BERANI MENOLAK ROKOK

Berani Menolak Rokok
Oleh: Budi Susilo

Menyusuri keramaian kota di negara Indonesia seperti Manado provinsi Sulawesi Utara (Sulut) begitu mudahnya menemukan seorang perokok. Hembusan demi hembusan asap putih yang keluar dari si perokok tanpa kenal lelah, menganggapnya sebagai sebuah capaian kebahagiaan, menikmati dan menikmatinya tanpa henti.

Jalan memasuki terminal sampai ketika menaiki kendaraan umum menemukan perokok. Mengunjungi pasar sampai taman kota perokok tanpa rasa berdosa terus menghisap si batang mungil. Dimana-mana virus penikmat nikotin tersebut merambah dilapisan warga masyarakat Kota Manado.

Mirisnya Kota Manado pun dijamuri iklan-iklan mentereng terpajang di ranah umum. Iklan pun dibuat keratif, berkonsep visual digital mengundang perhatian publik. Anak dibawah umur pun bisa dibuatnya terkesima oleh iklan tersebut.

Padahal membandingkan dengan kota modern nan maju seperti di negara Singapura, merokok di ranah publik itu merupakan perbuatan pidana ringan. Mengganggu ketertiban umum dan mencemari lingkungan asri.

Berbicara awal mula aktivitas merokok, sejarahnya itu dimulai oleh peradaban suku bangsa Indian di benua Amerika. Ketika itu rokok hanya sebagai pemenuhan kebutuhan keperluan ritual pemujaan kepada dewa atau roh.

Namun memasuki era abad 16, saat bangsa Eropa berkelana menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa bereksperimen menghisap rokok, lantas membawa tembakau ke Eropa.

Peristiwa itulah yang melatarbelakangi kebiasaan merokok di kalangan bangsawan Eropa. Perbedaannya bangsa Indian merokok untuk keperluan ritual, namun orang Eropa merokok berfungsi mencari kepuasan dan kenikmatan semata.

Jaman milenium ini, sebagian orang telah memperlakukan rokok seolah menjadi bagian dari gaya hidup. Mengutip data World Health Organisation tahun 2010, dari satu miliar perokok di seluruh dunia, 200 juta orang di antaranya adalah kaum perempuan. Dari 200 juta orang itu, 7 persen adalah gadis remaja dan mereka tersebar di 151 negara.

Rasanya mustahil bila orang buta terhadap dampak negatif merokok. Pembuktian ilmiah kedokteran sejak masa lampau pun telah mengumandangkan merokok dapat memberi pengaruh kerusakan kesehatan.
Seperti di antaranya dapat memicu kanker. Sebab sejumlah zat kimia dalam rokok rata-rata bersifat karsinogenik atau beracun yang merupakan zat penyebab kanker.

Penyakit saudara kanker lainnya adalah bronkhitis, gangguan pernafasan, stroke, jantung, gangguan fungsi ginjal, terganggunya fungsi seksual bagi pria jadi impoten dan wanita mandul anak karena akan mengalami keguguran. Itu pun kalau hamil dan melahirkan, kemungkinan besar bayi tersebut akan lahir cacat.

Di periode tahun 2010, pemerintah daerah provinsi Sulut pernah mengalami pencapaian produksi generasi sumber daya manusia yang berpeluang menuju pencerahan, sebagai satu provinsi di Indonesia yang mampu memerangi buta huruf secara maksimal. Namun rasanya ini seakan sia-sia. Penilaian positif tersebut bisa sirna, sebab akan terjadi sebuah kemunduran, kebodohan akibat dari masih merebaknya virus rokok yang menjalar di kebanyakan penduduk Sulut.

Itu kenapa bisa begitu, karena adanya faktor keberadaan sebatang rokok, mengacu pada hasil penelitian, rokok itu memiliki kandungan Karbon Monoksida yang mengganggu peredaran Oksigen di tubuh, mempengaruhi penurunan kinerja otak. Jadi logikanya, otak itu akan dapat bekerja dengan baik apabila mendapat pasokan oksigen yang cukup, yang dibawa oleh darah.

Dampak negatif merokok lainnya, kulit si perokok menjadi cepat keriput karena penurunan kinerja sel-selnya yang membutuhkan oksigen dan mengalami kerusakan pada mulut, terutama pada gigi dan gusi.

Melihat kondisi itu, setidaknya pemerintah Kota Manado merenungkan, memiliki kepekaan terhadap masyarakatnya yang masih merokok dan mereka generasi yang akan rentan nikotin. Caranya mulai memberanikan diri menolak kucuran pendapatan dari iklan-iklan rokok. Kebijakan ini memang tidaklah populis, kurang progress mendongkrak pendapatan daerah namun berpikirlah jangka panjang.

Jangan mengorbankan sumber daya manusia dan kelestarian lingkungan hanya demi pencapaian surplusnya anggaran pendapatan negara. Berpikirlah kembali, utamakan sebuah pencerahan abadi dengan mulai dari sekarang untuk mengendalikan konsumsi tembakau. Satu ketegasan untuk memeranginya yaitu katakan Berani Menolak Rokok. ()

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN