PENDIDIKAN INDONESIA KINI
Pendidikan Indonesia Kini
Oleh: Budi Susilo

Pondasi
nilai perjuangan pahlawan nasional ini, ada pada bidang pendidikan yang
diimplementasikan dalam sebuah sekolah formal bernama taman siswa.
Ia
menanamkan bibit-bibit nasionalisme bangsa Indonesia di ladang negara, agar
mencapai cita-cita merdeka dan berdaulat, dalam bingkai persatuan dan kesatuan
bangsa.
Baginya,
pendidikan itu terpenting bagi masyarakat seluruh Indonesia. Pembangunan bangsa
lebih beradab dan maju terdepan, ada di pundak sebuah keberhasilan penerapan
dan ketulusan dalam pengajaran pendidikan.
Ironinya,
pendidikan formal di Indonesia sekarang, bagi sebagian orang tertentu, seolah
bagai ladang uang kesempatan untuk mengeruk keuntungan yang menggunung.
Mencari
pendidikan formal yang murah meriah dan berkualitas, bila meminjam judul lagu
dari Iwan Falls hanya sebatas mimpi yang tidak terbeli.
Soalnya
gejala fenomena globalisasi ini, pendidikan sudah berganti wajah menjadi
industri yang mengejar keuntungan kapital.
Ada uang,
ada barang dan jasa. Siapa yang berani bayar banyak, kualitas barangnya peroleh
jaminan teratas. Inilah perumpamaan pepatah dalam industri pendidikan kapital
liberal.
Bagi mereka
yang berada dalam ekonomi papan atas, tidaklah bermasalah. Lalu bagaimana
masyarakat yang ada di pusaran kemiskinan perekonomian, mampukah menikmati gurihnya
pendidikan berkualitas ?
Katanya,
negara menjamin dalam penyediaan pendidikan berkualitas bagi rakyatnya, tetapi
hanyalah kata-kata yang indah di atas kertas.
Indonesia di
tahun 2013 ini memiliki 34 provinsi. Tiap-tiap daerah memiliki perbedaan
kualitas pendidikan. Daerah terpencil misalnya, ada bangunan sekolah tak layak,
banyak yang rusak.
Menuju ke
sekolah pun, harus ada yang bersusah-payah berjalan kaki berkilo-kilo, atau
juga melewati kali dengan hati-hati karena tanpa dilengkapi jembatan yang
memadai.
Belum lagi
mengenai Ujian Nasional, managemen carut-marut, jadwal pelaksanaan tidak tepat
waktu, cetakan soal ujian berantakan, banyak pelajar yang dikecewakan.
Apa yang
salah dari pendidikan Indonesia, apa karena menteri pendidikan ? Atau karena
guru-guru dan dosen serta presiden ?
Tidaklah
penting mencari siapa yang salah. Inti dari semuanya adalah rakyat mengharap,
ada rajutan pendidikan Indonesia yang berkarakter, mengedepankan peradaban dan
menajamkan kecerdasan dan moralitas yang paripurna.
Inilah
pekerjaan rumah bangsa Indonesia yang belum tertuntaskan. Ke depan harus ada
perbaikan, agar di kala momen hari pendidikan nasional di tahun mendatang ada yang bisa
dibanggakan ! ( )
Komentar
Posting Komentar