KAPSUL WAKTU BULUNGAN
Padi Saja Belum Pantas Disebut Food
Estate
Momen rangkaian Ekspedisi
Kapsul Waktu tahun 2085 di Kalimantan Utara (Kaltara), Penjabat Bupati
Bulungan, Syaiful Herman, menyampaikan cita-citanya bagi daerah Kabupaten
Bulungan, Provinsi Kaltara.
YAKNI ingin
menjadikan Bulungan sebagai food state
dan daerah yang dikenal sebagai lumbung energi. Hal ini dia sampaikan saat
menghadiri Urun Rembug, Harapan dan Cita-cita Masyarakat Kalimantan Utara di
aula Serba Guna kantor Gubernur Kaltara, pada Rabu 28 Oktober 2015.
Menggunakan
jas safari, Syaiful menjelaskan, selama ini Kabupaten Bulungan masih belum
dikatakan sebagai food estate atau
lumbung pangan. Lahan yang tergarap
sekarang masih sebatas tumbuhan padi, belum beragam tanaman pertanian.
“Yang ada
sekarang pantas kita sebut masih rice
food. Masih padi. Belum ada tepung, gandum, jagung. Belum bisa dikatakan
sebagai food estate,” ungkap pria
kelahiran Kota Tarakan ini.
Dia
menjelaskan, kawasan food estate
sudah tersedia di Kabupaten Bulungan, seperti halnya di Desa Tanjung Buka.
Tanah yang dimiliki Kabupaten Bulungan begitu subur, segala tumbuhan bisa
berkembang.
Yang penting,
tegasnya, perlu ada kemauan dan tekat kuat untuk menjadikan potensi ini sebagai
sumber pertumbuhan ekonomi daerah. Food estate ke depan mesti lebih baik lagi,
ditanam beragam komoditi pertanian.
“Kita
rencanakan sekarang. Lahannya sudah tersedia. Di masa mendatang kita sudah bisa
wujudkan. Mari kita tunjukkan kalau mimpi-mimpi yang sekarang akan ada,”
katanya.
Berdasarkan
catatan, Food Estate Bulungan yang
sekarang ini sudah tersedia luas lahan 50 ribu hektar. Ini dilakukan untuk
menatap langkah ke arah ‘surga kedaulatan pangan’.
Dipilihnya
Kabupaten Bulungan sebagai daerah food
estate karena memiliki lahan pasang surut berjenis tanah Aluvial yang sifatnya sangat subur. Saking suburnya, daerah itu kemudian dijadikan tempat favorit
bagi para transmigran dari dalam dan luar Kalimantan, yang kini jumlahnya sudah
menyentuh angka 2 ribu lebih kepala keluarga dengan luas lahan sawah yang berfungsi
mencapai 4.450 hektar.
Cita-cita
berikutnya, ungkap Syaiful, Bulungan bisa menjadi lumbung energi. Secara
geografis, letak Bulungan berada di kawasan kaya akan sumber daya alamnya. Ada
tambang batu bara yang bisa digunakan sumber energi pembangkit listrik tenaga
uap. Belum lagi, potensi minyak dan gas pun tersimpan di perut bumi Bulungan.
Soal
listrik, bisa juga digarap aliran Sungai Kayan yang panjang dan melimpah
sebagai energi listrik yang sangat dahsyat. Berdasarkan kajian yang dilakukan
oleh konsultan kelistrikan, Sungai Kayan menyimpan potensi energi listrik yang
besar. “Ada 10 ribu megawatt. Kita bisa lakukan semua ini, menjadi lumbung
energi. Jika kita tak mampu lakukan, kita pasti akan tertinggal terus,” tutur
Syaiful.[1] ( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Kalau Hanya Padi
Belum Pantas Disebut Food Estate” terbit
pada Kamis 29 Oktober 2015, halaman 23, rubrik Tribunline.
Komentar
Posting Komentar