AKU PETUA
Aku Petua
Sekalian semua habis Pemuda itu munculah kemudian Petua |
Aku
Petua
Oleh: Jongfajar Kelana
Ulat
berpuasa terselimuti kepompong suci,
Terpaku
pada ranting,
Bergelayut
dahan pohon kehidupan.
Berpuluh
hari terlewati,
Berubah
bentuk kupu‑kupu indah.
Habis
pemuda munculah petua.
Soe
Hok Gie memilih mati muda.
Tan
Malaka menganggap muda harta megahnya.
Bukan
fisik ringkih lemah menurun daya.
Tidak
kulit coklat menjadi mengkerut kecut.
Juga
tiada takut pandangan mata berkabut.
Dikhawatirkan
berwujud pribadi petua gila.
Rakus, sarkas,
bengis, sontoloyo.
Pembawa
petaka, pemadam suluh.
Sungguh
terlalu.
Sableng
!
Usia
meninggi abinaya menggelora.[1]
Umur
bertambah,
Merekalah
abhirama bagi lainnya.[2]
Itu
kemudian kenapa adinda,
Sebabnya
petua disebut abipraya.[3]
Kampung Wonorejo,
Kalimantan Timur,
Kota Balikpapan.
Komentar
Posting Komentar