ARZETTI DAN ITET TERKESIMA ASMARA MUKHTAR DAN HARNI
Kisah Pasangan Jompo Yang Berjiwa Muda
Rombongan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi VIII, mengunjungi Tanjung Selor,
Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada Kamis 6 Agustus 2015 pagi, melakukan
dengar pendapat dengan masyarakat, dan pemerintah Kaltara di aula pertemuan
Pemprov Kaltara.
USAI pertemuan itu, siangnya,
waktu dimanfaatkan oleh rombongan wakil rakyat untuk melihat secara langsung kehidupan
panti jompo Tresna Werdha Marga Rahayu, Tanjung Selor.
Jaraknya tidak jauh, melalui
jalur darat, dari gedung Pemprov Kaltara ke panti jompo hanya ditempuh sekitar
20 menit. Alamat panti itu berada di Jalan Kaka Tua, Tanjung Selor.
Saat tiba di lokasi,
rombongan DPR RI Komisi VIII disambut kepala panti dan beberapa penghuni panti
jompo, termasuk di antaranya pasangan manula, Muhktar dan Harni yang baru saja
melangsungkan pernikahan di panti jompo tersebut.
Setelah dijelaskan oleh Suhari,
Kepala Panti Tresna Werdha, seluruh anggota DPR RI Komisi VIII pun mengetahui
ada pasangan jompo yang telah resmi melangsungkan pernikahan.
“Selamat ya Kek. Nek.
Selamat menempuh hidup baru. Semoga bisa hidup lebih bahagia,” kata Arzetti
Bilbina, satu di antara anggota DPR RI Komisi VIII yang turut hadir. Dan harapan
Arzetti itu, kemudian ditanggapi pasangan jompo itu dengan anggukkan kepala.
Perempuan yang dikenal
sebagai artis film dan model fashion itu tampak terlihat mengembangkan senyum
saat berjumpa dengan pasangan sejoli jompo tersebut. “Sungguh mengesankan, mereka
berdua,” puji Arzetti, saat mengadu wicara ke rekan dewan lainnya, yang berdiri
di sampingnya.
Hampir semua personel DPR RI
Komisi VIII, menyalami pasangan Mukhtar dan Harni. Satu di antaranya lagi,
ialah Itet Tridjajati Sumarijanto. Wanita kelahiran Tasikmalaya, 22 Oktober
1946 ini berdecak kagum.
Dia mengungkapkan, peristiwa
kunjungan ke panti jompo dan bertemu dengan pasangan pengantin baru, kakek
nenek, merupakan pengalaman yang pertama kalinya. “Saya terharu juga bisa
melihat pasangan kakek nenek yang baru menikah,” kata Itet.
Dia meyakini, tujuan
pernikahan itu bukan karena dorongan seksualitas. Umurnya keduanya yang sudah
senja, tidak akan mungkin mengejar kenikmatan dunia semata, apalagi ingin
mendapatkan keturunan anak.
“Mereka saya lihat hanya
ingin hidup bersama. Ingin ada teman yang selalu bersama, yang bisa diajak
bercerita dan berbagi. Menjalani kehidupan masa tua dengan berdua,” ujar Itet.
Peristiwa itu, imbuh Itet,
bisa menjadi pelajaran penting, terutama bagi generasi muda, bahwa tujuan
pernikahan itu, utamanya ialah menjalin hubungan antara pria dan wanita untuk
mengikat tali kebersamaan demi mencapai kehabagiaan. “Berbagi rasa sayang,”
kata politisi PDI Perjuangan ini.
Selain itu, ungkap Itet, kisah
hidup cinta pasangan Muhktar dan Harni menggambarkan pesan peristiwa yang
bermakna cinta tetap menggelora meski di usia senja.
Bila dilihat secara
fisik, Mukhtar dan Harni adalah pasangan tua, tetapi keduanya masih mampu
memancarkan jiwa mudanya tetap bergelora. “Cinta ada bila ada saling peduli,
menghilangkan individualisme, menghilangkan ego masing-masing,” tuturnya. ( )
SUMBER: http://kaltim.tribunnews.com/2015/08/09/anggota-dpr-ri-terkesan-pernikahan-muhktar-dan-harni-di-panti-jompo/
Komentar
Posting Komentar