WAJAH SEKILAS KEPULAUAN MANADO TUA



Wajah Sekilas Kepulauan 

Manado Tua
Oleh: Budi Susilo
Sudah bukan rahasia umum. Kehidupan masyarakat kepulauan Indonesia kurang tersentuh nilai modernitas. Berbeda jauh dengan keadaan yang ada di perkotaan, segala hal terkait ketersediaan main infrastruktur dan social infrastruktur jauh lebih maju, meski di tiap-tiap daerah perkotaan tertentu masih terdapat kekurangan di sana sini, seperti satu di antaranya kota Manado, tahun 2010, belum memiliki pelabuhan internasional, dan sumber energi yang memadai. Padahal dua hal ini bisa menjadi magnet datangnya para investor.
Terlepas dari itu, masyarakat kepulauan sebagian besar masih memegang teguh prinsip ajaran adat istiadat nenek moyang. Pola kehidupannya masih bersifat homogen, hal-hal yang bersifat baru dipertimbangkan masak-masak untuk diterapakan. Maka tidak heran, menemukan berbagai fasilitas yang tersaji seperti diperkotaan tidak tertemukan di warga pedesaan.
Kesan inilah yang menghinggap di wajah penduduk Kepulauan Manado Tua, kecamatan Bunaken, Sulawesi Utara. Mereka penduduk kepulauan Manado Tua hidup dengan keterbatasan. Terutama untuk meraih akses pendidikan layak, berkualitas, sulit didapat. Padahal pemerintah sendiri, mewajibkan warga negaranya menuntun ilmu selama sembilan tahun. Warga kepulauan Manado Tua, untuk mengenyam jenjang pendidikan minimal tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), tidak tersedia. Kalau pun ada mereka harus berjuang susah payah menyebrangi lautan menuju ke Kota Manado.
Buat banyak orang, tanpa terkecuali, pendidikan itu sesuatu hal yang penting. Ibaratnya jadi kebutuhan pokok masing-masing manusia, karena pendidikan adalah modal bekal kehidupan yang beradab. Padahal, hal ini faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah tersebut yang dimulai dengan membangun kualitas sumber daya manusia secara baik.
Adri Gamis, penduduk asli Manado Tua mengatakan, selama ini masyarakat Manado Tua, mencari kemudahan dalam mengenyam pendidikan cuma berada di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. "Mau sekolah SLTA harus menyebrang laut ke kota Manado. Pergi sekolah SLTA anak-anak Manado Tua mesti menempuh jarak jauh," katanya, Senin, (12/4/2010).

Sekertaris Kelurahan I Manado Tua, Chirstoffel Londo, menuturkan, keberadaan sekolah berbasis kejuruan di Manado Tua begitu penting. Sebab adanya peningkatan SDM proses pembangunan daerah Manado Tua dapat maju. "Ada sekolahan SLTA di Manado Tua memudahkan masyarakat untuk mengenyam pendidikan. Tidak perlu harus menyebrang pulau apalagi harus kontrak rumah di kota Manado," ujarnya.
Menurutnya, bila di Manado Tua sudah terdapat SLTA seperti sekolah kejuruan maka masyarakat semakin meminati untuk menuntut ilmu. Bila masyarakat banyak yang mengenyam ilmu maka dipastikan daerah ini akan maju. "Laju pertumbuhan penduduk disini (Manado Tua) terbilang banyak, apalagi ditambah dari warga kampung Bunaken pantaslah ada SLTA," tuturnya.
Kampung kepulauan Manado Tua memiliki jumlah penduduk sekitar 300-an orang. Sebagian besar berprofesi sebagai Nelayan, Petani, Guru, dan Pegawai Negeri Sipil. "Saya berharap kepada pemerintah yang memimpin, harusnya Manado Tua itu sudah memiliki sarana pendidikan yang baik," kata Christoffel.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Manado, Ferry Karwur mengatakan, pembukaan SLTA di Manado Tua sedang tahap pengkajian, sebab mendirikan sekolah itu mesti ada kajian secara komperhensif. “Dilihat apakah sudah jadi kebutuhan pokok membangun lembaga SLTA,” tuturnya.
Menurutnya, pendirian SLTA di kepulauan Manado Tua seharusnya jadi pertimbangan utama. Agar ada kemudahaan mengakses pendidikan dan terjadinya pemerataan pendidikan. “Kita akan lihat dulu apa yang paling pas SLTA di Manado Tua,” tuturnya.
Ferry menjelaskan, profesi sebagian besar warga Manado Tua adalah nelayan dan bertempat tinggal di daerah yang lebih besar wilayah lautannya ketimbang daratan maka tepat rasanya jika pengadaan lembaga pendidikan kejuruan khusus perikanan atau karena berdekatan dengan lokasi wisata pantai Bunaken, sangat cocok membuka sekolah kejuruan pariwisata.
“Nanti kurikulum pendidikannya harus memadukan peralatan teknologi modern. Biar para lulusannya memiliki daya saing tinggi. Jika tidak lebih baik tidak usah mendirikan sekolah SLTA. Untuk apa nanti malah sia-sia saja,” tuturnya.
Tak cuma itu, menikmati aliran listrik pun mereka warga Manado Tua begitu memprihatinkan. Energi listrik hanya bisa dipakai pada jam tertentu. Jatah menikmati listrik cuma dimalam hari, itu pun jika sedang beruntung. Sebab tenaga pembangkit listrik yang ada di pulau Manado Tua memakai bahan penggerak solar, yang pasokannya diambil dari kota Manado. “Jika sedang ada angin barat pasokan solar akan terhenti. Mereka tidak berani berlayar ke Manado Tua akibat gelombang tinggi dan arus laut yang kuat,” tutur Christoffel.
Sebenarnya, potret wajah muram energi listrik di Indonesia tidaklah hanya terjadi di pelosok-pelosok daerah seperti Manado Tua. Di perkotaan, semisal Jakarta yang gaya hidup warganya maju dan modern pun terkadang masih menjadi dilema. Seakan-akan, saking seringnya mati listrik, warga kota sering mencibir Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Lilin Negara.
Entahlah,sekedar janji atau bersikap populis, ke depan di kawasan pulau Bunaken, yang kebetulan secara geografis berdekatan dengan kampung Manado Tua, akan dibangun pembangkit listrik tenaga alternatif. Semoga harapnya, bisa berimbas bagi ketersediaan pasokan energi listrik di kedua daerah tersebut, tanpa lagi terbatas menikmatinya.
Hal ini diungkapkan, Jumat (7/6/2010), oleh Deputy Manager Komunikasi PT PLN Suluttenggo, J W Dimpudus bahwa di pulau Bunaken akan dibangun pembangkit listrik tenaga matahari yang nantinya ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber pasokan listrik. “Memiliki daya tahan 6 jam hingga 12 jam. "Sekarang mereka masih terbatas untuk menikmati listriknya," ujarnya.
Menurutnya, kini sedang dalam tahap survei oleh PLN dan tahap usaha pembebesan tanah. "Lokasi belum tahu persis dimana akan ditempatkan, pastinya di pulau bunaken dengan daya 50 Kwh, dan akan bertambah sesuai pekembangan di pulau tersebut," ungkapnya. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN