PANGGUNG GOLKAR BULUNGAN
Golkar Bak Anak Ayam Kehilangan Induknya
Nasib partai politik pohon beringin di
kenduri demokrasi Kabupaten Bulungan tahun ini rasanya bak “anak ayam yang
kehilangan induknya,” belum ada kabar yang pasti akan perannya di Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada)
Pasalnya, semenjak di buka pendaftaran
Calon Bupati dan Wakil Bupati Bulungan, pada Minggu 26 Juli 2015, partai Golkar
di daerah Bulungan belum mendapat petunjuk dari pengurus pusat.
Saat dikonfirmasi, pada Senin 27 Juli
2015, Syarwani, Ketua Harian Dewan Pengurus Daerah Golkar Bulungan versi kubu
Aburizal Bakrie mengatakan, soal arah politik pilkada, Golkar Bulungan masih
menunggu pengurus pusat, sebab pengurus daerah tidak bisa bergerak bila tanpa
ada rekomendasi resmi dari pengurus pusat.
“Kami belum tahu. Belum bisa memberi
jawaban yang pasti, apakah Golkar di Bulungan menjadi partai pengusung atau
partai pendukung dalam barisan koalisi. Kami belum bisa jawab,” ujarnya melalui
sambungan telepon selulernya.
Sebenarnya, kepengurusan Golkar tidak
terlalu mempermasalahkan siapa calon yang diusung, yang terpenting Golkar di
Bulungan ada petunjuk resmi dari pengurus pusat.
“Kabar yang saya dengar kemungkinan
besok (tanggal 28 Juli). Pengurus pusat akan memberikan jawaban, kemana arah
Golkar. Kan pendaftaran terakhir di KPU, hari Selasa (tanggal 28 Juli),”
ungkapnya.
(Photo by Maman) |
Di tempat terpisah, Jimmy Nasroen, Ketua
DPD Golkar Bulungan versi Agung Laksono pun mengambil langkah yang serupa,
masih menunggu dari pengurus pusat.
Kata dia, berharap banyak Golkar di
Bulungan bisa menjadi partai pengusung, kader internal diusung menjadi calon
kepala daerah karena diparlemen memiliki kursi terbanyak.
“Soal menjadi partai pendukung kami
belum ada keputusan dari pusat. Jadi belum benar kalau kami sudah merapat ke
kandidat tertentu. Kami belum dapat kabar dari pusat,” tutur Jimmy.
Berdasarkan konstalasi politik
sebelumnya, Golkar Bulungan sudah mengusung kandidat calon Bupati ke pengurus
pusat. Dari kubu Golkar Aburizal Bakrie telah mengirim nama Jalil, Syarwani,
Jalung Merang, dan Aluh Berlian. Sementara, dari Golkar kubu Agung Laksono
yakni Amsal dan Nasir.
Menurut Erry Sonley, Ketua Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Bulungan, mengatakan, bagi partai politik yang sedang
bersengketa atau dualisme pengurusan maka syarat pengajuan calonnya harus ada persetujuan
dari dua kubu.
“Apabila tidak ada surat rekomendasi resmi dari dua kubu kepengurusan maka kami tidak luluskan syarat pendaftarannya. Aturan ini tertuang di Peraturan KPU,” ujarnya.
“Apabila tidak ada surat rekomendasi resmi dari dua kubu kepengurusan maka kami tidak luluskan syarat pendaftarannya. Aturan ini tertuang di Peraturan KPU,” ujarnya.
Golkar Tak Lagi
Bertepuk Sebelah Tangan
PASANGAN Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati
(Cawabup) Bulungan, Oni Aprianur-Najamuddin diusung oleh partai politik yang
memiliki dua kepengurusan, yakni partai Golkar.
Saat memberikan dokumen-dokumen penyerahan pendafaran di
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bulungan, pada Selasa 28 Juli 2015, pasangan
kandidat berlatar belakang militer dengan sipil ini mendapat skors dari KPU sekitar pukul 11.30 Wita
karena tidak menghadirkan ketua Golkar versi Agung Laksono.
