PELAJAR BINGUNG LIHAT MANUSIA MIRIP MONYET

Pelajar Bingung
Lihat Manusia Mirip Monyet
Oleh: Budi Susilo

MUSEUM Negeri Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (29/9/2010) silam, dikunjungi ratusan pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Tingkat Menengah Atas. Disana mereka tampak bergerumun menyaksikan keanehan peragaan yang dihidangkan museum tersebut.

Rupanya mereka berkesempatan untuk menyaksikan bagaimana teori proses evolusi terjadinya fase hidup manusia yang telah berlangsung jutaan tahun lamanya.

"Jam pulang sekolah saya diberi tahu pihak sekolah untuk berkunjung ke museum. Ada pemeran manusia purba," tutur Chelin Mamanua dengan mimik muka berseri-seri. Pelajar SMK Negeri I Manado itu pun tak melewatkan kesempatan itu.

Siswi yang duduk dibangku kelas I tersebut sempat tertawa aneh ketika memasuki ruangan pameran proses evolusi manusia. "He..he..he...kok mirip seperti Yaki (Monyet Hitam yang ada di hutan Tangkoko Bitung)," ujarnya disambut gelak tawa teman-temannya.

Di pameran tersebut, terpampang besar proses terjadinya perubahan fisik pada manusia pada era pra sejarah hingga sampai jaman abad modern milenium ini.

"Gambarnya lucu. Tidak mirip seperti manusia. Badannya penuh bulu lebih serupa dengan Kingkong. Tapi benar nggak ya manusia itu awalnya monyet," serunya Olivia, pengunjung lain, penuh pertanyaan.

Makin lama mengamati, gadis kelahiran Manado, 27 Februari 1994 ini makin penasaran dan terus bertanya-tanya. "Kalau lihat gambar ini, saya jadi 70 persen percaya dan 30 persennya tidak percaya. Saya masih bingung," tuturnya sambil menunjuk ke arah gambar proses evolusi teori Carles Darwin tersebut.

Keheranan juga dialami Jesica Patuhung, siswi SMP N I Manado. Gambar awal permulaan manusia dari badannya, kaki tangannya, mulutnya, sampai kepalanya lebih mirip seperti seekor kera. "Kulitnya dipenuhi banyak bulu. Mirip banget monyet," ujarnya.

Ahli Peneliti Utama Bidang Arkeologi Sulawesi Utara, Dr Santoso Soegandho menjelaskan, pameran yang disajikan di museum adalah murni ilmu pengetahuan. Bila dibenturkan dengan nilai teologi tentu proses ilmu pengetahuan evolusi manusia tidak bisa diterima oleh akal sehat.

"Menurut ilmu pengetahuan, manusia dari pra sejarah sampai sekarang sangatlah berbeda. Kebetulan manusia itu digolongkan kepada jenis mamalia, golongan jenis binatang bukanlah tumbuhan. Setiap mahkluk ada yang namanya proses evolusi dari masa ke masa mengikuti perubahan alam tinggalnya," ungkapnya.

Di pameran tersebut, jelasnya, materi berisi proses pertumbuhan manusia pra sejarah atau yang bernama Africanus yang berlokasi di Afrika Selatan. "Berjalannya masih seperti kera. Tangannya terkadang juga berfungsi sebagai kaki. Berjalannya bungkuk," katanya.

Pertumbuhan selanjutnya, kata Santoso, ke tahap boisei, yakni manusia tidak lagi seperti kera, sudah berjalan tegap dan memiliki otak yang sederhana. "Berjalannya sudah memakai dua kaki," jelasnya.

Dan proses terakhir, adalah antropologi ragawi menjadi Homo Sapien, proses perubahan manusia menjadi seperti sekarang ini. Memiliki tingkat intelegensia yang mumpuni. Daya otaknya sekitar 1500 CC. "Kalau sebelumnya hanya 750 CC. Ini terjadi di jenis Homoerectus," katanya.

Lexi S Nanne, Kepala Seksi dan Koleksi Konservasi Museum Negeri Sulut menjelaskan, pameran yang mengangkat tema besar mengenai Manusia Purba Sejarah Kehidupan dan Potensi Sulut kali pertama disuguhkan ke warga Kawanua. "Sebelumnya kami belum pernah menggelar manusia purba. Ternyata mendapat banyak tanggapan positif," ujarnya.

Ke depannya, gelaran pameran tersebut akan dievaluasi, termasuk mengenai beragamnya sudut pandang tentang proses kehidupan dan pertumbuhan manusia. "Akan kami pelajari agar ke depan bisa lebih baik lagi," katanya.

Melihat gelaran pemeran tersebut, rasanya sangat menyedihkan, sebab apa yang dipaparkan di tempat tersebut ada semacam kekeliruan fatal. Padahal secara gamblang di dalam Al Qur’an dijelaskan, Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Sebagaimana ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya surat Al Hijr ayat 28 sampai 29 . “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” Disinggung pula di Hadits Rasulullah saw bersabda, dalam HR. Bukhari, “Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah.” ()

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN