PASKIBRA KOTA BALIKPAPAN 2
Tertarik karena
Baris-berbaris Rapih
Umurnya
yang dianggap paling muda di antara anggota Paskibra lainnya, Komang Mutiara
Savitri Dewi, 14 tahun, merasa tidak minder, sebab rekan-rekannya menganggap
egaliter, semuanya sebagai keluarga.
ITULAH
ungkapan yang disampaikan wanita kelahiran Balikpapan 5 Maret 2002 ini usai
melaksanakan tugasnya sebagai pembawa baki bendera dalam upacara penurunan
bendera, pada Rabu 17 Agustus 2016 sore.
Bagi
dia, kegiatan paskibra memberi banyak manfaat, satu di antaranya mengajarkan
kedisiplinan dan memperbanyak teman. Naksir dengan paskibra sejak Komang duduk
di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kota Balikpapan.
"Masuk
SMA saya lihat ada baris-berbaris. Terlihat rapi dan bagus. Saya tertarik lalu
ikut mencoba. Lama-lama terus ikut. Bagus," ungkap perempuan yang memiliki
hobi menari tarian daerah Bali ini.
Dia
merasa, kegiatan paskibra yang ada di sekolahnya merupakan pilihan tepat.
Komang menilai, paskibra memberi hidupnya lebih bernilai, apalagi orangtuanya
pun turut mendukung penuh atas pilihannya bergeliat di paskibra.
"Inilah
tempat saya. Saya bangga bisa ikut paskibra. Saya bisa ikut terlibat tunaikan
tugas mulia," kata Komang, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara
ini.
Hal
yang paling berkesan buat Komang saat dalam masa pendidikan di Desa Bahagia
selama dua minggu. Di sesi akhir, wanita yang bercita-cita menjadi duta besar
ini merasa asyik mengikuti renungan pada dini hari dengan suasana yang hanya
diterangi cahaya lilin. "Membangkitkan semangat percaya diri. Lebih
bangkit lagi jati diri saya," ujarnya.
Di
momen renungan itu, tambah dia, bisa merenung memperbaiki pribadinya yang
dahulu pernah tidak menjalani sesuai nilai-nilai kebaikan. "Jiwa saya
benar-benar berubah, tertekad akan menjadi pribadi yang bisa membawa manfaat
bagi nusa bangsa dan negara," ungkap Komang.
Selama
mengikuti program paskibra Proklamasi Kemerdekaan RI, belajar disekolahnya
sempat terganggu, banyak tertinggal pelajaran. Satu solusinya, dia sering
meminjam atau meminta catatan pelajaran temannya.
"Kadang
datang lebih pagi tanya pelajaran sama teman. Belajar sama teman. Belajar yang
sudah disampaikan sama guru di ruang kelas. Saya sering sekali izin tidak masuk
kelas. Banyak diisi kesibukan paskibra," tuturnya.
Anggota
lainnya, Muhammad Yusril, meski di awal mengalami cedera patah tangan kanannya,
akhirnya bisa ikut bergabung, masuk dalam pasukan pengiring bendera Paskibra
Kota Balikpapan. "Bangga. Sangat bersejarah bagi saya," katanya.
Menurut
Koordinator Pelatih Paskibra Balikpapan 2016, Mayor Sumarno Marwah, penentuan
anggota paskibra dilakukan Maret 2016. Sejak dipilih kemudian dilakukan
transfer ilmu baik itu teori dan praktek. Diberi penanaman jiwa berbangsa dan
bernegara, belajar hidup mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Setelah
pelaksanaan upacara bendera Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, personel
Paskibra sampai akhir tahun 2016 tetap dipakai dalam kegiatan upacara formal
baik itu di pemerintahan maupun lembaga negara. "Setelah tahun 2016
selesai, anak-anak dimasukan ke dalam Purnapaskibra," kata Marwah.[1]
( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Kisah Paskibra
Lega Tunaikan Tugas Mulia; Tertarik karena Baris-berbaris,” terbit pada Kamis
18 Agustus 2016, di halaman 9 pada rubric Tribun Balikpapan.
Komentar
Posting Komentar