SAMPAH ADIPURA GORONTALO
Sampah Adipura Gorontalo
Oleh: Budi Susilo
SAMPAH itu benda kotor. Sampah itu bekas buangan dari barang yang sudah
lagi tidak terpakai. Kadang sampah itu dianggap orang sebagai persoalan
sepele.
Padahal sampah yang dibiarkan itu, kalau sudah waktunya bisa bawa bencana, penyakit, rusaknya lingkungan bahkan perburuk keindahan suasana.
Padahal sampah yang dibiarkan itu, kalau sudah waktunya bisa bawa bencana, penyakit, rusaknya lingkungan bahkan perburuk keindahan suasana.
Tugu Adipura Kota Gorontalo di simpang lima Telaga dihiasi sampah_budisusilo |
Tidak terkecuali di Kotamadya
Gorontalo provinsi Gorontalo. Sekitar seminggu aku menetap di Kota
Gorontalo, telah melihat hal-hal yang tak mengenakan, serasa rasa nyaman
terampas begitu saja.
Aku merasakan ini di kawasan perlimaan tugu Adipura, atau orang setempat sering menyebutnya sebagai perlimaan Telaga yang terdapat bundaran digital visual yang sekarang rencananya sedang dibangun air mancur.
Ibarat pepatah 'tong kosong nyaring bunyinya', tugu Adipura Kota Gorontalo tahun 2006 hanya sekedar simbol namun sisi fakta yang terjadi tidaklah nyata.
Aku saksikan dengan mata kepala sendiri, Kamis (12/7/2012), di depan persis tugu yang terpampang jelas bertuliskan Anugerah Adipura Presiden Kota Gorontalo sebagai Kota terbaik Pengelolaan Lingkungan Perkotaan untuk Kota Sedang Jakarta 12 Juni 2006, dihiasi sampah.
Sampah-sampah tersebut beragam, ada sampah dedaunan, kertas, plastik bekas, hingga gundukan lumpur yang menghitam. Akibat ini, tentu merusak keindahan taman tugu Adipura tersebut.
Memang bicara sampah di Kota Gorontalo, hari ke hari terus bertambah volumenya. Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, data Juli hingga pertengahan Agustus tahun 2012, total sampah sampai di angka 560 kubik per harinya.
Belum lagi ditambah dilingkungan tersebut udaranya sudah tidak bersahabat bagi indera hidung kita. Udara di seputaran bundaran Tugu Adipura Kota Gorontalo sudah tidak bersih dan nyaman.
Aku merasakan ini di kawasan perlimaan tugu Adipura, atau orang setempat sering menyebutnya sebagai perlimaan Telaga yang terdapat bundaran digital visual yang sekarang rencananya sedang dibangun air mancur.
Ibarat pepatah 'tong kosong nyaring bunyinya', tugu Adipura Kota Gorontalo tahun 2006 hanya sekedar simbol namun sisi fakta yang terjadi tidaklah nyata.
Aku saksikan dengan mata kepala sendiri, Kamis (12/7/2012), di depan persis tugu yang terpampang jelas bertuliskan Anugerah Adipura Presiden Kota Gorontalo sebagai Kota terbaik Pengelolaan Lingkungan Perkotaan untuk Kota Sedang Jakarta 12 Juni 2006, dihiasi sampah.
Sampah-sampah tersebut beragam, ada sampah dedaunan, kertas, plastik bekas, hingga gundukan lumpur yang menghitam. Akibat ini, tentu merusak keindahan taman tugu Adipura tersebut.
Memang bicara sampah di Kota Gorontalo, hari ke hari terus bertambah volumenya. Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, data Juli hingga pertengahan Agustus tahun 2012, total sampah sampai di angka 560 kubik per harinya.
Belum lagi ditambah dilingkungan tersebut udaranya sudah tidak bersahabat bagi indera hidung kita. Udara di seputaran bundaran Tugu Adipura Kota Gorontalo sudah tidak bersih dan nyaman.
Sampah bertebaran di lapangan taman Taruna Kota Gorontalo_budisusilo |
Misalnya, jalan dipinggiran perbatasan Kelurahan
Paguyuman Kecamatan Kota Tengah Kotamadya Gorontalo berpasir putih
hingga trotoar jalan pun sampai tidak jelas keberadaanya.
Kemudian, kala ada kendaraan bermotor melintas di jalan tersebut, maka daerah tersebut akan berdebu, tentu ini membuat tidak nyaman bagi para pengendara motor dan pejalan kaki.
Persoalan ini sebenarnya pekerjaan rumah bersama. Penyebaran sampah dapat kita perangi jika kita sadar akan kelestarian lingkungan alam. Bila ini kita sadari yang untung dari kita dan untuk kita juga.
Langkah kecil yang perlu kita lakukan dapat kita lakukan terkait pengendalian sampah ini. Misalnya membiasakan belanja sesuatu barang tidak menggunakan kantung plastik yang sekali pakai.
Rasanya mubazir, akan sia-sia begitu saja bila kita pakai kantung plastik hanya sekali pakai. Usai digunakan, kita buang begitu saja, akibatnya menjadi sampah plastik yang tersebar dimana-mana bumi kita rusak tak indah lagi.
Mari dari sekarang kita budayakan minimalisasi penggunaan kantung plastik. Karena jenis sampah ini butuh ratusan tahun untuk di urai di dalam tanah.
Begitu pun, kalau penanganan sampah plastik dengan dibakar juga akan lebih membahayakan. Hasil penelitian, plastik dibakar ia akan hasilkan zat berbahaya bagi lapisan ozon bumi yang kondisi terkini sudah memprihatinkan, lapisan atmosfir berlubang besar.
Mau belanja ? Ayo bawa persiapan kantung belanja sendiri. Mari kita jadikan gaya hidup sehari-hari, berbelanja membawa kantung sendiri itu bentuk pelaksanaan pengamalan kecintaan terhadap planet bumi kita. ( )
Kemudian, kala ada kendaraan bermotor melintas di jalan tersebut, maka daerah tersebut akan berdebu, tentu ini membuat tidak nyaman bagi para pengendara motor dan pejalan kaki.
Persoalan ini sebenarnya pekerjaan rumah bersama. Penyebaran sampah dapat kita perangi jika kita sadar akan kelestarian lingkungan alam. Bila ini kita sadari yang untung dari kita dan untuk kita juga.
Langkah kecil yang perlu kita lakukan dapat kita lakukan terkait pengendalian sampah ini. Misalnya membiasakan belanja sesuatu barang tidak menggunakan kantung plastik yang sekali pakai.
Rasanya mubazir, akan sia-sia begitu saja bila kita pakai kantung plastik hanya sekali pakai. Usai digunakan, kita buang begitu saja, akibatnya menjadi sampah plastik yang tersebar dimana-mana bumi kita rusak tak indah lagi.
Mari dari sekarang kita budayakan minimalisasi penggunaan kantung plastik. Karena jenis sampah ini butuh ratusan tahun untuk di urai di dalam tanah.
Begitu pun, kalau penanganan sampah plastik dengan dibakar juga akan lebih membahayakan. Hasil penelitian, plastik dibakar ia akan hasilkan zat berbahaya bagi lapisan ozon bumi yang kondisi terkini sudah memprihatinkan, lapisan atmosfir berlubang besar.
Mau belanja ? Ayo bawa persiapan kantung belanja sendiri. Mari kita jadikan gaya hidup sehari-hari, berbelanja membawa kantung sendiri itu bentuk pelaksanaan pengamalan kecintaan terhadap planet bumi kita. ( )
Komentar
Posting Komentar