Pantai Tinggi Kema
Suguhkan Tebing Bebatuan

Oleh: Budi Susilo

Hamparan geografis nusantara Indonesia memang menakjubkan. Ibaratnya, menapaki alam raya Indonesia itu seperti menginjakkan tanah surga dari sang Ilahi. Inilah kesan ketika berada di pantai yang ada di wilayah Minahasa Induk, Sulawesi Utara.

Tempat tersebut, orang sering menyebutnya pantai Tinggi Kema. Memang oleh sang Ilahi, sekeliling pantainya dirancang bertebing-tebing bebatuan alam tinggi. Sebagai simbolisasi kebesaran dan keberadaan Ilahi, pencipta semesata alam ini.

Cokelat menjulang tinggi, serta sedikit ditumbuhi pepohonan beranting kering memberi kesan ekslusif panorama pantai. Meskipun begitu, pantai ini pun masih akrab oleh tetumbuhan hijau yang menempati di beberapa tebing tinggi. Jadi suasana gersang dan panas tidak terlalu mengental di pantai Tinggi Kema.

Lokasi pantai yang persis berada di kecamatan Kombi, lebih menyuguhan keindahan mentari terbit. Tetapi bila mencari tampilan keindahan matahari terbenam, pantai Tinggi Kema bukanlah tempatnya. Oleh karena pantai Tinggi Kema menjadi tempat keluarnya matahari dari persembunyian malam, seolah pantai Tinggi sebagai simbol pagi hari buat masyarakat Minahasa Induk.

Pada bagian kiri dari arah masuk kompleks pantai, bisa menemukan aliran muara sungai cukup berkarakter. Tampak kejauhan, sungai membentuk pola berkelok-kelok bak sekor ular. Aliran air sungai menuju pantai ibarat simbol penyatuan perbedaan tanpa ada permasalahan.

"Suasana pantainya bikin fun. Alamnya masih asli terjaga, jernih dan mempesona," ujar Jenifer Adelane. Tak dirinya saja yang mengaku seperti itu, pria bernama Albert Toda mengaku, berada di pantai Tinggi Kema memberi rasa hiburan, meski suhunya panas jika sosok matahari tepat berada di atas kepala. "Begitu baik buat tempat wisata," tuturnya. Akan tetapi tak perlu kuatir tambah Dee Crow, mahasiswa Universitas Kelabat. Pantai Tinggi Kema masih ditumbuhi pepohonan hijau rindang. Memberi minimalisasi suasana panas ultra violet. "Disini Saya masih bisa menikmati angin yang sepoi-sepoi. Bikin hati makin tenang," ungkapnya.

Zonny M Tambaleam, Hukum Tua Pantai Tinggi Kema mengatakan, sejak lama, tepatnya di tahun 1960-an pantai Tinggi Kema lebih sering didominasi secara mutlak oleh aktivitas warga sekitar untuk sarana penyambung hidup. Ada yang memanfaatkannya mencari ikan, bercocok tanam, bahkan tempat persinggahan yang nyaman. "Dari dulu pantai ini nyaman dan aman untuk ditempati," katanya.

Akan tetapi, setelah tahun bergeser di era 1990-an, pantai Tinggi Kema mulai dilirik oleh banyak orang untuk melepas kejenuhan dari hiruk pikuk kehidupan perkotaan. Angin semilir, deburan ombak, dan sajian pantainya yang masih perawan memberi solusi pereda segala permasalahan dunia yang kompleks.

"Karena kekhasan pantainya, akhir-akhir ini pantai Tinggi mulai banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Semisal ada wisatawan yang dari Austaralia, Belanda, Amerika Serikat, Jepang, Cina dan wisatawan dari beberapa negara Asia Tenggara pun pernah mendatanginya," tutur Zonny.

Menurutnya, kompleks pantai Tinggi Kema memiliki ukuran panjang sekitaran 700 hingga 800-an meter dan persis berhadapan langsung dengan perairan laut Maluku. "Sekarang di kompleks pantai Tinggi tercatat (data tahun 2009) dihuni oleh 50 lebih kepala rumah tangga," ungkap Zonny.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN