GENERASI UNGGUL BERMORAL

Generasi Unggul Bermoral
Oleh: Budi Susilo

Bagi kita, masa kanak-kanak itu hal yang terindah. Keseharian hanya bermain dengan teman-teman dan menikmati alam pekarangan rumah. Setiap hari selalu memperoleh kasih sayang dari kedua orang tua, bapak dan ibu.

Dunia anak-anak itu penuh bahagia, bermain riang penuh canda dan tawa. Usia kanak-kanak belum berpikir seperti orang dewasa yang memiliki tanggungjawab besar dalam menghadapi dinamika kehidupan.

Saat kanak-kanak, tak berpikir apa itu tanggungjawab ekonomi dan aspek kehidupan lainnya. Yang terbayang dalam anak-anak hanyalah bermain, belajar, dan bergembira.

Kadang sedih juga, di kota besar seperti Jakarta masih ada beberapa orang-orang dewasa yang memposisikan anak-anaknya sebagai alat produksi ekonomi. Alasan kemiskinan yang akut, membuat satu dua orang tua melibatkan anak-anaknya yang masih dibawah umur sebagai tulang punggung penghidupan.

Anak-anak bermain di pantai yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara_budisusilo

Ada yang dijadikan pengemis jalanan, pengamen, bahkan berjualan kaki lima di perempatan-perempatan jalanan raya. Sungguh sedih, mereka anak-anak yang kurang beruntung hidup dalam lingkungan keluarga yang tidak mendukung dengan dunia anak-anak seperti lumrahnya.

Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan oleh berbagai media massa nasional, anak-anak dianggap sumber peruntungan yang mujarab. Melalui ekspolitasi anak-anak dengan aksi mengemis di jalanan, merka per hari dapat meraup ratusan ribu rupiah, bahkan jika ditotal sampai sebulan dapat mencapai jutaan.

Itulah kenapa, yang kemudian sudah banyak orang yang tersadar untuk tidak lagi memberikan sebagian rezeki kepada anak-anak yang berkedok mengemis di jalanan. Sudah terbongkar, anak-anak dimanfaatkan sebagai pengemis karena sengaja diciptakan oleh oknum orang-orang dewasa untuk mengeruk keuntungan ekonomi yang sesat.

Alasan mengajarkan anak-anak mengemis di jalanan dianggap tidak mendidik karena sangat melenceng dari nilai-nilai keluhuran sebagai seorang manusia yang merdeka.

Sebab tak ubahnya menjadikan seorang manusia yang hina dina. Mengajarkan bagaimana caranya menjadi generasi pengemis yang malas berpikir untuk berkreasi dalam mencari rezeki.

Salah siapa ini, kenapa fenomena ini dapat terjadi di negeri ini ? Dimana solusi dan penuntasannya ? padahal di konsitusi negeri ini menjamin anak-anak Indonesia dipelihara negara dengan baik. Tapi kenapa ini tetap terjadi, dimana letak kesalahannya, hingga sampai hari ini belum tertangani.

Anak-anak itu satu instrumen bagi nasib bangsa ini kedepan. Jika sejak masa kanak-kanak salah didik, maka kedepan perjalanan bangsa ini akan salah arah. Apa yang namanya cita-cita revolusi menuju bangsa yang maju dan sejahterah sulit tercapai.

Mari melihat problematika yang ada itu, harus menjadi pelajaran penting bersama, bukan dijadikan sumber rasa putus asa yang mendalam. Solusinya dapat dimulai dari lingkungan keluarga sendiri, bagaimana mampu menempatkan anak-anak secara baik sesuai dengan dunianya. 

Selamat hari anak nasional 23 Juli 2013, anak-anak Indonesia menjadi generasi unggul dan bermoral, Indonesia untuk dunia ! ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN