BADAI DEFISIT ANGGARAN BALIKPAPAN
Proyek
Berhenti atau Pembayaran Ditunda
Persoalan
pelik yang kini dihadapi Pemerintah Kota Balikpapan mengenai defesitnya
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), seolah menjadi perhatian serius bagi
semua pihak. Gejala defisit anggaran ini puncaknya mulai dirasakan pada tahun
ini.
RAMUAN
jitu disiapkan Wali Kota untuk mengatasi keterbatasan dana ini, satu di
antaranya mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat, mahasiswa, dan pelaku
kontraktor untuk membahas bersama-sama keluar dari dilema ini.
Pertemuan
dilangsungkan di lantai tiga kantor Wali Kota Balikpapan, Jalan Sudirman, Senin
5 September 2016 sore. Antusias tamu yang hadir ke pertemuan ini memberi warna
kehangatan dalam pertemuan, meski tuan rumah penyenggelara hanya menyediakan
minuman air mineral botol plastik pabrikan Pasuruan, Jawa Timur.
Saat
sebelum rapat dimulai, Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia
(Gapensi) Kota Balikpapan, Buhari AS, mengatakan kepada Tribun,
persoalan defisitnya anggaran pemerintah sedang dicari jalan keluarnya. Dampak
yang dirasakan kepada kontraktor akan dihentikan sementara pembayarannya.
"Saya
tidak mau berkomentar banyak. Kami ikuti saja nanti kebijakan pemerintah
seperti apa. Belum ada kesepakatan, masih dibahas terus. Yang penting buat kami
itu, intinya pemerintah jangan sampai merugikan kontraktor," ujarnya
menutup pembicaraan.
Pantauan
Tribun dalam pertemuan itu, sebagian besar kursi-kursi yang disediakan
terisi para hadirin. Sebagai pimpinan rapat langsung dilakukan Wali Kota
Balikpapan, Rizal Effendi didampingi Wakil Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud.
Di
forum itu, diperkenankan kontraktor menyampaikan aspirasinya. Satu di antaranya
Muhammad Ali Amin, Ketua Asosiasi Jasa Konstruksi Balikpapan, yang menegaskan,
kondisi keuangan pemerintah Kota Balikpapan yang sedang mengalami defisit,
seharusnya juga ada pemotongan dana reses Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD).
Dia
beralasan, rasanya tidak adil jika keuangan daerah defisit hanya terkena pada
kontraktor saja, mengorbankan hasil kerja kontraktor dengan menunda pembayaran.
"Pangkas juga yang lain. Dana reses di dewan dipangkas saja, hanya
jalan‑jalan tidak ada guna. Kasih dana yang benar‑benar bisa dirasakan
masyarakat," tegasnya dengan suara lantang di forum itu.
Ali
menganalisis, jika terjadi pemutusan kontrak proyek, akan berdampak pada
pemutusan tenaga kerja yang jumlahnya ada puluhan lebih orang. Di Asosiasinya
hampir ada 50 proyek lebih yang ditanganinya, di antaranya pengerjaan drainase,
proyek bina marga, dan proyek cipta karya.
"Warung‑warung
makan bisa sepi pembeli. Biasanya tukang‑tukang makan di warung kalau sudah
tidak kerja, tidak lagi jajan di warung," ungkap Ali yang juga menjabat
sebagai Direktur CV Bagus Via Mandiri ini.
Menurutnya,
pengerjaan proyek yang selam ini dikerjakan sudah sesuai perjanjian dalam
lelang yang diatur juga mengenai traget penyelesainnya. Apabila belum masuk
target penyelesaian, lalu tiba-tiba diputus kontrak sama saja ini sudah
mencederai perjanjian.
"Kenapa
waktu itu digelar lelang. Harusnya tidak perlu ada pengerjaan proyek. Sekarang
sudah di tengah perjalanan mau diputus begitu saja kontraknya, kami menolak.
Kami sedih, kasihan nanti (nasib hidup) para pekerjanya," ungkap Ali.
Pria
yang menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Tenaga Kerja Kadin Balikpapan ini
mengusulkan, pemkot meski bekerjasama dengan bank daerah untuk meminjam uang
sebagai dana talangan untuk pembiayaan proyek karena jalan ini dianggap bisa
menyelamatkan para pekerja.
"Kami
bukan bicara diuntungkan tapi berpikir bagaimana caranya bisa diselamatkan.
Kami pikir ini semua para pekerjanya. Proyek selesai, ya kami harus segera
bayar," ujar Ali yang saat itu mengenakan kemeja hitam.
Menanggapi
hal itu, Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi menuturkan, opsi meminjam dana
kepada perbankan untuk menalangi pengerjaan proyek dianggap bukan pilihan
tepat, sebab prosedur peminjaman uang tidak mudah seperti yang dibayangkan.
Bersentuhan
dengan dunia perbankan, Pemkot harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada
Kementerian Keuangan dan Kementrian Dalam Negeri. Belum lagi nanti di analisis
lagi mengenai kesetabilan atau kesehatan keuangan daerahnya oleh perbankan.
Jika bank menganggap tidak layak pinjam, maka gagal peminjaman uangnya.
"Sangat
rumit kalau mau pinjam ke bank. Pemkot harus minta izin sana sini terlebih
dahulu. Uang tidak bisa langsung dicairkan secepatnya," ungkapnya.
Pertemuan
yang berlangsung hingga dua jam itu, akhirnya belum menemui jalan keluar yang
pasti meski rapat berlangsung kondusif dan tertib. Pihak kontraktor pun belum
mendapat jawaban kepastian, terkait dengan kebijakan penghentian proyek dari
Pemkot.
Di
hari mendatang, Wali Kota akan mengagendakan kembali pertemuan khusus hanya
untuk kalangan kontraktor, membahas dan memutuskan kepastian akan nasib
pengerjaan proyek zaman krisis defisitnya anggaran.[1]
Pembayaran
Ditunda Tiada Bunga
Gelombang
defisit anggaran yang melanda Pemerintah Kota Balikpapan tidak membuat
pengerjaan proyek-proyek pemerintah kota harus terhenti. Pengerjaan proyek
tetap berjalan sesuai rencana meski keuangan daerah mengalami defisit.
Itu
ditegaskan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan, Tara Allorante, kepada
sejumlah awak media di lantai tiga kantor Wali Kota Balikpapan pada Senin 5
September 2016 siang. Pria berkaca mata ini menjelaskan, tidak benar ada
penghentian pengerjaan proyek, yang benar itu ada penundaan pembayaran
proyek.
Dia
menambahkan, pihaknya sudah bertemu dengan hampir semua kontraktor yang
menangani proyek pemerintah kota, jawabannya tetap merampungkan pekerjaan fisik
sebagaimana kesepakatan yang sudah ditetapkan dalam kontrak kerja.
"Kami
jelaskan ke mereka (kontraktor), keuangan daerah sedang defisit. Kami sudah
buka komunikasi dengan mereka. Dan mereka memahami kondisi keuangan daerah
kita. Mereka memaklumi kalau ada yang terlambat dalam pembayaran," tutur
Tara.
Kebijakan yang akan diambil terkait defisit anggaran, pembayaran pengerjaan proyek akan dibayar sebagian di tahun 2016 dan sebagian yang lain dibayar pada tahun 2017.
"Kami
sekarang sedang hitung-hitung menyesuaikan anggaran, berapa yang akan dibayar
di tahun 2016 dan dibayar di tahun 2017 nanti. Kami belum bisa jelaskan secara
pasti berapa uang yang akan dibayarkan nanti," ungkapnya.
Yang
pasti, berdasarkan dari data Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan, ada lebih
dari 50 kontraktor yang akan mengalami keterlambatan pembayaran hasil
pengerjaan.
Namun
Tara menegaskan, pembayaran yang dilakukan di tahun 2017, tidak ada penalti
yang dikenakan ke pemerintah. Pembayaran yang ditunda di tahun 2016, Pemkot
tidak dikenakan bunga.
"Sementara
tidak ada itu bunga. Tidak pakai bunga-bunga. Tidak pakai bunga saja (Pemkot)
sudah susah, apalagi ketambahan pakai bunga, tambah susah lagi," tegasnya.
Beberapa
jam sebelumnya, senada di tegaskan oleh Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi
yang mengatakan, minusnya anggaran daerah tidak membuat proyek besar
mandek. Satu di antaranya penggarapan Balikpapan Islamic Center (BIC), dan
Stadion Sepakbola Balikpapan yang menjadi markas kebanggaan Persiba FC.
Kondisi
keuangan yang defisit, proyek yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat tetap
berjalan, termasuk proyek Islamic Center dan fasilitas olahraga. Hanya saja
pembayaran hasil kerja proyek tertunda, dibayar pada tahun mendatang.
Dia
menambahkan, jika kontraktor tetap mau menjalankan proteksi, dipersilakan hanya
saja pembayaran tertunda pada tahun 2017. "Kalau tidak mau kita persilakan
untuk putus kontrak," imbau Rizal, yang sampai sejauh ini menurut data
Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan baru ada satu kontraktor yang memutuskan
kontrak, tidak mau menggarap proyek pemerintah. ( )
TOTAL
DEFISIT Rill Kota Balikpapan
Defisit
APBD Kota Balikpapan Rp 482.274.998.502
Pengurangan
Bantuan Keuangan dari Pemprov Kaltim Rp 48.082.750.000
Kelebihan
salur yang wajib dikembalikan ke pusat Rp 47.125.469.066
Jadi
total defisit
Rp 577.482.217.586
ASUMSI
PEMBIAYAAN PROYEK RAPBD 2017
Pembayaran
ganti rugi Cemara Rindang Rp 21 Miliar
Pembayaran
Ganti rugi Bekapai Rp 15 Miliar
Pembayaran
Ganti rugi Somber Rp 2,5 M
Pembebasan
lahan waduk teritip Rp 70 M
Pembebasan
Embung Aji Raden Rp 50 M
Pembangunan
jalan masuk BIC Rp 10 M
Pembangunan
jalan tembus Grand City Rp 10 M
Pembebasan
lahan Stadion Persiba Rp 40 M
Sumber
Data: Pemkot
Balikpapan 2016
[1] Koran
Tribunkaltim, “Proyek Stop atau
Pembayaran Ditunda,” terbit pada Selasa 6 September 2016 terbit pada halaman
pertama bersambung ke halaman 11 rubrik Tribun Line.
Komentar
Posting Komentar