DESA PIMPING | BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA 4
Gudangnya Seniman Pahat
UKIRAN-ukiran kayu ulin yang menjadi pondasi rumah adat di
Desa Pimping bercita rasa seni tinggi. Sebuah desa yang berada di Kecamatan
Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara ini
menyimpan segudang seniman pahat. Sebab
untuk membuat pondasi ukiran kayu membutuhkan puluhan orang dan waktu
penggarapan selama sebulan penuh.
Hal itu terungkap, saat Desem Lawen (44), pekerja seni
ukir kayu Ulin bersua dengan saya di dalam rumah adat, pada Sabtu 29 Agustus
2015. Kata dia, ukiran kayu ulin ini menggambarkan filosofi leluhur, Kalong Tefazo Zinyilo Baza, yang
bermakna ajaran nenek moyang mengenai gotong-royong, hidup saling menghormati
dan kekeluargaan.
Membuat ukiran kayu itu belajar dari turun-temurun.
Inspirasi ukiran diambil dari alam belantara Kalimantan yang sudah dipakai oleh
para leluhur. “Membuat ukiran satu batang kayu membutuhkan 20 orang,” ujarnya.
Pria yang lahir di Long Saan Pujungan Kabupaten Malinau
ini menegaskan, membuat ukiran kayu mesti ada penjiwaan, tidak boleh ada
keterpaksaan. Karya ukiran jika tanpa dilandasi penjiwaan, hasilnya tidak akan
maksimal, yang penting modalnya adalah fokus dan ketekunan.
Satu contoh karya seni pahat warga Desa Pimping Kalimantan Utara (photo by budi susilo) |
“Kami membuatnya menggunakan alat-alat manual. Tidak
memakai mesin modern. Alat-alat yang kami pakai itu kapak, parang, bikung, dan
pahat,” tutur Desem, yang sehari-harinya bekerja sebagai petani.
Belum lama ini, sebuah desa wisata Stulang di Kecamatan
Malinau Selatan Kalimantan Utara memesan hasil ukiran kayu warga Desa Pimping.
Di antaranya ukiran perisah sebanyak 100 buah.
Kata Desem, pembuatan
ukiran kayu khas desa pimping, bahan-bahannya mengambil dari alam asli. Di
antaranya menggunakai kayu Bengkirai, kayu Lembasung. “Kayu ulin sudah semakin
langka. Kalau pun ada kayu ulin, harganya akan sangat mahal. Kayunya kuat,
tahan lama,” ungkapnya. ( )
Komentar
Posting Komentar