NASIBMU DRAINASE MINAHASA UTARA

Nasibmu, Drainase Minut
Oleh: Budi Susilo

Agak aneh rupanya di tahun 2012 ini. Belakangan sering turun hujan di Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Kadang pagi, bisa juga siang atau malam terjadi hujan. Tidak menentu, ramalan dari Badan Meteorologi Kilimatologi Geofisika (BMGK) bahkan kebanyakan meleset.

Prediksi akan hujan ringan, ternyata hujan lebat dengan intensitas tinggi. Atau juga hujan ringan tapi fakta kenyataan, cuaca mengalami panas terik tak turun hujan. Yang menjadi pertanyaan inti, memasuki April ini masih masuk penghujan, inikah yang dikatakan dampak pemanasan global Anomali Iklim ?, padahal di pelajaran Sekolah Dasar dahulu, yang namanya musim hujan itu terjadi pada Oktober sampai April, sedangkan musim kemarau itu April hingga Oktober.

Siang itu, Kamis (10/4/2012), sekitar pukul 14.00 Wita, spontanitas bergegas ke arah Kota Bitung, melalui jalur darat memakai kuda besi yang ku berinama si Bandel Merah. Kepergian ke Kota Cakalang tanpa direncanakan di hari sebelumnya, terbesit niat untuk pergi, ketika saat jam- jam memasuki pukul 12.00 Wita.

Melajukan motor di kecepatan sedang, hati membatin, pasti akan turun hujan. Rasa ini muncul saat berada di Jalan Manado-Bitung, pertigaan jalan Ring Road Kota Manado. Dan dugaan ini timbul dari hasil pengamatan langit kala itu. Sudah mendung menghitam ditambah angin sepoi- sepoi tebakan akan hujan pasti tidak akan meleset.

Dan ternyata benar, ketika sudah berada di daerah Airmadidi Minahasa Utara, hujan ringan terjadi membasahi bumi. Meski begini, motor ku tetap dilajukan walau perlahan karena ku anggap, cuaca hujan dan kondisi mendung menimbulkan rawan kecelakaan.

Dengan gagah perkasanya, si Bandel Merah terus memutar rodanya, tancap gas dengan takaran daya laju gigi empat. Terus dan terus bergerak, si Bandel Merah dilajukan tanpa kompromi oleh penunggangnya, menerobos guyuran rintik hujan yang turun membasahi jalan aspal hitam Kabupaten Minahasa Utara.

Semakin deras hujan yang turun, lalu diputuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan. Beristirahatlah aku bersama si Bandel Merah, di sebuah bangunan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki prinsip Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.

Lumayan, hampir 30 menit lebih berteduh di tempat itu. Mengisi kejenuhan menunggu hujan, aku pun berselancar internet, lewat sebuah perangkat Black Berry milik ku. Agak terhibur, karena ada teman 'ngobrol' melalui jejaring sosial facebook dan juga sekilas-kilas sempatkan waktu membaca berita online tribunmanado.co.id.

Lalu, melihat kondisi cuaca yang kurang bersahabat, munculah niat untuk berbalik arah ke Kota Manado. Tujuan perjalanan ke arah Kota Bitung ditunda, karena kendala hujan tidak memungkinkan ke Kota Bitung dengan pertimbangan hari semakin larut malam.

Hujan lumayan reda, berbalik arahlah ke Kota Manado, pulang sudah jelang waktu maghrib. Sepanjang perjalanan menuju ibukota Sulawesi Utara, agak miris juga dengan kondisi infastruktur di Kabupaten Minahasa Utara.

Daerah Kalawat Minahasa Utara Tak Miliki Drainase Baik_budisusilo

Bayangkan saja, melintasi di jalan utama selalu temui genangan air coklat. Hujan yang turun membuat jalan jadi banjir, tentu kendaraan bermotor yang melaju harus berhati-hati jangan sampai celaka. Permasalahan kasat mata, genangan air itu disebabkan oleh buruknya infrastruktur darinase, saluran air tidak tersedia secara memadai di pinggiran jalan. Misalnya antara lain di daerah Maumbi, Kalawat, Airmadidi.

Bila berbicara drainase, Dr. Ir. Suripin, M.Eng dalam bukunya Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan (2004), mengartikan drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas

Sekarang ada apa dengan nasib darainase Minut ?, siapa yang mesti disalahkan. Apakah ini tanggungjawab si pemakai jalan atau pemerintahnya. Tentu melihat persoalan ini, solusinya bukan mencari siapa yang mesti dipersalahkan, pemecahan ini titik tolaknya adalah ada di seluruh warga masyarakat.

Pengguna jalan yang memiliki kendaraan bermotor tentu berhak menuntut kenyamanan dan keamanan berkendara, sebab kewajiban-kewajibannya selama ini dengan membayar pajak kendaraan bermotor sudah dilakukan, tinggal menunggu pengelola dana pajaknya, yang harusnya diperuntukan bagi kemanfaatan kepentingan bersama, berikan pelayanan publik yang maksimal.

Siapa itu pengelola dana pajak ?, bukan tidak lain adalah pemerintah. Lantas, apakah pemerintah sudah menjalankan tugasnya dijalan yang benar dengan melihat kondisi drainase jalan-jalan Minahasa Utara yang masih memprihatinkan.

Sudahlah, yang terpenting hari demi hari, waktu terus bergulir, keadaan Kabupaten Minahasa Utara harus ada perubahan, perbaikan ke arah yang lebih baik, tugas ini adalah tanggungjawab bersama. Karena itu, mari bersadar dan bersatu, membangun Minahasa Utara yang adil dan beradab. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN