PANTAI BOLIHUTUO GORONTALO

Mengambil Nama Ikan Laut Hutuo
Oleh: Budi Susilo

Alam pantai di Kabupaten Boalemo surga dunia yang tidak terlupakan, selalu berkesan indah sepanjang masa. Satu di antaranya ialah Pantai Bolihutuo, yang berada dalam Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo.

Airnya yang biru kehijau-hijauan bersih, tanpa gelombang tinggi pantai serta angin pantai yang sepo-sepoi memberikan keteduhan jiwa saat kita menyatu bersama alam Pantai Bolihutuo. 

Bantalan daratan pantainya yang berpasir putih bersih memberikan kesan elegan, memberikan kebangkitan hidup untuk selalu bersemangat, membawa kejernihan berpikir, kala kita menyentuh bumi Pantai Bolihutuo.

Sekeliling pantai masih rindang ditumbuhi banyak beberapa pepohonan, seperti di antaranya banyak pohon kelapa dan di pinggir pantai berjejer pula seperti pepohonan pinus. Tentu saja, pantai pun teduh, menyegarkan kehidupan serasa nyaman untuk jalan-jalan di sekitaran pantai. 

Sekarang lokasi pantai ini sudah menjadi kompleks komersil wisata alam pantai. Bila ingin masuk menikmati Pantai Bolihutuo ini, dikenai tarif sebesar Rp 2 ribu per orang. Aturan ini telah dipayungi oleh Peraturan Daerah Kabupaten Boalemo nomor 6 tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah-raga.

Murah sekali bukan, uang yang kita keluarkan untuk membayar tarif masuk, bila diukur tentu saja tidak sebanding dengan maksimalisasi kepuasan wisata yang kita peroleh, sungguh menguntungkan sekali bagi wisatawan yang datang.

Padang air dari Pantai Bolihutuo di siang hari, Minggu (14/4/2013)_budisusilo

Peresmian Pantai Bolihutuo berlangsung di tahun 2002. Ini diungkapkan oleh Rahim Lihuda (32), penjaga pantai, menuturkan, pantai juga dilengkapi fasilitas pendukung seperti gazebo pantai, warung jajanan, perahu-perahu nelayan, dan tempat penginapan yang berjumlah empat unit.

“Tempat penginapan disewakan satu malamnya Rp 150 ribu per unit. Gaya rumahnya lebih natural pantai, dibuat dari kayu-kayu, dekat dan menghadap ke pantai,” urainya Lihuda. 

Penamaan pantainya pun diambil dari alam setempat. Kata pria kelahiran Bolihutuo ini, nama pantai inspirasinya dari nama ikan hutuo, yang banyak hidup di pantai Bolihutuo.  

“Nelayan disini sering dapat ikan hutuo. Ikannya bisa dimakan juga di jual ke pasar. Ciri fisik ikan warna kebiru-biruan,” ungkap Lihuda, yang saat itu mengenakan kaus oblong putih.

Wisatawan dari Kota Gorontalo menikmati Pantai Bolihututo, Minggu (14/4/2013)_budisusilo

Bila musim liburan, pantai ini bak selebriti, difavoriti banyak orang. Jumlah pengunjungnya dapat mencapai ratusan orang. Ini terjadi bila masuk di hari Minggu atau liburan tanggal merah dan liburan anak-anak sekolah.

Mereka yang datang itu tidak tanggung-tanggung, berasal dari luar daerah Kabupaten Boalemo, berdatangan secara bergerombolan sekeluarga. Pria, wanita, tua, muda, dewasa, remaja, sampai anak-anak tak sungkan menginjak alam Pantai Bolihutuo. 

Biasanya, mereka wisatawan yang datang untuk menikmati air pantai. Mandi berenang satu terapi untuk mencari rasa riang. Airnya yang bersih, dikombinasikan dengan pasir putih di bawah laut, memancarkan aroma ketentraman membuat hati senang.

Tapi harap diperhatikan, bagi anda yang membawa anak-anak di saat berenang harus berhati-hati, dipantau pergerakannya. Karena bila sudah renang di areal empat sampai lima meter dari bibir pantai, rawan menenggelamkan bagi yang tidak lihai berolah-raga renang.

Seorang anak perempuan berenang riang di Pantai Bolihutuo, Minggu (14/4/2013)_budisusilo

Pada jarak tersebut, kedalaman pantai bagi anak-anak begitu rawan, apalagi dalam jarak tersebut airnya pun berarus kuat. Sekedar sedia payung sebelum hujan, tidak menjadi persoalan untuk menghindari timbulnya korban jiwa.