Dijelaskan oleh Erry Sonley, Ketua KPU Bulungan, meski
sudah ada surat rekomendasi dari kedua kubu, syarat wajibnya, pimpinan
pengurusnya juga ikut hadir, menandatangani berita cara pendaftaran.
Yang hadir kala itu, hanyalah Syarwani, yang kapasitasnya
sebagai Ketua Harian Golkar versi Aburizal Bakrie. Di sela-sela jeda itu,
kepada saya, Syarwani menegaskan,
surat rekomendasi dari pengurus pusat sudah diperoleh baik itu dari versi
Aburizal Bakrie maupun Agung Laksono.
“Surat resmi dari kedua-duanya telah ada. Golkar resmi
mengusung kandidat. Golkar tidak ada lagi cerita terpecah dua. Kami sudah
menyatu. Seharusnya tidak perlu lagi dihadirkan secara fisik ketuanya,” kata
pria asal Tanjung Palas ini.
Hampir sejam lebih sejak di skors, pengamatan Saya, barulah kemudian Jimmy Nasroen, Ketua Dewan
Pengurus Daerah Golkar Bulungan versi Agung Laksono menampakkan batang
hidungnya.
Jimmy yang saat itu mengenakan kemeja putih langsung
masuk ke ruangan pendaftaran dan menandatangani dukungan resmi pada pasangan
Oni-Najamuddin di hadapan komisoner KPU dan Panwaslu.
Alasan Golkar mengusung Oni-Najamuddin, kata Syarwani,
langkah Golkar di Pilkada Bulungan tahun ini berpatokan pada putusan pengurus
pusat meskipun kandidat yang diusung bukanlah kader internal Golkar. “Kami
mengikuti putusan DPP. Ibaratnya, kalau DPP memilih botol, mau tidak mau kami
di daerah harus memilih botol juga,” ungkapnya.
Jimmy pun senada, keputusannya mengambil langkah
mengusung Oni-Najamuddin karena detik-detik terakhir jelang penutupan
pendaftaran, pengurus pusat memberitahukan agar wajib memenangkan pasangan ini.
“Buat kami ini pilihan terbaik. Kami ikut instruksi dari DPP saja,” katanya.
Cabup Bulungan, Oni Aprianur menuturkan, kepengurusan
Golkar versi Aburizal Bakrie telah memberi jawaban untuk mendukung dirinya
sejak 26 Juli 2015 lalu. Sementara, versi Golkar kepengurusan Agung Laksono
pada 27 sekitar malam hari.
Pasangan ini, selain diusung Golkar juga ada partai lain
yang mendukungnya, yakni partai Nasdem yang punya kekuatan di parlemen dua
kursi dan partai Demokrat yang notabene
sebagai partainya Najamuddin yang kini sebagai Cawabup dari Oni.
Naik Sepeda Kayuh
Singkat cerita, pasangan Oni Aprianur dan Najamuddin tiba
di kantor KPU Bulungan pada jam 11 siang, pada Selasa 28 Juli 2015 untuk
mendaftar sebagai calon kepala daerah. Saat menuju ke KPU, pasangan berkemeja
garis-garis lurus ini menggunakan sepeda kayuh.
Oni yang dikenal sebagai Dandim Tanjung Selor menegaskan,
dirinya nanti siap mundur dari Tentara Nasional Indonesia. Sebab maju di
Pilkada Bulungan merupakan keputusan yang matang, karena Bulungan merupakan
tanah kelahirannya dan ada keterpanggilan dalam dirinya untuk membangun
Bulungan menjadi lebih baik.
“Saya sudah dapat izin pengunduran diri dari pimpinan
saya. Saya siap mundur. Saya juga tekankan TNI harus netral dan tetap solid.
Prajurit itu pejuang, harus loyal pada pimpinan. Bila pimpinan bilang netral
maka prajurit harus netral,” tuturnya.
Partai Pengusung
Oni-Najamuddin
Golkar 4 kursi
Nasdem 2 kursi
Demokrat 3 kursi
Komentar
Posting Komentar