institusionalism In International Relations, alasan sebuah negara melakukan kerjasama regional  ada dua faktor pendorong yaitu mengenai manfaat langsung dan biaya langsung serta biaya interpendensi. 

Mengenai manfaat langsung dan biaya langsung, John menjelaskan, ini ada kaitannya dengan perhitungan kapablitias suatu negara. Dorongan negara melakukan kerjasama dalam bidang tertentu, jika negara merasa kapabilitas yang dimilikinya tidak mampu menangani sendiri.

Komunitas ASEAN_istimewa

Yang kedua, jelas Jhon, biaya interpendensi maksudnya hilangnya otonomi yang dimiliki suatu negara ketika melakukan kerjasama. Karena itu, kondisi minimum yang diharapkan setiap negara dalam kerjasama regional adalah mencapai suatu titik keseimbangan antara manfaat yang diperoleh jika dikurangi dengan biaya langsung dan biaya interdependensi sama dengan nol.

Melihat analisa tersebut maka kerjasama negara-negara Asia Tenggara sangat diperlukan karena akan menjawab tantangan dan rintangan masa depan era globalisasi yang sangat kompetitif.

Tercetus dalam butir-butir ruh kerjasama regional, ASEAN mengarisbawahi kerjasama dalam bidang politik keamanan, ekonomi dan sosial budaya. Tiga pilar ini tidak berdiri sendiri, namun saling berkaitan satu sama lain. Jadi ini bukan lagi dalam bentuk pertanyaan “mana dahulu yang keluar, telur apakah ayam.”

Mengacu Tiga Pilar
Jika mengacu pada butir-butir Piagam ASEAN, dapat ditafsirkan, keberadaan komunitas ASEAN dan nanti akan terwujud konkrit pada tahun 2015 telah memiliki prinsip dan tujuan yang jelas pada bidang politik keamanan, ekonomi dan sosial budaya.

Pertama kerjasama dalam bidang politik keamanan ASEAN ini tujuan yang ingin dicapai adalah memperkuat ketahanan kawasan dan mendukung penyelesaian konflik secara damai. 

Bentuk perwujudan bukan seperti pakta pertahanan namun konkritnya lebih kepada konsultasi bersama, membahas masalah-masalh politik keamanan seperti kemanan maritim, kejahatan lintas negara, dan masalah keamanan non tradisional.

Satu diantara pekerjaan yang ada didepan mata adalah persoalan konflik di Myanmar tentang suku Rohingnya dengan etnis Buddha setempat serta merebaknya gerakan terorisme internasional di Asia Tenggara. 

Pada bidang kerjasama Ekonomi ASEAN, akan menciptakan sebuah kebebasan arus barang dan jasa di Asia Tenggara. Ini agar ASEAN sebagai kawasan yang berdaya saing tinggi dengan tingkat pembangunan ekonomi yang merata dan terintegrasi dalam ekonomi global.

Pekerjaan yang kini dihadapi adalah soal krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia Tenggara belakangan ini. Dimana mata uang negara-negara ASEAN ada yang terpukul, melemah terhadap mata uang asing dolar.

Kemudian bidang sosial budaya, ASEAN komunitas 2015 menginginkan adanya rasa saling peduli dan berbagi yang menitikberatkan pada pembangunan sosial, pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, kesehatan masyarakat, kebudayaan dan informasi serta perlindungan lingkungan. 

Karena itu, untuk lebih terarah dan fokus, penting rasanya untuk segera membentuk Badan Persatuan ASEAN sebagai wadah konsentrasi guna mewujudkan cita-cita dan harapan ASEAN yang mapan. Apakah bisa ? tentu saja bisa. 

Komitmen dan Kerja Nyata
Hal ini akan terimplementasikan secara baik jika secara bersama-sama memiliki keseriusan dan kerja nyata secara cerdas tanpa pantang mundur. Kemudian menjadikan rintangan dan kekurangan yang ada sebagai kekuatan dan persatuan dalam menghadapi tantangan.

Bagi masyarkatnya sendiri, harusnya paham betul akan komunitas ASEAN 2015 dan mengakar di hati seluruh masyarakat negara-negara Asia Tenggara tanpa terkecuali. Karena itu, sosialiasi sejak dini mesti dilakukan secara rajin, terutama ke para generasi mudanya. 

Misalnya mengenai apa itu prinsip-prinsip, norma, aturan dan tujuan pembentukan masyarakat ASEAN. Jika ini terhubung di hati seluruh masyarakat maka otomatis ASEAN akan berjalan sukses.

Selain itu, diperlukan juga sikap untuk menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dalam ikatan rasa gotong-royong. Membentuk komunitas ASEAN bukan wadah untuk menunjukan siapa negara yang paling maju, besar dan berpengaruh, tetapi sebagai ikatan persaudaraan.

Karenanya, hilangkan juga rasa ego sebagai manusia pribadi dari masing-masing anggota ASEAN. Tiap-tiap pribadi perlu sadar diri dan mampu mengembangkan rasa peduli dan berbagi  sesama masyarakat ASEAN agar membuahkan banyak manfaat dan mampu menghadapi bersama tantangan jaman.

Sebagai catatan penting dari mantan Wakil Tetap Republik Indonesia di PBB Jenewa dan New York, Ali Alatas, dalam makalahnya Menuju Suatu ASEAN yang Berdasar Hukum (2007), bahwa masalah ASEAN bukanlah ketiadaan visi, gagasan, atau rencana tindakan.

Sorotan Ali, adalah terkait dengan implementasi yang efektif dan adanya jaminan negara anggota untuk mentaatinya. Negara-negara anggota ASEAN harus mengembangkan kebiasaan berupa komitmen untuk menghormati prinsip dan pelaksanaan keputusan, kesepakatan dan ide pelaksanaan.

Karena itu, sebagai langkah baiknya, diperlukan suatu mekanisme pengawasan dan dalam kasus ketidakpatuhan, beberapa langkah tindakan guna meluruskan kembali ketidakpatuhan tersebut. ( )



Kota Tangerang2013
#10daysforASEAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

CANDI GARUDA YOGYAKARTA