Operasional pantai dari jam 5 pagi sampai 5 sore, buka setiap hari tanpa henti. Kata, Lihuda, di malam hari pantai sudah tidak dibuka untuk kunjungan wisata pantai, karena keadaan gelap tidak memungkinkan untuk kegiatan renang dan bisa membahayakan.

“Di malam hari pantai bisa di akses bagi mereka yang menginap di cotage Pantai Bolihutuo. Kalau tamu yang menginap di sini bisa keluar masuk tapi jika bukan tamu cotage tidak bisa masuk,” tegas pria 10 Februari 1976 ini.

Wisatawan berfoto-foto di Pantai Bolihutuo Boalemo, Minggu (14/4/2013)_budisusilo

Ditemui seorang ibu rumah tangga, Rosna Harun (41), yang sedang berfoto ria di pantai meluangkan waktu untuk bercerita soal kesannya di pantai yang ada di selatan Gorontalo ini. “Saya sudah sering datang kesini. Sudah sebanyak empat kali ke sini,” ungkapnya.

Perempuan yang kini tinggal di Kelurahan Tenda Kota Gorontalo ini mengatakan, Pantai Bolihutuo itu indah dan banyak angin, menyegarkan badan. Pokoknya, pantai ini tidak bisa ditemukan ditempat lain, punya ciri khas dan kesan tersendiri. “Selalu ramai pengunjung. Pantainya banyak yang suka,” kata Rosna.

Senada pemudi yang bertempat tinggal di Bali, Lidya Moseros (26), mengatakan, datang ke Pantai Bolihutuo baru pertama kali. Kesannya sangat bagus, pemandangannya indah menawan, mempesona sungguh pantai yang luar biasa.

“Saya tinggal dan bekerja di Bali, lagi silaturahim ke Gorontalo. Lalu di ajak sama keluarga kesini. Wah, ternyata pantainya asik sekali. Masih bersih, perawatannya terjaga,” ungkapnya.

Perbatasan antara Kabupaten Gorontalo dengan Kabupaten Boalemo di Provinsi Gorontalo, Minggu (14/4/2013)_budisusilo

Penasaran, segera datangi pantainya, sangat mudah untuk menjangkaunya, karena jika lewat darat fasilitas jalan sudah beraspal baik. Sebab lokasi pantai persis berada di samping Jalan Trans Sulawesi, yakni sebuah jalan nasional yang memadai dan selalu ramai dilalui kendaraan bermotor.   

Menuju kawasan pantai itu, bila dihitung-hitung dari gapura perbatasan antara Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo dapat di tempuh sekitar 40 menit lebih, dengan prasyarat jalan dalam keadaan lancar, tanpa ada kemacetan arus lalu-lintas. 

Bagi warga setempat, alam Pantai Bolihutuo itu ladang rezeki, penghidupan masyarakat. Tidak heran, ditempat ini juga ada perkampungan nelayan, banyak perahu-perahu nelayan bersandar di bibir Pantai Bolihutuo.   

Selain sektor kelautan, warga Bolihutuo juga menggeluti sebagi petani kebun. Satu di antaranya Anton Thalib (40), mencoba peruntungan rezekinya di bidang perkebunan jagung. Pria berkulit sawo matang ini berkebun jagung, tidak jauh dari daerah pantai sekitaran 200 meter bila berjalan kaki. 

“Saya berkebun jagung sudah lama, hampir puluhan tahun. Tanah disini subur, cocok untuk menanam kebun jagung. Saya sudah sering panen,” ungkapnya.

Ia kini berusaha tani di lahan seluas dua hektar. Menanam jagung di lahan Bolihutuo itu dapat menguntungkan. Selama setahun dapat dua kali panen, di tiap panennya mampu produksi jagung tiga ton lebih. “Pasaran jagung disini masih bagus. Diminati banyak pasar makanya saya berani tanam jagung,” tutur Thalib.

Itulah Gorontalo Indonesia kita, lahan subur makmur, rakyat dapat berbangga hidup di negeri surga nusantara yang kaya akan sumber daya alamnya. Namun pelajar penting yang harus dipegang tegung ialah mengenai pelestarian lingkungan alam kita untuk generasi sekarang dan masa mendatang.

Tidak boleh serakah, merusak alam demi mengejar keuntungan ekonomi semata. Kegiatan perekonomian harus diseimbangkan oleh rasa bijak kita terhadap kelestarian alam, agar tetap terjaga dan nantinya dapat dinikmati oleh generasi anak cucu kita. ( )




Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN