REPUBLIK TANPA JONGOSRAKYAT
Republik Tanpa Jongosrakyat Oleh: Budi Susilo JELANG detik akhir tahun, persisnya Desember pertengahan 2011, aku susur beberapa kios-kios di Taman Kesatuan Bangsa Kota Manado, di antaranya ada yang menjajakan kalender masehi 2012. Kala itu, harga yang ditawarkan bervariasi, dibandrol Rp 10 ribu sampai yang termahalnya Rp 20 ribu per kalender, ini menurut hukum pasar termasuk harga yang masuk dalam batas kewajaran. Tetapi berbeda dengan kondisi di Jakarta, warga yang menghuni gedung beratapkan Hijau di Senayan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), untuk memiliki kalender harus merogoh kocek dalam-dalam, sampai milyaran rupiah, padahal cuma kertas bergambar penanggalan bulan masehi harga bandrolnya selangit. Apa yang sempat melintas di pikiran mereka, hingga harus ada pengadaan kalender berharga milyaran sampai menyentuh angka Rp 1,3 milyar. Belum lagi renovasi ruang rapat badan anggaran, rencana renovasi parkiran, toilet yang menelan milyaran rupiah, kesemuanya memakai...