WAJAH DESA GORONTALO (1)

Desa Tongo Melaut Desa Kemiri Berkebun
Oleh: Budi Susilo


Di provinsi Gorontalo, untuk menuju Desa Tongo Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango dari pusat Kota Gorontalo tidaklah jauh.

Bisa ditempuh dengan waktu sekitar 40 menit melalui jalur darat dengan menggunakan kendaraan bermotor seperti roda dua dan empat. 

Medan untuk menuju kesana terbilang menantang. Walau jalan telah beraspal, tapi jalur yang dilewati perlu diwaspadai, karena melewati beberapa jalan kecil kampung padat penduduk.

Foto bersama bocah-bocah pantai dari Desa Tongo Kabupaten Bone Bolango_istimewa
Tak cuma itu, jalan menuju kesana pun naik turun, bersampingan dengan tebing perbukitan dan jurang curam.

Di dalam perjalanan mata akan mudahnya memandang alam asri yang menghijau, pepohonan dan semak belukar yang rindang sejukan mata.

Sesekali juga tampak pemandangan alam pantai Leato, Botutonuo, Olele, Bone Pantai, dengan asesoris pohon kelapa yang nyiur melambai. 

Setiba di Desa Tongo, memang kondisinya panas terik. Wajar memang desa ini berada persis di pesisir pantai yang sebagian besar warganya pun berprofesi sebagai nelayan.

Dilokasi tersebut juga ada dermaga perahu nelayan, tempat pelelangan ikan dan lokalisasi tambak ikan Desa Tongo yang belum beroperasional, sebab pemerintah daerah setempat masih menunggu dana untuk maksimalisasi pembangunan tempat tersebut. 

Ironis juga di desa ini ternyata masih belum terjadi pemerataan dalam bidang kesehatan. Sebagaimana di ungkapkan, Sekertaris Daerah Kabupaten Bone Bolango, Sukri Botutihe, katanya Desa Tongo masih berkendala dalam pelayanan kesehatan.

Makanya, tegas Sukri, diperlukan bantuan sumber daya manusia dalam bidang medis kesehatan seperti dokter dan perawat. "Warga disini masih butuh sentuhan," ujarnya, di aula Tempat Pelalangan Ikan Desa Tongo, Minggu (23/12/12).   

Tak jauh dari Desa Tongo, di bagian dataran tinggi, terdapat pula Desa Kemiri Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango provinsi Gorontalo yang menyimpan harta perkebunan kemiri.

Sesuai namanya, Desa Kemiri terdapat banyak titik lahan kebun Kemiri. Fakta ini dibeberkan secara langsung oleh Kepala Desa Kemiri, Ahmad Mauta (30).

"Desa Kemiri desa baru. Desa pemekaran dari Desa Tongo," ujarnya di pelataran Tempat Pelelangan Ikan Desa Tongo.   

Anak-anak Desa Tongo bermain di tepi laut berenang riang bersama_budisusilo
Sebagian besar, ungkapnya, warga masyarakat Desa Kemiri menekuni sebagai pekerja petani perkebunan.

"Bukan petani sawah, tidak ada persawahan. Tapi petani kebun-kebun, yang paling banyak kebun kemiri," kata Ahmad.

Menurutnya, hasil bumi Kemiri ibarat penyambung hidup warga setempat. Jenis tumbuhan untuk bumbu masakan ini selalu jadi andalan dalam menambah pendapatan warga.

"Kalau panen biasanya kami jual keluar sampai di Kota Gorontalo," ujar Ahmad.

Itulah kenapa Desa tersebut dinamakan Desa Kemiri karena daerahnya ditumbuhi banyak pohon kemiri, yang jadi sumber komoditas ekonomi warga.

"Desa Kemiri ada lahan 1000 hektar, kebun kemiri. Hitungannya satu minggu bisa panen sampai 4 ton," kata Ahmad.

Kalau dari sisi pasaran, komoditas kemiri dari Desa Kemiri memiliki nilai jual yang lumayan, yang bisa membuat para petani tetap semangat untuk bercocok tanam Kemiri.

"Pasaran sekarang harga kemiri kena harga Rp 25 ribu per kg. Kalau sudah diluar desa, harga bisa aja lebih mahal," ungkap pria keharian Desa Tongo, 15 Juli 1982 ini.

Itulah serpihan desa yang ada di provinsi Gorontalo. Desa itu sebenarnya, kalau meminjam istilah seniman musik Iwan Fals adalah kekuatan ekonomi yang sebenarnya. Karena itu, jangan lari dari desa, mari membangun negeri ini dimulai dari desa, maka berjayalah bangsa ini. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN