WASPADA SERANGAN SALON THAILAND
Waspada Serangan Salon Thailand
Oleh: Budi Susilo
JAMAN
terus berkembang. Kebutuhan warga pun semakin dinamis, termasuk soal gaya
penampilan warga perkotaan yang banyak menggantungkan pada jasa salon-salon
kecantikan para wanita dan pria, memberi perawatan seluruh tubuh dari ujung
kuku sampai ujung rambut.
Indonesia
yang memiliki jumlah penduduk mencapai 250 juta orang, bahkan ramalan angka
jumlah penduduk akan terus bertambah di tahun mendatang, tentu usaha jasa salon
akan semakin menjamur di Indonesia. Termasuk
para penggiat usaha jasa salon kecantikan yang berasal dari luar negeri.
Apa
jadinya jika nanti salon asal luar negeri seperti salon Thailand
akan menjamur di rumah terdekat tempat tinggal kita. Salon Thailand selalu
membayangi. Mampukah ‘kuku’ salon Thailand ‘mencakar’ salon-salon Indonesia ?
Apakah
ini akan menguntungkan atau merugikan bagi rakyat Indonesia ? Karena tidak
tertutup kemungkinan, persaingan salon kecantikan juga akan mendapat tantangan
dari pelaku usaha luar negeri.
Mengingat
di tahun 2015, persisnya pada bulan Desember, pintu ekonomi negara-negara
kawasan Asia Tenggara akan terbuka lebar. Bagi siapa saja boleh berinvestasi
dengan prasyarat memiliki kompetensi terbaik.
![]() |
Aktivitas salon kecantikan kelas menengah ke bawah di Kota Gorontalo kualitas hasilnya tak jauh berbeda dengan salon kelas atas_jakartapost |
Pernah
disinggung, I Gusti Agung Waseka Puja, Dirjen Kerjasama Asean Kementrian Luar
Negeri Republik Indonesia, bahwa masyarakat Indonesia harus siap dalam
menghadapi perubahan hubungan internasional, negara-negara yang tergabung dalam
wadah Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) akan berwajah satu bernama komunitas ekonomi ASEAN 2015. “Kita harus mampu bersaing,”
tegasnya.
Karenanya,
tidak mengherankan jika nanti salon-salon kecantikan di Indonesia akan
dibanjiri oleh salon dari luar negeri, seperti dari negeri Gajah Putih,
Thailand. Jika tidak dapat melakukan inovasi dan memberikan pelayanan terbaik
serta memuaskan, maka salon-salon kecantikan asli Indonesia akan gulung tikar,
tergilas oleh kelihaian salon kecantikan dari Thailand.
Bagi
Gusti, dalam kancah persaingan ASEAN 2015, Indonesia mampu menunjukan taji,
alasan dasarnya Indonesia negara besar, memiliki sumber daya manusia yang
banyak. “Kita tidak ada lagi keraguan. Kita siap dan optimis,” ujarnya, di
Gedung Carakaloka Pusdiklat Kementrian Luar negeri, Sabtu (24/8/2013).
Terhitung
tahun 2013 ini, warga masyarakat Indonesia sudah banyak yang menggemari dan
menggunakan salon-salon asal Indonesia. Satu di antaranya, Therresa Merry,
warga Kota Manado menuturkan, jasa salon kecantikan memiliki peranan penting.
Keberadaannya sangat dibutuhkan sebab ada hal tertentu yang tidak bisa
dilakukan untuk merias diri sendiri.
“Biasanya
kalau ada agenda penting atau hari-hari besar, saya harus sering pergi ke
salon. Tapi jika tidak ada agenda istimewa, maka jarang datang ke salon,”
ungkapnya melalui pesan singkat blackberry, Senin (26/8/2013).
Menurutnya,
untuk mencari salon-salon kecantikan sangat mudah dicari, tidak ada kendala,
bisa sesuka hati memilih secara bebas. “Tidak sulit cari salon. Soalnya sudah
merata, tiap daerah sudah ada salon-salon,” urai perempuan yang kini menggeluti
sebagai foto model Manado ini.
