DESA LONG PARI | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA 2
Yerni
Mengais Sisa-sisa Padi Bekas Banjir
Di
pinggiran sawah, Yerni Terum (35) sibuk memetik tangkai-tangkai gabah padi.
Sawahnya yang seluas satu hektar hampir sebagian besar gagal panen, gara-gara
dilanda banjir besar yang menghampiri desanya, Desa Long Pari, Kecamatan
Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara beberapa
waktu lalu.
“Ini saya lagi pilah-pilah tangkai gabah padi yang masih
bagus,” ujarnya kepada Tribunkaltim,
sambil memasukkan tangkai gabah padi ke dalam sebuah ember plastik besar
miliknya, Senin 2 Maret 2015 siang.
Genangan banjir luapan Sungai Kayan telah tiada. Air
coklat yang menggerayangi pemukiman warga tak lagi tampak, daratan sudah
kembali lagi kering. Sawah-sawah padi yang kala itu ikut terendam, kini mulai
terlihat kembali rumput-rumputnya.
Bencana itu membekas, membuat duka nestapa bagi petani
padi. “Harusnya bulan ini (Maret) sudah panen. Tapi sawah kami kerendam banjir
tinggi. Banyak beras-berasnya terkelupas dari gabah, hanyut kebawa air,” kata
Yerni, yang membantu suaminya bersawah.
Petani lainnya, yang masih di satu wilayah, Wiliam Carles
(30), mengalami serupa. Sawahnya yang hampir mencapai setengah hektar lebih,
hancur dilahap bencana banjir besar.
“Bulan ini saya gagal panen. Saya tidak menyangka banjir
bisa sebesar ini. Sebelumnya tidak pernah kena banjir karena daratan desa saya
lumayan jauh dari aliran Sungai Kayan,” ungkap pria kelahiran Desa Long Pari
ini.
Akibat keganasan air banjir luapan Sungai Kayan itu,
Wiliam pun harus gigit jari, mengalami kerugian hingga mencapai Rp 25 juta
lebih. Padahal dia sudah sangat berharap, hasil panen nanti uangnya akan
ditabung dan untuk memenuhi kehidupan keluarganya.
“Sekarang saya mau tanam dari awal lagi. Tetap mau tanam
padi lagi, sambil mau cari-cari info mengenai bantuan dari pemerintah daerah.
Bantuan bibitnya dan pupuk,” tutur pria berkulit putih ini.
Di tempat lain, Alung Ajam (73), warga Dusun Kenarai,
Desa Mara Sata, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan pun bernasib
sama. Sawahnya seluas satu hektar terpaksa gagal panen akibat bencana banjir.
Menanggapi hal itu, Bupati Bulungan Budiman Arifin yang
sempat meninjau lokasi tersebut mengatakan, pemerintah daerah melalui Dinas
Pertanian akan mendata semua kerusakan akibat bencana banjir.
Apabila sudah terdata, maka bantuan sosial akan segera
diberikan kepada korban banjir. “Yang jelas, kami akan berikan bantuan bibit,
pupuk, supaya mereka bisa bercocok tanam lagi. Tadi saya sudah bisa lihat
seperti apa kondisinya,” ujarnya.
Berbeda halnya, di Satuan Pemukian (SP) 8 Desa Tanjung
Buka, Kecamatan Tanjung Palas Timur bebas banjir meski pun daerah ini juga
dilewati aliran Sungai Kayan.
Kata Fadli, Wakil Camat Tanjung Palas Timur, lokasi SP 8
merupakan kawasan masyarakat transmigran dari Pulau Jawa dan Sumatera,
tempatnya sangat berdekatan dengan muara lautan Tarakan.
“Waktu banjir itu, air laut tidak sedang dalam keadaan
pasang. Makanya air sungai langsung ke arah laut, tidak sampai merambah ke
kampung SP 8,” ungkap mantan Wakil Camat Tanah Kuning ini.
Satu di antara warga SP 8, Desa Tanjung Buka, Murdiono
(45), yang menekuni sebagai petani padi merasa senang. Dia pada akhir Februari
2015 ini telah meraih panen yang memuaskan. “Saya bulan ini bisa panen 3,8 ton
padi,” ungkap bapak lima anak ini.
Sumber: http://kaltim.tribunnews.com/2015/03/07/gagal-panen-yerni-terum-berharap-bantuan-pemkab-bulungan
Komentar
Posting Komentar