JANGAN MENYERAH MUHASABAHLAH
Jangan Menyerah Muhasabahlah
SATU langkah untuk perubahan
hidup. Manusia haruslah dinamis, bertekad untuk mengubah diri, sebagai pribadi
yang berkualitas. Warnai hidup dengan pancaran yang lebih bagus dari periode sebelumnya.
Hakikat kehidupan manusia,
mengerti akan posisi pribadinya. Kehidupan itu bagian dari ladang mencari bekal
amal kebaikan.
Mempersiapkan diri dengan memupuk
modal untuk di akhirat kelak. Karenanya, rasa iman dan takwa sebagai perisai
diri, penolong dikehidupan akhirat nanti.
Takwa sendiri, definisinya itu
bukanlah sekedar keyakinan yang terbatas pada lisan. Sebenarnya takwa sendiri tidak
cukup diungkapkan lewat kata-kata. Takwa itu mesti diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari.
“Kalau kita bertakwa kepada
Allah dengan sebaik-baiknya, mempraktekan secara benar maka kita akan meninggal
secara berserah diri hanya kepadaNya,” ujar Ustad Hamdi Ilyas.
Hal ini dia sampaikan secara
langsung dalam kutbah jumat yang diselenggarakan di sebuah Masjid At Taubah, yang
beralamat di Kelurahan Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang
Banten, Jumat 21 November 2014.
Untuk mencapai takwa yang
sempurna, manusia dituntut untuk selalu intropeksi diri atau muhasabah.
Intropeksi tidak perlu dilakukan saat ada pergantian tahun. “Kita tidak perlu
menunggu awal tahun atau di akhir tahun. Harus muhasabah setiap hari,”
tegasnya.
Muhasabah (menghisab diri) itu,
manusia mengukur diri, harus sadar posisi dirinya. Seperti dalam kandungan Al Quran
surat Al Hasry ayat 18, yang menyebutkan:
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Apakah selama ini perbuatan
yang dilakukan manusia semata-mata karena ridho Allah, atau sebaliknya, berbuat
dalam segala hal bukanlah didasarkan pada amal perbuatan.
Ketika bertekad untuk
mengubah diri, mulailah untuk berpikir agar setiap perbuatan yang dilakukan harus
membuahkan hasil yang terbaik, memberi banyak manfaat.
“Jangan beri kesempatan ke
diri kita untuk berbuat ke hal-hal yang buruk, yang bisa merugikan kita
sendiri, bertindak maksiat. Semuanya haruslah berbuat kebaikan,” tuturnya.
Setiap perbuatan yang
dilakukan manusia itu selalu diawasi oleh Allah, kapan pun dan dimana pun. Jadi,
bila manusia bersembunyi berbuat jahat, tetap saja diketahui oleh Allah.
Ada sebuah catatan sejarah
yang dialami oleh Khalifah Umar Bin Khatab. Kala itu, Khalifah Umar pernah
menumpahkan rasa menyesal yang mendalam karena atas perbuatannya, yang
meninggalkan rakaat sholat jamaah.
“Walau tidak terasa dilihat
Allah, tapi Khalifah Umar merasa sangat sedih. Ironisnya ada umat jaman
sekarang yang tinggalkan sholat kadang tidak ada rasa menyesal sama sekali,” ujarnya.
Melalui sarana muhasabah,
diharapkan hidup manusia jadi lebih berkualitas. Hidup itu seakan segalanya
telah mendapat ridho dari Allah.
Diharapkan, dengan muhasabah,
seorang muslim dapat hidup selamat. Lewat Islam, hidup akan sejahterah. Dengan
Islam, hidup seorang muslim akan ditolong Allah.
“Nabi Muhammad sebagai
contoh kita. Sebagai suri tauladan dalam kehidupan kita,” katanya. ( )
Komentar
Posting Komentar