Senada,
Christine Supriadi, wanita karir menuturkan, salon-salon kecantikan di
Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain. “Di Manado ada salon murah
tapi hasilnya bagus. Kemarin saya baru cuci rambut dan catok hanya keluarkan
uang Rp 45 ribu saja,” urai ibu beranak empat ini.
Pilihan
salon-salon di Indonesia tambah Christine, tergantung dari selera masing-masing
konsumen. Untungnya negara Indonesia, khususnya di Kota Manado ada beberapa
kelas-kelas pelayanan salon dengan ciri khas berbeda.
“Mau pilih salon murah ada, tapi biasanya
tidak pakai produk kecantikan terkenal. Mau pilih salon mahal juga ada,
pokoknya sudah lengkap disini,” katanya.
Namun
selera pribadi perempuan yang gemar travel tersebut memilih salon yang lengkap
peralatannya. Biasanya, salon-salon yang berada di wilayah Kabupaten masih
terkendala dalam ketersediaan alat-alat kecantikan ketimbang salon yang ada di
pusat perkotaan.
“Lebih
pentingnya, pelayanan salon harus ramah. Lingkungannya bersih higenis agar
hasil akhirnya bisa memuaskan konsumen,” imbuh melalui pesan singkat
blackberry.
Itulah
antusias para perempuan Indonesia. Ini juga pernah diakui Hendra Purjaka,
Senior Education and Commercial Manager Kerastase, yang mengutip dari republika.co.id, Senin (26/8/2013),
bahwa gaya hidup wanita Indonesia gemar memanjakan diri di salon kelas terbawah
sampai teratas. Seminggu bisa tiga kali datang ke salon, melakukan perawatan
diri.
Dari
cerita-cerita warga tersebut, tentu saja salon-salon Indonesia seharusnya dapat
‘berbicara’ di mata dunia internasional, kemampuan dan aksesnya sudah sangat
berkompetitif, banyak ragam dan ciri khas unik. Potensi dan prospeknya sangat
menjanjikan, pelaku usaha salon Indonesia jangan sia-siakan peluang pasar emas
ini.
Andaikata
pada tahun 2015 pasar bebas ASEAN sudah terlaksana, tentu bukan lagi sebagai
ancaman bagi Indonesia. Apalagi salon-salon dari Thaliand yang masuk ke
Indonesia, tentu saja akan sulit menandingi. Terlebih Indonesia juga menyimpan segudang
pakar-pakar kecantikan terbaik.
Contohnya,
mengutip dari situs fashion pro magazine,
Senin (1/4/2014), warga negara Indonesia, Rudy Hadisuwarno merupakan tokoh
salon kecantikan yang berkaliber internasional. Perannya mengharumkan nama
bangsa Indonesia. Sebab di tahun 1982, ia termasuk dari sembilan orang yang
mendirikan Guillaume Fondation di Paris Perancis.
Lembaga
tersebut, yayasan yang mengelola museum tata rambut pertama di dunia dengan
program mengentaskan kemiskinan melalui penyebaran pengetahuan bidang tata rias
kecantikan rambut bagi anak-anak miskin di seluruh dunia.
Jika
dikatakan salon kecantikan Indonesia akan tenggelam dari cengkraman dari
salon-salon Thailand maka mustahil akan terjadi. Melihat eksistensinya,
Indonesia berpeluang besar menguasai pasar salon kecantikan.
Pengakuan
sama juga terlontar dari Tan Han Goen, pelaku salon kecantikan asal Indonesia.
Selama pengalamannya menggeluti dunia salon, negara Indonesia sangat
dibanggakan oleh negara-negara lain.
“Semua
orang luar negeri, seperti di Paris, memuji Indonesia. Karena orang-orang
Indonesia punya daya seni yang tinggi, hasilnya indah bagus memuaskan,” ungkap
Goen, melalui telepon genggamnya.
