IRONI NEGERI INDONESIA
Masih
Rajin Ngimpor Ikan Segar
PEMERINTAHAN berwajah baru,
tetapi masih memiliki problematika lama yang kini masih saja membumi di negeri
ini. Tentu saja ini mesti segera dituntaskan. Inilah era pemerintahan presiden
baru Indonesia yang dijabat oleh Joko Widodo atau Jokowi, bersama wakilnya
Jusuf Kalla.
Berbagai persoalan lama
menggurita. Ini tugas yang harus segera diselesaikan oleh pemerintahan ala
Jokowi Jk, mewujudkan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Membenahi semua
yang masih kurang.
Satu contoh peroblematika
yang paling kentara, adalah persoalan kebutuhan energi dalam negeri. Hajat
hidup rakyat Indonesia pada pemenuhan bidang energi masih memprihatinkan.
Selama ini, Indonesia yang
mengaku negeri kaya, dikenal sebagai surganya sumber batu bara. Seperti
diantaranya provinsi Kalimantan, terdapat pabrik-pabrik tambang batu bara.
Dalam seminar nasional The
Habibie Center bertajuk “Agenda Konkrit Pemerintahan Baru” di Hotel JS Luwansa,
Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa 11 November 2014, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional / Kepala badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), Andrinof Chaniago, menandaskan, kebutuhan energi dalam negeri masih
ironi.
Menteri era Kabinet Kerja
Jokowi Jk ini mengungkapkan, kebutuhan energi dalam negeri masih kurang, tetapi
Indonesia masih saja mau membantu kebutuhan negara lain. Indonesia masih mau
mengirim batu bara ke negara seperti India dan Tiongkok.
Secara statistik, hitungan
dia, sebanyak 85 persen batu bara Indonesia dijual ke luar negeri. Sedangkan
sisanya yang 15 persen dipakai untuk kebutuhan dalam negeri. Makanya tidak
heran bila di dalam negeri masih sering terjadi pemadaman listrik.
Begitu juga di sektor
pangan. Katanya, Indonesia ini masih banyak pekerjaan rumah yang belum
terselesaikan. Pemerintahan Kabinet Kerja harus banyak mengevaluasi. Kabinet
sekarang harus banyak kerja, membuktikan kepada rakyat.
Indonesia yang katanya
bertanah subur makmur, tetapi faktanya tidak membuktikan, sebab negerinya belum
mampu berswasembada pangan, masih rajin impor. “Lho, tongkat kayu kalau ditanam
saja bisa jadi tanaman,” ujarnya.
Hal yang paling mencolok
kalau negeri ini masih suka impor ialah impor ikan segar dan garam. Berdasarkan
data ekspor impor yang dia miliki, tiap tahunnya, Indonesia masih mengimpor
ikan segar. “Impor ikan segar terus melonjak dari tahun ke tahun. Kita masih
suka impor graram dari negara Australia,” tutur Adrinof.
Saya pun yang mengetahui hal
itu jadi merinding. Sungguh keterlaluan, negeri yang dahulu dikenal sebagai
bangsa bahari, dan nenek moyangnya seorang pelaut, kini tinggalah kenangan.
Seakan sudah lain cerita.
Laut Indonesia tak lagi berjaya, hanya jadi hiasan semata. Padahal secara
geografis mayoritas wilayah Indonesia merupakan perairan laut, dari sabang
sampai merauke dikelilingi samudera lautan.
Nah, dibandingkan dengan
tanah daratan, wilayah lautannya lebih meluas. Karenanya, sudah saatnya untuk sadar atas segala
apa yang kita miliki, yang telah diberikan oleh Tuhan untuk kita.
Indonesia itu
‘tanah surga’, mari jaga dan lestarikan, serta berdayakan dengan baik. Jangan
sampai merusaknya agar tidak merugikan kita semua. ( )
Komentar
Posting Komentar