JEMBATAN SALIMBATU KALIMANTAN UTARA
Rasakan Jalan
Rusak Yusak Sakit-sakitan
Gara-gara selama lima
tahun menempuh jalan rusak dari Pejalin Tanjung Palas menuju Salimbatu Tanjung
Palas Tengah, Yusak Silvanus merasakan rasa tidak nyaman dengan tubuhnya yang
lumayan gemuk.
PERJALANAN
darat yang dilakukan Yusak itu tidak sekali jalan saja, namun mesti
bolak-balik, berangkat pulang, sebab pria berumur 29 tahun ini bekerja sebagai
Kasubag Umum di kantor Camat Tanjung Palas Tengah.
Rumahnya di
Pejalin, setiap jam kerja dirinya wajib berangkat ke Salimbatu. “Saya berangkat
pakai sepeda motor. Melewati jalanan rusak, yang berbatu, berkerikil, kadang
juga berdebu,” ujarnya kepada Tribun
belum lama ini.
Bila hujan
turun deras pada malam harinya, dia terpaksa akan berhadapan dengan medan jalan
yang buruk. Jalanan becek, digenangi banyak air. Sepeda motor dilajukan
perlahan dan tentu saja kondisi motor tidak pernah bersih dari tanah.
Kondisi jalan
yang seperti itu, Yusak kemudian mengidap penyakit di bagian perutnya. Sakitnya
akan kumat, sangat tidak tertahan jika perutnya mendapat getaran.
Dokter yang
dia sambangi menjelaskan, dirinya divonis oleh dokter mengidap kandung kemih
akibat seringnya melintasi jalanan rusak berlubang. “Saya tidak tahu kalau akan
mengakibatkan dampak seburuk ini,” kata Yusak.
Belum lagi,
tantangan lainnya, jembatan Salimbatu tak kunjung rampung, jembatannya belum
bisa dilewati meski sudah ada rangka jembatan. Yusak tidak ada jalan lain,
caranya memilih menyeberangi sungai dengan perahu klotok. “Mesti keluar uang
banyak. Saya membawa motor,” ujarnya.
Yusak merasa
serba salah. Menghindari lintasan sungai sama saja membuang uang dan waktu yang
super banyak. Menempuh ke Salimbatu tanpa seberangi sungai harus memutar jauh.
“Saya berharap jalan dibuat aspal halus. Jembatan Salimbatu juga mesti
dirampungkan segera, agar kami bisa leluasa bergerak,” tuturnya.
Penjabat
Bupati Bulungan, Syaiful Herman yang datang ke Desa Salimbatu melalui jalur
sungai menjelaskan, persoalan kondisi jalan poros Salimbatu-Tanjung Palas akan
dikomunikasikan ke pemerintah provinsi.
“Saya sudah
usulkan ke provinsi supaya provinsi mau anggarkan pembangunan jalan. Semoga
saja bisa disetujui. Nanti kita lihat saja bagaimana,” kata Syaiful, yang
merupakan kelahiran Kota Tarakan ini.
Mengenai
nasib pembangunan Jembatan Salimbatu, masih menggantung. Jembatan yang
panjangnya 180 meter ini, sejak tahun 2007 disediakan anggaran Rp 26 miliar.
Namun dalam perjalanannya awal tahun 2015, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Bulungan telah mencoret PT Prima Wana Tama sebagai pelaksana proyek pembangunan
karena dianggap tidak becus bekerja. Kini nasib jembatan masih belum bisa
dimanfaatkan warga masyarakat.[1] ( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Jalan Poros
Rusak, Jembatan Belum Ada: Lima Tahun Bolak-balik Yusak Rasakan Dampaknya pada
Kesehatan,” terbit pada Senin 23 November 2015, di halaman 23 rubrik
Tribunline.
Komentar
Posting Komentar