Menurutnya,
pasar bebas ASEAN yang dilakukan pada tahun 2015 akan semakin menguntungkan
bagi Indonesia. Sebab secara kualitas dan gaya, Indonesia sudah dikenal luas
dan banyak yang menggemari.
“Pernah
ada orang Singapura kagum dengan Indonesia. Pelayanannya bagus, orang-orangnya
jago make up, ada ciri khas tersendiri,” urai Goen, yang telah berhasil membuka
salon kecantikan di beberapa daerah di Indonesia.
Alasan
berikutnya, kenapa dunia kecantikan Indonesia memiliki daya tarik tersendiri,
karena secara etnik budaya dan suku, Indonesia punya kekayaan yang melimpah.
Berdasarkan data sensus Badan Pusat Statistik tahun 2010, suku bangsa Indonesia berjumlah 1.340 suku.
Tentu
saja, kata Goen, pengaruh budaya etnik suku di Indonesia turut mempengaruhi
dunia seni kecantikan Indonesia. Kekayaan ini menjadi aset terpenting untuk
mengangkat citra salon kecantikan di kancah dunia. “Kita bisa bersaing, bahkan
juara,” ujarnya dengan rasa optimis.
Tetapi
atas potensi dan modal yang dimiliki tersebut, imbuh Goen, jangan terlena,
merasa puas dengan menutup mata atas perkembangan dunia salon kecantikan dari
negara luar seperti Thailand. Jika tidak, maka potensi tersebut menjadi bumerang bagi pelaku salon-salon
Indonesia, akan mati di negeri sendiri.
“Asah
terus kemampuan, dalami ilmu. Penting juga punya sertifikasi profesionalitas,
supaya nanti bisa bersaing dari pasar luar negeri,” tegas pria berketurunan
tionghoa ini.
Selain
itu tambahnya, sesama salon-salon Indonesia harus bersaing secara sehat. Satu
sama lain jangan saling menjatuhkan, namun menjunjung tinggi etika dalam berbisnis.
Harus ada kesatuan, menguatkan pasar nasional dan saling berbagi ilmu untuk
kemajuan bersama.
“Kualitas
orang-orang kita paling nomor satu. Tapi persatuannya masih kurang. Kita harus
bersatu, supaya kuat di dalam negeri sendiri,” imbuh pria asal Surabaya ini.
Mari
semua sambut komunitas ekonomi ASEAN 2015 dengan menyiapkan sejak dini, agar
nanti bisa tetap bereksistensi. Mari jadikan hal ini sebagai titik releksi,
untuk selalu membenah diri agar nanti tidak punah, dilindas persaingan global.
Bagi
para penggiat salon-salon kecantikan Indonesia harus tetap berkelanjutan.
Meminjam pendapat Darek Wierzbicki, profesional hairdresser sebagaimana mengutip dari okezone.com, Jumat (15/3/2013)
saat di Jakarta berkata, “Coba untuk benar-benar fokus dengan potensi yang ada,
apakah anda seorang hari colorist
atau apa pun,” ujarnya.
Dan
sebab itu tambahnya, “Paling penting bisa tampilkan kelebihan yang ada dan
mampu memberikan pelayanan terbaik untuk konsumen,” tegasnya, yang juga menilai
perkembangan bisnis salon di Indonesia sudah mengarah tren positif.
Ingat
hukum pasar, berani memberi kepuasan dan jaminan berkualitas, maka akan
bertahan dan menjadi pilihan favorit para konsumen. Sebab pasar itu sebenarnya
tidak mengenal darah nasionalisme saudara sebangsa setanah air.
Konsumen
akan menilai, andaikata pelayanannya buruk rupa sangat mengecewakan, maka
konsumen akan menjatuhkan hatinya pada pelayaan yang terbaik, meski itu bukan
dari negaranya sendiri. ( )
Kota Tangerang 2013
Komentar
Posting Komentar